World Break

Chapter 2 [Imperial Hunter]

3 bulan berlalu sejak pertemuannya dengan pemuda dan gadis yang bisa dikatakan aneh dan misterius. Kejadian itu sampai sekarang masih begitu jelas teringat di otak Exa, dan begitu pula dengan rasa penasaran dengan keduanya.

Alasannya sederhana. Dunia itu kejam, itu bukanlah sebuah kiasan lagi. Dimulai dengan sebuah alasan sederhana, yaitu perang, dunia kini bagaikan sebuah neraka.

Teknologi yang maju membuat perang semakin tak terkendali dan korban lebih banyak. Jumlah umat manusia yang dulunya lebih dari 8 milyar kini tersisa hanya 10 persen saja. Jumlah itu bukan hanya dikarenakan senjata pemusnah yang canggih saja, tapi disebabkan oleh kelaparan, kriminalitas, bencana alam, dan masih banyak lagi.

Tapi alasan terbesar adalah karena sebuah senjata pemusnah yang disebut Magius. Magius diciptakan dengan menggunakan teknologi yang berbeda dengan semua senjata sebelumnya, mereka diciptakan dari gabungan sihir dan teknologi.

Sihir yang semula hanyalah sebuah mitos, kini menjadi kenyataan. Hal yang sama juga berlaku dengan Magius. Dari satu negara, kini hampir semua negara berlomba menciptakan Magius terkuat. Dan di antara semua negara, ada satu negara yang menciptakan Magius dengan kekuatan yang lebih kuat di antara semua Magius.

Magius tak bisa tergores oleh logam terkuat di dunia. Bahkan nuklir tak sanggup menghentikannya. Pada akhirnya, negara itu memenangkan pertempuran berkat Magius ciptaan mereka. Nama negara itu adalah Solomonia.

Solomonia menjadi satu satunya negara di dunia dengan wilayah terbesar dalam sejarah manusia. Solomonia akhirnya menyatukan dunia dan peperanganpun berhenti. Semua percaya kedamaian telah benar benar terjadi.

Tapi itu adalah kesalahan besar. Kedamaian itu tak berlangsung lama. Perang kembali terjadi, tapi kini mereka bukan menghadapi manusia, tapi senjata yang mereka ciptakan sendiri, yatu Magius.

Magius yang beralih fungsi menjadi penegak hukum yang ditakuti tiba tiba menjadi musuh. Alasan kenapa makhluk ciptaan mereka tak terkendali tak ada yang mengetahuinya. Bahkan hal itu masih menjadi sebuah misteri sampai sekarang.

Dengan kekuatan yang luar biasa dan tak ada yang mampu menghentikannya, Solomonia tak butuh waktu lama menunggu kehancurannya, begitu pula dengan umat manusia. Umat manusia pada akhirnya dipaksa tunduk kepada makhluk ciptaan mereka.

Seratus tahun berlalu semenjak kehancuran Solomonia. Selama itu pula manusia harus hidup dalam ketakutan dan bagaikan hidup di neraka. Tapi disaat itupula harapan umat manusia terlahir.

Magius yang tak dapat dihancurkan kini mereka dapat menghancurkannya. Bukan dengan senjata baru atau Magius yang baru, tapi oleh manusia yang baru, atau lebih tepatnya ras manusia baru, yaitu penyihir (Witch).

Dengan menggunakan penelitian sihir dan teknologi memanipulasi genetik manusia, mereka mampu menciptakan makhluk yang mampu menghadapi Magius. Perlahan manusia merebut kembali wilayah yang dikuasai oleh Magius, tapi kekuatan Magius lebih kuat daripada yang terlihat.

Umat manusia masih belum bisa mengalahkan Magius. Ini adalah kenyataan dunia mereka saat ini. Bahkan meskipun 300 tahun berlalu, umat manusia belum bisa merebut dunia mereka.

Semua kisah itu bisa ditemukan dalam buku sejarah. Sebagai penyihir yang diberi gelar salah satu terkuat, Exa paham betul bahwa dunia ini lebih berbahaya daripada kisah dalam buku sejarah. Alasan itupula yang membuat dia tak mengerti kenapa seseorang seperti Lucas ada di dunia ini.

Keduanya entah bagaimana mampu bertahan hidup di dunia yang dipenuhi oleh Magius tanpa sihir, atau bahkan Diva.

"......."

Exa terdiam dan minum tehnya dengan anggun. Dia saat ini berada di taman sekolah yang penuh pepohonan hijau.

Pemandangan seperti itu sangatlah langka di dunia yang sekarang ini. Dengan teknologi dan sihir, sekarang manusia bahkan bisa menumbuhkan pepohonan di gurun. Tapi untuk melakukan hal itu dibutuhkan sumber daya yang sangat besar, karena itulah pemandangan itu hanya ada di beberapa wilayah yang penting saja.