Chapter 3: Mantan dan Gebetan (P.2)

74 4 2
                                    

✳Echy✳

Lucu nih, pembahasan kali ini mengenai mantan dan gebetan.

Biar lebih greget dan terkesan tidak ada yang ditutup-tutupi. Aku bakal menceritakan mengenai masalah percintaan Mutia.

Karena percintaan Mutia adalah 'Masalah' yang patut diperbincangkan.

Mutia. Duh, ini orang keliatannya susah jatuh cinta. Padahal baru-baru ini dia ngaku kalo dia sebenarnya lebih mudah dari aku kalo jatuh cinta. Bedanya, dia lebih bisa mendam perasaannya sedangkan aku gak bisa.

Yang paling pertama, mari kita bahas mengenai mantan Mutia. Panggil saja namanya Duhar. Duhar ini pacar pertama Mutia di SD.

Wew, ngeri bukan? SD dulu aja udah cinta-cintaan. Apalagi sekarang ya? Ikkeh-ikkehan mungkin.

Singkat cerita, dengan suatu alasan yang aku tidak tau jelas. Karena Mutia ini kalo cerita suka setengah-setengah dan orangnya kadang tertutup banget. Yah, sesuai moodnya,sih. Kalo moodnya lagi enak, lebih gampang mengorek informasi.

Ntah gimana ceritanya, si Duhar kembali SMS Mutia di saat Mutia udah duduk sebagai siswi SMP. Owh, nampaknya perasaan yang dulu pernah ada kini kembali lagi untuk Duhar,bung.

Mereka pun berkomunikasi dan akhirnya balikan. Terus mereka putus dan lagi-lagi aku gak tau kenapa mereka bisa putus. Ghaib,bukan? Tapi lucu aja,sih. seorang Mutia yang notabene jarang pacaran bisa sayang-sayangan di SMS sama si Duhar ini. HAHAHA tarik bang jaliiiii ...

Kedua, mengenai tetangga Mutia yang ditaksirnya. Panggil saja namanya Juned.

Nah, Juned ini adalah cowok yang alim. Dia selalu shalat di langgar, gayanya cool , ngomongnya juga irit (kayaknya).

Kalo aku lagi main kerumah Mutia dan tiba-tiba si Juned lagi lewat depan rumah Mutia, Mutia udah kayak orang kesetanan. Menatap Juned dengan tatapan tersepona, tubuhnya melayang-layang dan senyumnya yang lebar sampe aku takut mulutnya bakal robek.

"Aduh Junedku, alisnya tebal banget. Rambutnya aw gantengnyaaaa. Aduuuh." Mutia terus menjunjung tinggi cowok bernama Juned itu.

Ingat ya, nama samaran.

Aku cuma bisa natap datar Mutia yang lagi garuk-garuk sambil nemplok di dinding karena takjub akan indahnya si Junedi.

"Biasa aja ah si Juned. Gendut."

Yeah, karena tipeku adalah cowok yang kurus tinggi. Biasanya kan kalo cowok kurus tinggi, itu-nya panjang ...

Apanya yang panjang? Yup, pikirannya.

Karena aku ngomong gitu, mata Mutia langsung melotot. "Enak aja! Dia itu bukan gendut, tapi badannya berisi!"

Kekuatan cinta membuatnya menentang opini sahabatnya sendiri dengan suara lantang dan nyolot.

Minta digebukin memang.

Yang hebatnya lagi, mungkin karena kekuatan cinta (lagi). Waktu aku sama Mutia memasuki gang menggunakan motor, Mutia lagi fokus ngendarain motor itu dan matanya juga fokus ke depan. Dia juga ngendarain motornya cepat.

Tapi tiba-tiba Mutia bilang,
"Ada Juned di kiri kita."

Buseeet ni anak, walaupun lagi ngendarain motor dan kecepatannya bisa dibilang laju, tapi masih bisa aja ngerasain hawa juned.

Aku ngadap belakang, dan bener aja, ada si Juned di sisi kiri gang. Wew.

Mantapnya lagi, Juned sekarang udah kurus! Ntah dia nge-gym atau beli obat-obat pengurus badan yang dijual di instagram, dia bener-bener berubah jadi lebih kurus, kegantengannya jadi naik 80%.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 17, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Crazy Friends ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang