'Taburan bintang di langit benar-benar indah,seindah mata Lita'. umpat Satrio dalam hati sembari menatap indahnya langit malam. Tiba-tiba dia teringat oleh hobinya yang sama dengan Lita yaitu membuat puisi. Di tulisnya sebait kata-kata indah penuh makna diatas kertas putih nan suci itu.
Permata...
Cahyanya sinar terang
Keburukan kandas dan hilang
Tak terbayang
Permata itu tertanam didalam dirinya
Kau tak akan tau
Karena permata itu
Melekat tepat dihatinya
Maka tetaplah suci hatinya
Permata..
Membuat diri ini terasa nyata
Karenanya
Terkutuklah orang itu
Orang yang telah melukainya
Menggores satu demi satu
Cahyanya yang indah itu
Di permata hatinya....
Dia termenung karena tidak sadar sudah membuat puisi indah berjuta makna untuk Lita yang katanya sang pujaan cinta Hahaha!!. Dia kini tersadar semakin lama hari larut malam, terlebih mamahnya yang mulai teriak dengan suara indah nan merdu yang menugasinya segera tidur karena besok masih hari sekolah. Dia tutup buku yang tercoretkan puisi indah tadi dan dia simpan rapi di meja belajarnya bersama buku lain, diapun berniat akan segera memberikan puisi tersebut untuk Lita.
***
"Lit semalam lanjut pdkt---nya sama Satrio?" Tanya Bila, terkesan judes dan penasaran.
"Ga bil. Semalam aku asik belajar kimia hihi. Lagian dia ga BBM, mungkin dia lagi sibuk juga," sambung Lita dengan nada sedikit kecewa.
"Oh gitu, oh ya tau ga? Tersebar banyak rumor tentang kamu dan Satrio?"
"Masa? Rumor apa sih? Ga pentingkan. Yaudahlah terserah mereka aja mau ngomongin aku apa aja, mungkin mereka iri jadi gitu," jawabnya ketus & cuek.
"Tapi emangnya bener ada something diantara kalian?"
"Ga tau ya. Tanya Satrio aja deh."
Tiba-tiba guru kimia yang killer itu menghampiri dan memandang tajam Lita dan Bila. Dengan wajah tegas, dia menugaskan mereka berdua untuk maju kedepan dengan gerakan bola matanya yang begitu tajam setajam silet eh pisau deng!! Untung sekali untung, Lita semalam sudah belajar sehingga ketika guru itu memberikan soal, dengan lincah dan hitungan detik Lita selesaikan. Tapi... Apa kabar sahabatnya? Ya, si Bila. Yaps dia tidak bisa mengerjakan karena asik dengan kegiatannya semalam, sehingga dia tidak belajar malam itu. Akibatnya, dia mati kutu di depan papan tulis dan sebegitu malunya dia diceramahin guru kimia killer itu. Lita dipersilakan duduk, tapi malang nasib temannya terus mendapat celotehan tajam dan menyakitkan dari guru itu. Sehingga Bila serasa atap kelas seakan runtuh menimpanya, padahal ga mungkin runtuh karena atapnya ialah kelas. Maksudnya ada kelas di atas kelas XI 3 itu. Karena di sekolah ini setiap gedung berlantai 3.
Wajah Bila begitu pucat di permalukan guru itu dan begitu melihat Lita wajahnya memelas seperti teriak dalam hati HELP ME!! HELP ME,PLEASE!!. Lita menjadi tidak enak hati terhadap Bila, tapi apa boleh buat nasi sudah terkubur, upss nasi sudah menjadi bubur. Bila juga sih yang salah segala ngegosip di sela-sela pelajaran guru killer itu, inikan akibatnya ahh. Jadi serba salah banget Lita, mau nolong tapi tak berdaya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Diagnosa Cinta Di Sekolah
RandomCantik. Menarik. Pandai. Kata itulah yang mewakilkan secara umum gadis bernama Lita. Kisah kasih serta persahabatan rumit yang ia jalani mulai terusut tuntas. Sebait kisah mulai terukir seiring berjalannya waktu. BidadariKu? Sepertinya itu kara yang...