Part 4 - Hello Soldiers.

30.4K 2.6K 462
                                    

"Ermh. " aku mengerjapkan mataku perlahan. Damn, dimana aku?

Aku mengerjapkan mataku beberapa kali agar semuanya menjadi jelas. Tampak langit-langit ruangan ini berwarna putih, sementara dindingnya berwarna abu-abu gelap.

Aku meraba-raba sekelilingku, dapat kurasakan sepertinya ini adalah seprai. Aku lalu mengumpulkan seluruh kekuatanku, lalu bangkit duduk. Aku meringis sedikit, damn, kepalaku terasa pusing.

Kupandang sekelilingku, tampak kini aku tengah duduk di sebuah ranjang, dengan seprai putih, dan selimut tipis berwarna abu-abu tua. Tampak ada sebuah pintu berwarna hitam tak jauh dari tempat tidur ini.

Aku menatap horror sebuah benda yang berada di sebelah pintu hitam itu. What the hell, benda itu adalah shotgun!

Aku lalu turun dari ranjang, dan melangkah mendekati pintu hitam itu. Damn, kaki kiriku terasa nyeri sekali. Kugenggam kenop pintunya, lalu memutarnya, dan mendorong pintu sedikit dengan perlahan.

Dapat kulihat ada beberapa pria berseragam hijau tua khas tentara tengah duduk di sofa itu. Tampak mereka tengah asyik mengobrol, dan dapat kulihat ada beberapa botol minuman dan beberapa makanan.

Aku memandang seragam tentara yang mereka pakai. Tampak ada simbol pisau bersilangan dengan huruf Z di tengahnya, di bagian lengan kanan mereka. Oh crap, mereka tentara Zystrome.Tampak mereka sepertinya masih cukup muda. Mungkin umurnya masih berkisar 20 hingga 22 tahun.

Tiba-tiba, salah satu pria yang berambut hitam messy, melirik ke arahku. Ia lalu menyenggol bahu temannya, lalu menunjukku dengan dagunya. Seluruh pria itu pun langsung menoleh ke arahku sementara aku langsung menutup pintu kamar itu. Aku melangkah mundur menjauhi pintu itu.

Kuraba kantung celanaku. Di--dimana pisauku? Aku terus meraba jaket, celanaku, tetapi pisauku hilang!

Krek

Pintu dibuka, dan tampaklah pria berambut hitam tadi muncul.

"Kau sudah bangun, eh? " ucap pria itu. Aku hanya menatapnya was-was sambil mengepalkan kedua tanganku, sementara kaki kananku maju ke depan, pertanda aku siap untuk memukulnya.

"W-Who are you? " ucapku dingin. Aku melirik ke kasurku, tapi sayangnya, pisauku tak ada.

"Looking for this? " ucap pria itu lagi, sambil merogoh sakunya. Tampak ia mengeluarkan sebuah pisau combat berwarna hitam. Itu pisauku!

"I-Itu pisauku. " ucapku.

"Oh. " ucapnya singkat, lalu memasukkan kembali pisau itu ke sakunya. What the hell?!

"Tenanglah, kid. Kami tak akan menyakitimu. Kami menemukanmu semalam. Kami kira, kau adalah penyusup. Ternyata, hanyalah seorang remaja perempuan. " ucapnya.

"Anyway, kau pasti lapar. Keluarlah dari kamar ini, Brandon punya roti untukmu. " ucap pria itu, lalu berbalik. Aku lalu melangkah keluar kamar dengan ragu-ragu. Oh, ini awkward sekali.

"Hey, kiddo! Aku Brandon! Nice to meet you! " ucap seorang pria dengan rambut brunette terang sambil tersenyum ke arahku. Sepertinya umurnya sekitar 21 tahun.

"Uhm, y-yeah. " ucapku pelan.

"Here, ambil ini. You must be hungry. Ambil saja, tak ada racunnya kok. " ucap Brandon sambil menyodorkan sepotong roti padaku.

"Thanks. " ucapku, lalu menerima roti itu. Aku lalu duduk di sofa yang ada di ruangan itu sambil menggigit roti itu. Hmm, kuakui, rasanya cukup enak.

"Anyway, aku Jared. Siapa namamu, kid? " ucap pria berambut hitam tadi yang ternyata bernama Jared.

"Just call meh Nilou, or Lou. " ucapku.

Lost WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang