Prolog

7.5K 265 6
                                    

Tanah padang pasir yang kering tanpa kehidupan. Yang ada hanyalah sisa dari peradaban maju yang kini telah menjad puing. Tanah yang dulunya subur dan penuh kehidupan kini tak menyisakan apapun.

Udara kering dan debu membuat sulit bernafas. Air bersih begitu sulit didapatkan sehingga tumbuhan dan makhluk hidup enggan untuk hidup.

"......."

Di jalanan aspal yang penuh dengan pasir dan debu sepeda motor melaju dengan cepat. Sepeda motor itu adalah sebagian kecil dari sisa teknologi maju yang menggunakan sihir dan teknologi. Mesin terdengar lembut dan tak berisik di telinga adalah bukti bahwa teknologi masa lampau begitu maju. Bahan bakar fosil sudah hampir mustahil didapatkan, sebagai gantinya bahan bakar sepeda diganti dengan Giftnium, atau bisa juga disebut bahan bakar sihir. Meskipun tua dan karatan di berbagai tempat, ini lebih baik daripada harus berjalan kaki.

Seorang pemuda dengan kacamata besar untuk melindungi matanya dari debu. Sapu tangan penuh debu dia gunakan sebagai masker untuk menyaring udara agar dia tak terlalu banyak menghirup udara kotor. Pakaiannya compang camping dan lebih mirip seorang gelandangan.

Ya. Gelandangan mungkin sebutan yang tepat untuk memanggil pemuda itu.

Di atas sepeda motor tak hanya ada dirinya saja. Di pinggangnya sepasang tangan kecil memegang pinggangnya dengan erat agar dia tak jatuh. Pemilik dari tangan mungil itu adalah seorang gadis berambut putih panjang. Usianya berkira sekitar 13 tahun. Walau tertutupi sapu tangan yang sama seperti pemuda itu, mata merah ruby yang indah menjadi tanda bahwa dia akan menjadi gadis cantik di masa depan.

Tak hanya gadis itu yang berada di belakang pemuda itu. Sebuah tas besar yang berisikan tenda dan peralatan seadaanya terikat kuat agar tak jatuh. Tapi yang paling mencolok adalah senjata pistol laras panjang yang merupakan sebuah sniper.

Sniper itu juga peninggalan masa lalu dan tak terlalu banyak berguna dalam pertempuran, tapi bagi pemuda itu, sniper itu adalah senjata yang tepat untuk berburu.

"Onii-..chan.."

"Aku tahu.."

Pemuda itu melirik kaca spion yang sudah retak dan bahkan sulit untuk melihat ke belakang dengan baik, tapi itu bukan masalah. Pemuda itu tahu apa yang ada di belakangnya.

"Lucia, berpeganganlah dengan erat. Kita akan meninggalkan wanita cerewet itu."

Gadis bernama Lucia itu mengangguk pelan dengan senyuman kecil.

Pemuda itu langsung mempercepat gas dan disaat itulah suara mesin mengerang dengan keras dan menambah kecepatan sepeda motor. Sepeda motor itu melaju dengan cepat meninggalkan kota tak berpenghuni itu.

Tak jauh di belakangnya, seorang gadis cantik berambut hitam kelam lurus terbang mengejar pemuda itu. Selain cantik, dia memakai pakaian yang terbuat dari bahan kelas satu yang nyaman dipakai. Tak hanya itu, dia memiliki proporsi tubuh yang indah bagai seorang putri.

Gadis itu adalah seorang Hunter, tapi bisa juga disebut seorang penyihir di era ini.

"....."

Gadis itu terlihat kesal dan marah. Sebuah kedipan merah adalah sebuah tanda bahwa dia harus mendarat.

"Tch.... aku kehabisan mana kah."

Gadis itu terengah engah. Selain mana sudah hampir habis, disaat yang sama hal itu mempengaruhi fisiknya sehingga dia kelelahan.

Dia menyarungkan kembali belati keemasan yang dipenuhi oleh kristal yang indah ke sarung kutit yang berada di pinggulnya.

"Sial.... tapi aku bersumpah akan mengejarmu kemanapun kau pergi, Lucas."

Disaat yang sama, dia mengingat kembali apa yang terjadi.

"LIHAT SAJA NANTI, AKAN KUBALAS 100 KALI LIPAT. DAN INGAT BAIK BAIK, AKU TIDAK GENNNDUTTTTTTT!!!!!!!!"



World Break Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang