14. Thank You

70.4K 3.7K 51
                                    

"AWAAASSS!!!"

***

Sebuah mobil ingin menabrak seorang ibu-ibu yang ingin menyebrang jalan. Leonny berlari dan menarik ibu-ibu itu dari sana.

Ibu-ibu itu berhasil diselamatkan oleh Leonny. Nafas mereka memburu.

"Ibu tidak apa-apa?" Tanya Leonny khawatir.

"Saya tidak apa-apa nak, kamu sendiri bagaimana? Terimakasih sudah mau menyelamatkan saya, kalau gak ada kamu, mungkin saya sudah masuk rumah sakit bahkan sudah tidak bernyawa." Leonny mengangguk dan tersenyum.

"Saya tidak apa-apa bu, saya hanya kebetulan lewat saja tadi."

"Tapi tubuh kamu banyak yang luka nak, mari ke rumah ibu dulu, ibu obati luka-lukamu disana." Leonny melihat tubuhnya dan terkejut melihat banyak luka di tubuh karena terjatuh tadi. Juga pada kakinya.

"Tidak usah bu, nanti merepotkan ibu." Tolak Leonny halus.

"Tidak apa, itung-itung sebagai ucapan terimakasih." Akhirnya Leonny pasrah dan mengangguk.

Mereka sampai di rumah makan sekaligus rumah ibu itu. Rumahnya berada di lantai dua.bisa bayangin gak rumahnya? itu loh rumahnya ada dua lantai, lantai bawahnya dibuat rumah makan sederhana.

"Silahkan masuk nak, maaf rumah ibu kecil."

"Tidak apa bu."

Mereka segera naik ke lantai dua untuk mengobati luka Leonny. Leonny menunggu di lantai yang dilapisi oleh karpet kusam. Tidak ada sofa disana. Sedangkan ibu tadi mengambil air hangat dan antiseptik untuk membersihkan luka Leonny.

Leonny memperhatikan bagian dalam rumah ini. Sangat berbeda jauh dengan rumahnya yang besar.

"Maaf sedikit lama nak." Ibu itu membawa handuk dan baskom yang diisi air hangat serta antiseptik.

"Tidak apa bu." Leonny tersenyum.

"Nama ibu Sari, nama kamu siapa nak?" Bu Sari membersihkan luka yang ada di tubuh Leonny.

"Nama saya Diandra Leonny Par-... hanya Diandra Leonny saja." Leonny tersenyum miris karena ia sudah bukan bagian dari keluarga Parker lagi.

"Nama yang cantik sama seperti orangnya." Leonny tersenyum simpul mendengarnya.

"Kamu tinggal dimana nak? Biar nanti ibu antar pulang." Bu Sari membersihkan luka Leonny dengan telaten.

"Saya..saya tidak punya tempat tinggal bu." Leonny menundukkan kepalanya. Tak terasa air matanya jatuh, segera ia seka air matanya.

"Tidak punya? Tapi sepertinya dari pakaian yang kamu kenakan kamu seperti anak orang berada. Kamu ada masalah? Kamu bisa cerita pada ibu." Bu Sari mengelus rambut Leonny sayang.

"Sebenarnya saya...." Leonny menceritakan semua masalahnya pada Bu Sari termasuk saat ia diusir oleh kedua orang tuanya. Air matanya mengalir begitu saja tanpa bisa ia cegah.

"Astaga Dian, berat sekali cobaanmu nak diumurmu yang masih muda." Bu Sari memeluk Leonny dan mengelus rambutnya. Air matanya juga menetes mendengar cerita Leonny.

"Kalau kamu mau, kamu bisa tinggal disini Dian, ibu tinggal sendiri disini. Anak suami dan anak semata wayang ibu sudah meninggal karena sebuah kecelakaan. Kamu juga bisa menganggap ibu sebagai ibumu."

"Tapi saya gak mau ngerepotin ibu."

"Gak ngerepotin kok, malah ibu senang karena ada yang menemani ibu disini. Tapi maaf Dian, rumah ibu tidak sebesar rumah lamamu."

"Terimakasih bu, ibu sangat baik sama saya. Gimana saya bisa balas budi sama ibu?"

"Cukup dengan menjaga dan merawat cucu ibu." Bu Sari mengelus perut rata Leonny.

"Terimakasih bu, sekali lagi terimakasih."

"Sama-sama Dian." Bu Sari memeluk Leonny.

'Nak, kita harus bisa jalanin hidup ini sayang. Bunda gak sabar nunggu kamu lahir ke dunia ini.'

TBC

Nuni gak tau mau ngomong apa hehe vomment jangan lupa ya, seeya next part guys^^

Secret of NerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang