Kencan ke-2

5.5K 236 2
                                    


Setelah menjalani UTS yang cukup lama. Saya kembali lagi hoho

Setelah hampir setengah jam Nabila terbaring di tempat tidur menunggu kabar cakes (calon kekasih) nya yang tak urung juga membalas pesan singkatnya. Membuat Nabila sedikit harap-harap cemas. Ia pun menatap jam dinding dikamarnya, matanya membulat lebar ketika jarum jam sudah menunjukkan angka 6. Ia menepuk keningnya kuat-kuat.

"Astaghfirullah. Udah magrib"

Nabila segera lari terbirit-birit menuju kamar mandi, ia pun membersihkan dirinya. Lalu mengambil wudhu dan sholat. Sesaat setelah berdoa, ponselnya berdering tanda panggilan masuk, ia berharap yang menelpon adalah Alvian. Nabila pun segera meraih ponselnya. Lalu seketika saja mimik mukanya berubah menjadi masam ketika mengetahui siapa yang menelpon dirinya. Abang Gerry. Nabila menjawab telpon dengan malas.

"Halo?? Kenapa bang?"

"Bukain pager dong, itu ada temen abang. Fatir. Kamu temenin dia ngobrol sebentar ya. Dikit lagi abang nyampe nih"

"Fatir? Temen abang yang dari Amerika itu?"

"Iya, yaudah ya abang matiin dulu. Lagi nyetir nih"

Belum sempat Nabila mengomel. Telpon pun sudah terputus. Ia pun membuka mukenanya lalu duduk ditepi bed.

"Aduh. Mati deh gue itu bule ngapain sih kesini. Mana bisa gue ngomong inggris"

"Huh. Tenang-tenang" Nabila pun menghembuskan nafasnya pelan. Ia pun bangkit dari duduknya berniat ingin segera ke bawah membukakan pagar. Kan kasian itu bule kelamaan nunggu. Tetapi baru 2 langkah ia akan keluar dari kamarnya ponselnya berdering lagi tanda pesan masuk. Nabila pun berbalik lalu mengambil ponselnya.

Alvian

"Makan malem berduanya ditunda. Gue ada latihan basket. Lo harus ikut."

Nabila hanya melongo membaca pesan dari Alvian. Ia pun segera membalas pesan singkat itu.

"Gue gak bisa. Ada tamu di rumah"

Alvian

"Vionna udah di jalan jemput lo"

Nabila hanya membacanya tidak langsung membalas, karena bunyi bell rumah yang terus-terusan bernyanyi. Nabila pun segera keluar dari dalam rumah. Motor Ninja merah sudah terpampang diluar pager rumahnya. Dengan sang pemilik yang sedang duduk diatas jok motornya.

Nabila pun membukakan pager dengan perasaan yang tak karuan. Ia terus memikirkan kalimat apa yang akan ia ucapkan. Sang pemilik motor segera turun dari motornya lalu melepas helm miliknya. Nabila yang sedari tadi menunduk, tidak menyadari bahwa sang pemilik motor sedang memperhatikannya.

"Hai" sapa sang pemilik motor.

Dengan refleks Nabila menegakkan kepalanya, kali ini tatapannya tidak lepas menatap kedua bola mata coklat terang didepannya. Sang pemilik motor hanya tersenyum.

"Kamu Nabila?" tanya sang pemilik motor dengan logat bahasa indonesianya yang kental. Dengan gagap Nabila menjawab "Ye-s" sambil tak henti-hentinya menatap sang pemilik motor begitu lekat. Kayaknya ini bukan Fatir. Tapi pangeran dari negri kayangan mau nyulik gue naik motor ninja. Aduh so sweet.

"Hai Nabila" sapa sang pemilik motor lagi sambil melambaikan tangannya di depan wajah Nabila.

"Hah-ya, sorry I'm.. hmm" eng ing ong Nabila ketar ketir sendiri bingung ingin mengucapkan apa.

"Selow aja kali. Kenalin. Nama gue Fatir " ia pun menjulurkan tangannya pada Nabila. Kontan saja Nabila segera menyambutnya. "Nabila, ternyata bisa bahasa indonesia juga ya? Hehe kirain". "Iya udah tau kok. Jelas bisa bahasa indonesia kan gue lama tinggal di indonesia" jelasnya. "Hmm. Yaudah masuk dulu. Sekalian nunggu abang pulang" ajak Nabila dengan lemah lembut. Fatir mengangguk setuju. Ia pun mendorong motornya masuk ke garasi rumah Nabila.

NABILA & ALVIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang