Kejutan Manis

4.4K 221 5
                                    


Sebuah panggilan masuk, mengagetkan Nabila yang sedang duduk ditepi bed. Andini dengan jahil menyambar ponsel Nabila dengan gesit.

"Andin! Balikin ponsel gue" gerutu Nabila kesal.

"Dari siapa nih?"ledek Andini yang masih setia menjulurkan tangannya keatas menghindari Nabila yang sedang susah payah merampas ponselnya.

"Oke nggak gua bagi jajanan gue ke lo"

"Lho nggak bisa gitu dong!" sahut Andini. Tangannya mulai menurun perlahan. Ia genggam erat-erat ponsel milik Nabila. Ponsel itu terus bergetar. Nabila pun merebut ponsel miliknya dan berlari keluar rumah. Andini mengikuti dan menguping tepat dibalik pintu.

"Halo..."

"Halo sayang, gimana kabar kamu. Sehat kan nak?"

"Iya Bunda, Lala sehat, Bunda sama Ayah gimana?"

"Alhamdulillah Bunda sama Ayah sehat, udah makan nak?"

"Udah kok Bun"

"Yaudah baik-baik ya La, disana. Jangan nakal, kalo kemana-mana permisi. Jaga sopan santun"

"Iya Bundaku sayang...."

"Oh iya bentar, itu nak Ian apa kabar? Baik-baik aja kan dia? Kamu sama dia teruskan disana? Saling ngejaga ya La, kalo ada apa-apa langsung telpon Bunda, Ayah, atau Abang"

"Iya, cowok playboy itu baik-baik aja kok Bun. Bun udah dulu ya Bun, Lala mau tidur dulu, Daaaahh Bunda. Love you"

"Eh eh jang-"

"tut..tut...tut "

Nabila mendengus "Dari Bunda kamu?" tanya Andini yang tiba-tiba saja muncul dari balik pintu. Nabila mengangguk. "Apa katanya?" tanya Andini sekali lagi. Nabila sudah mengambil posisi duduk di kursi yang ada di dekat jendela. "Jangan bikin penasaran dong". Nabila pun mengambil nafas dan mulai membuka mulutnya. "Nggak papa. Eh udah malem nih lo nggak ngantuk?". Andini mendengus sebal, selalu saja Nabila mengalihkan pembicaraan.

Jalan raya yang ada di depan rumah terlihat sepi hanya sekali atau dua kali motor-motor berlalu lalang. Alvian bersama Dani dan Boni jalan bersamaan. Mereka mendapatkan tugas menjaga wilayah 4.

"Eh, kau tau tidak kalau aku sedang lapar saat ini dan perutku membutuhkan makanan" Alvian memutar bola matanya sedangkan Dani hanya cengengesan.

"Perut saja yang kau isi. Lihat ini udah jam berapa. Masih mikirin makan" ucap Dani yang berjalan tepat dibelakang Boni dan Alvian. Boni berhenti melangkah, tatapannya menatap rumah yang ada disebrangnya.

"Gile ada bidadari cantik" celetuk Boni. Ketiga cewek yang ada didepan teras masih tertawa riang sedangkan jam sudah menunjukkan angka 11 malam. Dani menoleh diikuti Alvian yang sedang memegang senter dnegan spontan menjulurkan tangannya. Sehingga sinarnya menyilaukan ketiga cewek yang sedang bercanda gurau.

Nabila merasa matanya sangat silau. Ia menutup matanya dengan lengan tangannya. ia berdiri, bangkit dari kursinya. Kedua telapak tangannya mengepal keras. Emosinya hampir saja memuncak ketika silauan cahaya itu mulai memudar dari pandangannya. Tubuhnya sedikit dingin ketika ia melihat ketiga cowok yang ada disebrang. Alvian masih menatap Nabila, sedangkan Nabila yang merasa sedikit risih mengalihkan tatapannya menatap cowok tinggi yang ada disamping Alvian. Dani, cowok itu melempar senyumannya pada Nabila.

"Kalian belum tidur?" tanya Dani.

"Belum. Kalo udah tidur kami nggak ada disini" sahut Andini

"Betul itu!" teriak Boni setuju. Alvian menoleh dengan tatapan dinginnya yang hampir membuat Boni benar-benar membeku ditempat.

NABILA & ALVIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang