oke jadi gue ralat a/n yang tadi. gue post chapter 2 oklahomies –happy reading :)
--
(kris's pov)
Lo tau gak yang namanya kampret momen? Ternyata gedung apartemen om gue ada dibelakang 7-Eleven. Pantes aja gak ketemu-ketemu walaupun udah di satu jalan yang bener. Soalnya gue fokus nyariin apartemennya disekitaran depan 7-Eleven.
Njes jadi malu-maluin diri sendiri banget. Pulangkan saja daku ke Indonesia, mama! Pulangkan!
Oiya kita belum kenalan wkwk. Nama gue Krisadrina Ava Benjamin. Gue blaster, tapi orang lain gak ada yang bakal percaya gue blaster. Iya soalnya sebenernya yang blasteran itu kakek gue, jadi gue cuma kebagian seperempat atau sepertiga darah Amerika. Gue juga lahir besar di Indonesia dan 5 tahun yang lalu pindah ke Oklahoma, daerah asal keluarga papa.
Kalian gak bakal suka sama alasan gue pindah ke sini. Yang jelas, bukan karena pekerjaan orangtua yang fix banget itu mainstream. Titik.
"Here we go." Greyson menunjuk ke gedung apartemen besar, yang untuk sesaat dalam benak gue seolah-olah dia yang mendatangi dan berdiri didepan kita berdua. Pikiran gue kadang terlalu imajinatif.
"Thank you so much."
"You are welcome, Kris."
Gue masuk ke dalam lobby dengan langkah riang karena udah selamet dari kesasar. Tapi pas ngelewatin pintu masuk, gue ngeh ada sesuatu. Gue membalikkan badan dan menemukan Greyson berjalan mengikuti gue, masih menyeret koper dibelakangnya.
Gue berhenti berjalan dan menatapnya bingung. Kenapa dia ngikutin gue? Wah kesambet kali, kelupaan kalau dia janjinya cuma nunjukin jalan doang. Gue pun mengibas-ibaskan tangan didepan muka Greyson seraya bilang, "Um, hello?"
"Hello too."
Lah bukan itu maksud gue-_-
"No, not 'Hello too'."
"So? Good afternoon?"
"No," gue ketawa miris sama nasib gue. Ternyata Greyson seimbang antara ganteng dan oonnya (ganteng banget dan juga oon banget)
"I mean, why are you following me? You can go h—" serta merta gue menutup mulut dengan tangan. Eh iya, gue lupa Greyson kan diusir emaknya.
Greyson cuma mengernyit bingung—kedua alisnya terangkat dan kepalanya miring ke kiri sedikit. He looks cute....
Ehm.
Oke, gue salah fokus lagi.
"Emm no. Let's meet my uncle." gue tersenyum. Greyson sendiri gak keliatan bingung lagi. Dia dengan senang hati menarik tangan gue untuk diajak ke lift. Kok malah lebih semangat dia sih? Yah gapapa.
--
Om gue namanya Anton. Bukan Anton Zaslavski alias Zedd walaupun gue selalu ngarep dia adalah Zedd yang menyamar jadi 'bukan Zedd'. Yah atau kembaran Zedd yang tertukar pas masih bayi di rumah sakit juga gapapa deh, yang penting masih ada sangkut paut sama Zedd.
Sedihnya Om Anton tetep bukan siapa-siapanya Zedd padahal dia juga punya brewok loh btw. Malahan brewok Om Anton jauh lebih cetar dari Zedd—istrinya sampai bisa ngepangin tu brewok mulai dari kepang biasa sampai ke kepang model Prancis. Seharusnya Zedd minder sama om gue karena brewoknya kalah cetar, lalu dia harus mengklaim ke publik bahwa Om Anton adalah saudaranya yang telah lama hilang waktu lahiran.
Padahal salah satu tujuan gue ke Amerika adalah untuk mengenyahkan pikiran ftv mainstream kayak gitu. Tapi nyata-nyatanya gue keinget juga. Berasa udah permanen gitu ftv di otak gue -_-
Mister-Mister (Indo: mas-mas) resepsionis bengong ngeliatin gue dan Greyson yang jalan dengan cueknya ke lift. Eh gue peka kok sama misternya, kan gue sering dikodein sama—eugh—Dylan... Uh, jangan bahas dia deh.
Baru juga Greyson mau mencet tombol pintu nutup lift, si mister resepsionis akhirnya negur dan marah-marah. Si mister resepsionis malah sampai ngatain kita "tukang nyelonong", "maling kayak kucing" , lalu "malu sama kucing, meong meong mbeek".
Semoga aja kalian tabah sama sisi-weird gue. Gue emang gak pinter-pinter amat bernarasi. Oke kembali lagi
Si mister resepsionis menghampiri kita, pada akhirnya. "Sorry but both of you can't go without fill the administration. Listen, we have procedure here, so you have to finish administrative provision if you want to hire a room with your girlfriend."
GirlfRIEND?!!!!!!
Gue syok ditempat. DIA BILANG APA BARUSAN? GIRLFRIEND? GUE? SAMA COWOK CENGENG INI?! DIA BILANG KITA TADI APA?!
Bisa diulang gak mas? Hehehehe pacar ya? Menurut mas, gue sama dia cocok gak? Hehehe.
"Whoops." Greyson ketawa-tawa sendiri. Tampaknya dia udah ngerti duduk permasalahannya. "I'm sorry but no one from us wants to get a room or anything. My name is Greyson Chance, and this is Kristina Benjamin—"
"Krisadrina Benjamin."
"Ah, that's it. She wants to meet her uncle. He lives here, isn't he?"
"Anton Benjamin," kata gue.
"Oh, Anton Benjamin. I know him." muka si penjaga resepsionis langsung bersemu merah. "I'm terribly sorry for this mistaken."
Enak aja sorry-_- kalau dia bukan petugas di apartemen ini, pasti udah gue getok palanya pake kopernya Greyson.
-
Let's just skip bagian gue akhirnya berhasil memberikan bungkusan titipan mama ke Om Anton. Karena masalah yang sebenernya muncul sekarang ini. Gue ga bisa pulang.
Bukan karena gue lupa jalan pulang, tapi gue kasian sama Greyson. Bocah ini udah mirip gelandangan banget masa...
Kita berdua duduk di halte bus yang kosong, dan Greyson tampak lesu banget. Dia cuma goyang-goyangin kaki. Matanya menatap ke bawah sedih. Gue kaget aja ternyata ada mama yang sekejam mamanya Greyson yang sampai tega ngebuang dia ke jalan cuma karena masalah salah paham.
Karena gue orang baik, gue jadi pengen banget menolong dia. Gimana kalau Greyson kelamaan ngegembel trus dia ditangkep polisi razia, atau mati kelaparan dibawah kolong jembatan gara-gara gabisa beli makan, atau malah jadi penjahat? Gue harus nolong dia.
Tapi gue ga yakin juga ide gue bakal berjalan mulus.
"So..." gue memikirkan kata yang tepat untuk memulainya. Tapi yang keluar malah, "Greyson?"
"Mm?" gumamnya tanpa menoleh.
"Do you have any relative like uncle or aunty?"
"I do," dia mengangguk. "But they live in Los Angeles and Manhattan." kemudian dia menoleh ke gue. "I know what you're thinking, Kris. Thanks. I did think about stay with them while trying to convince my mom. But badly I can't afford any transportation. I didn't have my wallet with me."
"Me too," gue menghela napas. "I only have $5."
Greyson tersenyum kecut. Oke. Jadi sepertinya memang inilah satu-satunya jalan untuk menolong dia.
"But how about... You stay with me?" tanya gue lagi. "I currently live with my dad and my brother. And I think I could convince them to let you stay with us." []
once again sorry for the loooooooooooong hiatus on this story:')
KAMU SEDANG MEMBACA
OKLAHOMIES // greyson chance
Humor“MOMMY PLEASE DON’T!” –tapi mom sudah mendorongku keluar, begitu juga dengan koperku. Setelah itu, tanpa adegan slow motion, pintu utama rumah dibanting menutup dengan kasar…persis didepan mataku. “MOMMY!!!” Aku merengek sambil terus menggedor tapi...