-Diamond Track 4-
Tokk Tokk
“Siapaaa?!”
Dengan kepanikan tingkat tinggi aku mencoba menguasai diri, mencoba mengontrol diriku agar berhenti dari kepanikan tidak tentu ini. Aku harus bangkit, belum tentu ia pencuri, mungkin itu pengantar paket, tapi kalau pun itu benar pencuri, aku bisa apa lagi? Menangis? Bukanlah sesuatu yang berguna! Aku harus hadapi ini, jika mati disini, ibuku dan ayahku tidak akan membiarkanku masuk surga karena belum menjadi orang yang sukses!
Berjuanglah, untuk diriku sendiri! Hwaiting!!
Tokk Tokk Tokk Tokk
Sial, tak kan kubiarkan diriku mati sia-sia disini, sebelum menjadi bintang, aku harus tetap hidup! Hadapi dia, Shin Soo Ah!
Dengan hati-hati, tanganku mencoba meraih kusen pintu, perlahan kubuka dan..
Kreeekk…
“Mati kau pencuri, hiat!!”
Braakk Brukk Brakk!!
“Ap-apoo..”
“Mati kau, mati!”
Brakk Brukk!!
“Apo-ya, hentikan!”
“Mati kauuu!!”
Brukk Brakk!!
***
-Few Minutes Later-
“Aish, buat apa kau kesini heh?!”
“Kau kejam sekali, tubuhku jadi sakit semua, aish..”
“Tahu kau dari awal, sudah kucincang habis dirimu,”
Cih, sial~ mana ada seorang yeoja yang sedang lemas sepertiku bertarung begitu semangatnya dengan seorang namja bertubuh atletis seperti dia, aku yang menang pula. Haha, kuat sekali tenagaku ini, tak kusangka, berkat latihan intensifku setiap hari, dapat mengalahkannya dengan begitu mudah..dibantu dengan segagang sapu sih =.=a
“Kau jahat sekali, Soo Ah-ssi. Kenapa kau memukulku kuat sekali? Serasa patah seluruh tulang-tulangku ini, aish..” seru seorang namja yang sedang meringis kesakitan akibat perbuatanku, memukulnya keras-keras~
“Salah sendiri, buat apa kau kemari Sang Seuk-ssi!” sahutku ketus.
Aish, masih saja aku sopan memanggilnya dengan embel-embel ‘ssi’ dibelakang namanya! Lebih baik ia kupanggil dengan sebutan ‘tuan tidak tahu diri’, ya itu lebih menyakitkan namun masih ada sopannya sedikit~
“Heh, menyebalkan~” sungutku seraya membuang muka.
“Ng, aku kesini mau menjelaskan sesuatu, Soo Ah-ssi..” ujar Sang Seuk terhenti.
“Tidak ada yang perlu kau jelaskan lagi! Lagi pula aku heran, darimana kau bisa tahu alamat rumahku? Kau anggota geng?” tuduhku sinis. Kalau benar ia seperti yang kupikirkan, maka aku dalam siaga tinggi kembali. Siap-siap bertarung (?)lagi deh.
“Aniyo, anggota geng apanya? Tentu saja tidak, haha~ kau ini terlalu jauh berpikir, Soo Ah-ya!”
Berpikir terlalu jauh? Heh, tidak salah dengarkah telingaku ini? Apa telingaku sudah tuli heh?!
“Huh, masih berani tertawa lebar seperti itu, besar juga nyalimu Sang Seuk-ssi,” ujarku meledek. Aku sengaja menekan kata ‘nyali’ dan ‘ssi’ pada kalimatku. Aku harap itu membuatnya mengerti bahwa aku tidak suka kehadirannya disini.