part 7

199 10 2
                                    

Betapa terkejutnya aku melihat.....
Jantung nya sudah tak berdetak lagi. Aku menangis meratapi tubuh Axhiang yang terbujur kaku.
"Hei, yang sabar ya. Aku juga turut berduka cita."ucap Marcello.
"Kau tidak nengerti bagaimana perasaanku terhadap Axhiang. Dari dulu kau hanya bisa meledekku saja." Bentakku kepada Marcello dan pergi meninggalkan ruangan itu.

Tiba tiba Albert melihat kembali.
"Cel, itu jantungnya berdetak kembali." Seru Albert.

"Oh, sungguh keajaiban. Wil, kemari kau. Axhiang masih hidup." Teriak Marcello sambil berlari ke arahku.

"Kenapa secepat ini.... dia... meninggal secepat ini.... aku belum sempat mengenalnya lebih dekat. Perasaanku....." perkataanku tiba tiba terhenti ketika Marcello datang.

"Wil..... A...Axh..Axhiang....masih hidup." Ucap Marcello dengan napas terengah engah.

"Benarkah?"ucapku.
"Ya, betul." Jawab Marcello.

Aku pun segera berlari menuju kamar nya Axhiang. Dan kulihat Axhiang sudah sadar.
Aku pun mendekati Axhiang.
"Benarkah ini kau...kau masih hidup?"tanyaku.
"Ya ini aku. Aku masih hidup."jawab Axhiang.

"Aku juga merasa sudah sehat. Aku akan ke kampus besok."
Ucapnya.
Aku merasa sedikit lega karena Axhiang sedikitnya sudah sadarkan diri.

"Tidak!!!!!..... apa.... apakah ini cuma mimpi." Aku terbangun dari tidurku." Kulihat di tempat tidurnya, Axhiang sudah ada.

Ternyata Axhiang baru datang dari restoran bersama ayahnya.
"Axhiang?apa itu kau?"
"Iya ini aku."
"Kau sudah sadar"
"Aku merasa sangat sehat sekarang. Saatku sadar kau malah tertidur." Ucap Axhiang

Sebenarnya saatku datang di rumah sakit. Aku duduk di samping Axhiang. Karena mataku mengantuk. Aku tertidur.

"Kau besok ke kampus?" Tanyaku.
"Tentu saja. Aku tidaj akan menyia nyiakan kesehatan ku ini." Ucap Axhiang.

Aku dengan lega kembali ke rumah paman.
"Aku pasti... tidak akan menyia nyiakab hidupmu, Axhiang." Ucapku.
"Sekarang saatnya aku mengakui. Perasaanku terhadapnya. Nanti di kampus." Gumamku.

Tanpa tersadar jam 9 malam ini aku tertidur.
"
"Wil bangun. " kata seseorang di tepi ranjangku.
"Mom? Benarkah ini mom? Mom!!!" Teriakku sambil memeluk mom.

Sorry ya cerita nya dibuat lebih pendek gara gara permintaan dari temenku itu. Hayoo tunggu Part 8 nya ya.
Jangan lupa Vote and coment ya.

1001 Cahaya di Langit BeijingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang