Matahari di desa Almas

1.2K 34 6
                                    

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Dalam tidur lelapnya Syailendra pun bermimpi dengan seorang wanita yang menggunakan kain berwana biru, Syailendra yang penasaran pun menghampiri gadis itu, tapi sang gadis malah berjalan menjauh, Syailendra berusaha mengikutinya, tetapi si gadis mulai berlari, Syailendra pun ikut berlari mengejar gadis itu, tiba-tiba ia ada di istana Lualiwa dimana keadaan nya sangat sepi hanyalah Syailendra dan gadis itu yang ada di sana.

Sang gadis pun mengatakan sesuatu,

"Orang yang tersayang yang utama, kebaikan yang dilakukan, kejahatan yang di jauhkan, tetap lah kuat, tetap lah bermimpi, suatu saat kau akan jadi Raja yang hebat.

"Apa maksud mu? aku tidak mengerti."

Tiba-tiba Syailendra terbangun karena guncangan di kereta kudanya,

"Kita sudah sampai kata salah seorang pengawal."

Syailendra menatap keluar kereta kudanya, dia melihat pemandangan yang masih sangat asri banyak sawah dan kebun-kebun yang masih sangat asri dan indah bagai permata(anjay).

Desa kecil itu bernama Almas, desa itu di kenal dengan keanekaragaman budaya dan agama yang ada , yang hebatnya masyarakat di sana dapat bertolenrasi satu sama lain, bahkan jika ada perseilisahan antara satu kaum dengan yang lainya,kaum lain akan menengahi nya.

Syailendra kemudian di arahkan ke suatu rumah sederhana di mana tinggalah seorang kakek dengan cucu laki-laki nya.selama pengasingan nya Syailendra akan tinggal bersama mereka, Syailendra pun bicara pada dirinya sendiri,

"Ada apa dengan masyarakat disini? Kumuh sekali apalagi kakek itu, apa ada yang salah dengan nya, dia tersenyum terus kepada ku dari tadi, apakah dia sakit atau..... ._."

"Anak muda silahkan masuk, kau akan tinggal di sini bersamaku dan cucu ku Brahma."

Syailendra pun melambai lemas dan memanggil dengan senyum harap pada prajurit...

"Maaf paman-paman prajurit, apakah tidak ada tempat yang lebih bagus lagi ? Aku baru ingat sepertinya aku alergi pada orang-orang lansia hehehe..."

"Maaaf..tetapi Sultan menyuruhku untuk mengantarkan mu ke rumah orang ini."

Orang tua itu pun memeluk dan menjitak Syailendra tepat di kepala..

"Cepat masuk kedalam..., oh iya para prajurit terimakasih telah mengantarkan anak ini padaku,sampaikan salam ku pada Sultan ya.."

Terjadilah pemandangan ganjil dimana seorang lansia menyeret seorang pangeran untuk masuk ke dalam gubug tempat tinggal nya.di karenakan hari yang menjelang malam, pak tua itu pun menyuruh Syailendra untuk beristirahat terlebih dahulu.

Masalah kembali datang, pangeran yang manja tak tau diri, egois , nyebelin, nggak tau terimakasih*piip*kembali kecerita*
Tidak mau tidur di tempat yang seperti kandang ayam ini, dia pun protes seraya berkata,

"Oy...pak tua , apakah tidak ada tempat yang lebih nyaman dari ini? Aku biasa tidur di tempat tidur sutra, tapi kenapa sekarang aku harus tidur di tempat tidur yang seperti triplek ini ? "

"Pangeran..kami tidak mempunyai tempat tidur dari sutra seperti yang ada di istana, kami hanya mempunyai yang ini, tapi kalo pangeran mau tidur dengan yang lain silahkan saja."

"Pokoknya aku tidak mau tidur tanpa kasur Sutra..titik.."

"Hehehehhe...."

Pak tua itu tertawa dengan senyum jahat di mukanya, Syailendra tau ini adalah awal dari sebuah pertanda yang buruk...sangat buruk.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 12, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SyailendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang