PART 1 (NEW STORIES)

103K 481 3
                                        

hai guys, toxic muncul dengan cerita baru ya, jadi cerita yang kemarin di delete aja dri pikiran kalian #CuciMemory. check it out guys!

_________________

"rasanya aku ingin berteriak sekencang-kencangnya. pekerjaan kotor ini membuat hal ini tumbuh diwajahku" aku menggerutu sementara jari telunjuku meraba jerawat pada ujung hidungku.

"Semuanya akan baik baik sama Lar"

"Tentu saja bitch, ini hanya sebuah jerawat. sialan"

aku tahu ini sangat memalukan, Lara Evilly Pearl putri seorang pengusaha ternama bekerja sebagai waitress. Ulangi? WAITRESS

"Santau slut, kata-kata kasarmu cukup menyakiti hatiku"

"Oh kesayanganku Michelle" sementara michelle tak menjawab, dia hanya terkekeh.

disinilah aku sekarang, bertopeng sebagai orang biasa. Michelle yang tahu siapa diriku sebenarnya. dia adalah sepupuku.

dia yang selalu menemaniku pergi kemanapun. termaksud untuk hukuman ini, michelle pun dihukum karena alasan yang sama sepertiku, menghambur-hamburkan uang.

'Semua ini harus selesai secepat mungkin' pikiranku terus mengulangi kalimat itu.

"Lara, bawa caramel mocchiato ini untuk meja 8"

"Yes m'am"

Aku mengambilnya dengan berat hati dan segera berjalan menujur meja 8. Saat aku melihat ke samping kiri, mataku terfokus pada sepasang kekasih sedang berciuman. Entah aku berfikir itu adegan romantis atau menjijikan.

BRAAKKK...

"Ya Tuhan. Maafkan aku. Apa yang telah aku lakukan. Apa kau baik baik saja?" Aku segera mengambil tissue yang berada di meja kosong dan membersihkan jas dan kemeja pria yang terkena tumpahan caramel mocchiato.

Tunggu, otot perut sixpacknya terasa keras dan panas. sexy.

"Tidak apa, aku baik baik saja"

Aku mengadahkan wajahku keatas dan menatap mata pria itu.

Pria yang sempurna. Sepertinya umurnya 27tahun. Sangat tampan dan terlihat mapan. Rambutnya yang klimis. Tapi, mengapa aku menilai pria ini?

"Miss? Apa kau baik-baik saja? Kau melupakan seragammu, bisa aku membersihkannya juga?"

Pria itu terkekeh dengan tatapan intensnya. Sementara pipiku menghangat.

Entah aku tak tau apa yang harus aku katakan untuk menjawabnya.

"Permisi tuan, apa pegawai kami melakukan kelalaian?"

Supervisor atau Mr.Ben datang mengacaukan moodku.

"Tidak, hanya ketidak sengajaan. Bisa saya berbicara pribadi dengan pegawai anda tuan?"

"Maaf, pegawai kami dibayar untuk bekerja tuan"

"Sepertinya aku harus kembali bekerja" ucapku sekenanya dengan memutar bola mataku malas.

Mr Ben sialan. Pria gendut tua bangka bau tanah itu mengacaukan moodku. Aku berjalan meninggalkan mereka berdua.

Sekitar 5langkah setelah meninggalkan mereka berdua. Mr.Ben memanggilku kembali.

'Sialan, apa lagi?' Aku memaki dalam hati.

"Pria ini membayar untuk berbicara denganmu. Meja 6"

Mr.Ben tersenyum senang dan melirik kepadaku. Aku berjalan menuju meja nomor 6, tempat pria itu duduk.

ToxicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang