Gadis remaja dengan rambut hitamnya yang ia sengaja gerai tengah duduk di taman seraya memandang senja yang begitu indahnya.
Kesehariannya memang seperti ini, memandang langit di sore hari lalu pulang saat langit sudah gelap. Gadis itu bernama Loura Jessie.
"Aku suka senja. Dia indah," kata Loura seraya tersenyum manis menatap langit sore yang berwarna oranye.
Tap...tap...tap...
Suara langkah kaki yang begitu kuat. Pandangan Loura teralihkan oleh suara jejak kaki tersebut. Baru kali pertama bagi dirinya mendengar langkah kaki tersebut, sangat aneh tapi nyata.
Loura melihat ke arah sekitar, bola matanya memutar ke segala arah. Namun tidak terlihat siapapun di sana. Loura penasaran sekaligus merasa takut.
"Kamu ngapain ada di sini? Langit sudah mulai gelap," suara pria tua yang tiba-tiba muncul di indra pendengarannya.
Sontak membuat tubuh Loura menjerit kaget, Loura mengeluskan dadanya.
"Kakek muncul darimana? Tadi saya bener-bener gak liat siapa-siapa di sini," ucap Loura yang ingin segera beranjak dari bangkunya, namun tertahan karena ia juga harus sopan dengan seseorang yang lebih tua darinya.
"Kakek dari arah belakang. Kamu sebaiknya pulang, gadis seperti kamu tidak baik masih di luar rumah seperti ini," tutur pria itu lalu tersenyum. Loura ikut tersenyum, namun perasaannya ada yang begitu janggal dengan kakek tersebut. Apakah langkah kaki itu dirinya?
"Iya kek, ini juga saya mau pulang. Saya boleh mengajukan pertanyaan ke kakek?"
Pria tua itu menaikkan salah satu alisnya. "Silakan."
"Tadi saya mendengar suara langkah kaki. Keras gitu kek. Apa itu kakek?"
Pria tua itu lagi-lagi tersenyum, lalu mengelus puncak kepala Loura lembut. Wajah tegang Loura, membuat dirinya tidak tega karena dirinya gadis di sampingnya ini menatapnya dengan rasa takut.
"Kamu lebih baik pulang. Wajah kamu pucat. Saya permisi," kata pria tua itu, lalu meninggalkan Loura yang masih duduk manis di bangku taman.
Dan benar, suara tersebut terdengar lagi. Loura yakin, suara yang begitu terdengar jelas di telinganya berasal dari derap langkah kakek tersebut.
Setelah sosok kakek tersebut hilang dari pandangannya, Loura segera berjalan pulang ke rumah.
"Ini cuma perasaan aku aja apa enggak ya? Aku yakin, ada yang janggal dari kakek tadi," kata Loura pada dirinya sendiri.
Loura memasuki gerbang rumahnya dengan rasa penasaran yang masih memutari otaknya. Kakek itu sangat menambah beban pikirannya.
"Assalamu'alaikum," ucap Loura saat memasuki rumah yang begitu besarnya.
"Wa'alaikum salam non Loura. Akhirnya pulang juga," balas bi Sinah yang tengah sibuk mengelap meja tamu.
"Iya nih, bi. Kalo gitu, Loura ke kamar dulu ya mau mandi," kata Loura seraya berjalan menuju kamarnya yang berada di lantai dua.
"Baik ,non. Nanti, bibi masakin nasi goreng pedas kesukaan non Loura," kata bi Sinah kembali.
"Iya bi, makasih ya."
"Sama-sama, non."
***
Loura telah duduk manis di meja makan, bi Sinah membawakan sepiring nasi goreng pedas serta segelas air putih untuknya.
"Makasih ya, bibi cantik," kata Loura.
"Iya non sama-sama. Non Loura bisa aja ih, saya jadi malu," balas bi Sinah malu-malu. Loura hanya tertawa lalu menyantap nasi goreng pedas yang menjadi makanan favoritnya sejak dia SMP.
"Kalo begitu, bibi permisi mau ke kamar ya, non. Kalo ada apa-apa panggil bibi aja ya, non," ucap bi Sinah kembali.
Loura mengangguk.
"Oh iya bi, bunda sama ayah pulangnya malem lagi ya? Mereka lembur?" Tanya Loura ketika kedua orang tuanya sering sekali bekerja lembur di kantor dan membuatnya setiap hari merasa kesepian. Karena Loura merupakan anak tunggal di keluarganya.
"Mungkin, non. Bibi juga kurang tau."
"Yaudah gak papa. Bibi istirahat aja dulu," kata Loura seraya menyuapi nasi goreng ke dalam mulutnya.
"Baik, non. Bibi permisi."
Loura masih menikmati nasi goreng pedas kesukannya, seraya memainkan ponselnya melihat homeline sosial media miliknya.
Tiba-tiba, bayangan hitam berjalan melambat muncul dari luar jendela. Spontan, membuat Loura melebarkan pengelihatannya.
Loura mengucek kedua matanya beberapa kali, memastikan apakah yang ia lihat itu nyata atau hanya ilusinya saja.
"Siapa di luar?!" Kata Loura lalu bangkit berdiri, berjalan melambat mendekat ke arah jendela. Bayangan itu masih terlihat jelas di sana.
"Sumpah aku takut. Tapi penasaran," kata Loura lalu perlahan membuka hordeng besar berwana emas kecokelatan itu.
Srekk...
"Kok gak ada siapa-siapa? Tadi jelas banget kok, kayak ada orang di luar," kata Loura tidak percaya dengan apa yang diliatnya tadi dan sekarang sudah menghilang. Tidak ada siapa-siapa di luar.
Loura menutup hordengnya kembali, jantungnya bekerja begitu cepat, napas Loura yang tidak teratur, dan perasaan aneh mulai muncul dengan beribu pertanyaan menghantui pikirannya.
"Rumah ini ada hantunya apa ya? Perasaan baru pertama kali aku ngerasain hal aneh kayak gini," kata Loura lalu segera berjalan kembali ke meja makannya.
"Apaan itu?!" Teriak Loura ketika melihat sekelebat bayangan lewat menuju gudang kecil rumahnya.
Loura memang takut sekarang, tapi rasa penasarannya membuat dirinya berusaha untuk mengikuti bayangan hitam besar tersebut. Melangkah dengan perlahan, bayangan itu masih ada di sana. Bayangan hitam itu memasuki gudang.
Loura terus melangkahkan kakinya, hingga bayangan hitam itu menghilang dari pandangannya secara tiba-tiba.
"Tuh kan ilang. Hantu? Atau orang iseng, sih?" Tanya Loura dengan nada jengkel. Ia menjadi kesal sendiri.
Loura menarik napasnya panjang, mencoba menetralkan jantungnya. Loura memutuskan untuk kembali ke dalam kamarnya. Ia lebih baik makan di kamar seraya memainkan ponselnya.
"Mending aku lanjut makan di kamar aja deh."
Loura mengambil sepiring nasinya dan ponselnya lalu membawanya menuju kamar.
Sesampainya di kamar, Loura duduk di pinggir ranjangnya seraya menghabiskan makanannya yang masih tersisa.
"Aku masih penasaran sama kakek-kakek yang aku temuin tadi sore. Dia emang udah kakek-kakek tapi, aku ngerasa itu malah sebaliknya. Aku ngerasa kakek itu, eh ralat, maksud aku dia bukan kakek-kakek tapi..," oceh Loura kepada diri sendiri.
"Ah udah ah. Mending makan abis itu belajar buat besok. Aku terlalu berat mikirin hal yang aneh kayak gitu," katanya kembali.
Loura pun masih sibuk menghabiskan makanannnya, tanpa sadar ada sesosok pria yang tengah memperhatikan dirinya. Namun, Loura masih asik dengan makanannya sehingga ia tidak menyadari.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Stevra [Completed] [Tahap Revisi]
ФэнтезиKejadian aneh yang tiba-tiba. Pikiran yang tak masuk akal mulai muncul. Bertemu dengan seseorang yang membuat hidupnya berubah. Keajaiban seperti cerita dongeng benar-benar terjadi di dunia nyata Percaya atau tidak, pemeran Loura Jessie dan Steven W...