The Next Part 4

3.2K 232 0
                                    

Waktu istirahat sedang berlangsung. Tanpa kata, Prilly mengikuti Mey dan Putri yang entah ingin pergi kemana. dia murid baru disini dan butuh teman. Dia berhenti melangkah ketika melihat Ali bermain basket di lapangan basket yang sudah mulai retak lantainya bersama Bara, Galang, dan Dalas. "Ngapain berhenti Pril?" Mey menatap Prilly bingung.

"Ehh.. lagi ngelihat anak basket." Prilly terlihat salah tingkah.

Putri tertawa, "Hei! Nggak usah salah tingkah gitu. Emang lho sama Ali beneran pacaran? Dia itu terkenal di sekolah manapun lho Pril."

"Emm.. aku temenan aja sama Ali, nggak lebih." Prilly menunduk menyembunyikan pipinya yang merona merah.

"Waahhh... kalau gitu Ali masih jomblo dong. Lho yakin? Dia itu terkenal." Mey menggoda Prilly. Prilly hanya menggeleng walaupun dalam hatinya dia khawatir. Ada rasa takut yang melingkupi hatinya, apa Ali akan menjauh darinya saat memiliki pacar nanti?

"Pril? Lho udah makankah?" Prilly mendongak dan menemukan Yudha berdiri di depannya sambil tersenyum manis.

"Ngapain lho nanyain Prilly udah makan apa belum? Emang apa urusan lho?" Mey bertanya sinis.

Yudha mencebikkan bibirnya kesal, si nona jutek satu ini bikin naik darah pikirnya. "Gue cuma disuruh Ali." bisik Yudha pada ketiga gadis itu.

Pipi Prilly merona lagi, "Aku nggak tau dimana kantinnya."

"Sama Mey sama Putri ya? Gue takut bos ngamuk Pril. lhokan baik hati dan suka menolong, gih sana buruan berangkat." Putri mengangguk dan segera menarik Prilly serta Mey menuju kantin sekolah.

***

Yudha memberi hormat pada Ali, "Lapor bos, tugas sudah dilaksanakan."

Ali mendongak, mengalihkan tatapannya dari HP ke Yudha, "Tugas? Gue ngasih tugas ke elo emang?"

Yudha mengernyit bingung, "Lhokan nyuruh gue bilang ke Prilly biar cewek itu makan. lho nggak amnesiakan?"

Dalas menyipitkan matanya, "Gue belum tua ni Li. gue denger lho nyuruh Yudha buat bilangin Prilly suruh makan."

Ali tersenyum miring sambil memantul-mantulkan bola basketnya. Dia sedang ingin mengerjai teman-temannya. "Gue nggak lupa. Cuma pingin ngecek otak kalian, masih berfungsi dengan baik nggak."

Yudha berdecak kesal sambil mengambil tempat di samping Dalas. Mereka sedang duduk tidak jauh dari kantin, atas permintaan Ali tentunya. Mereka bersiul bersama membentuk sebuah nada hingga suara seseorang mengejutkannya. "Lho kasih mantra apa biar Prilly nurut sama lho?"

Ali mendongak kaget, seketika matanya membulat kaget. ALAN!!!

***

Dikit-Dikit sambil nunggu vote dan komentar ada. Sedih juga, makhlumin aja Sin, kan kamu penulis baru. Hehe, aku nunggu komentar dan vote kalian lho.



Dia BahagiakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang