Birthmark Pictorial Roses

1.3K 45 25
                                    

" Baiklah, sekarang kalian harus memperhatikan pundak para gadis di sekolah ini bagaimana pun caranya " kata damian sambil menatap tajam ke arah william dan exel

" ini akan menjadi pekerjaan yang menyenangkan " william menyeringai mesum .

"apanya yang menyenangkan, ini membosankan" sambung exel yang membuat william menatapnya kesal.

" kalian pikir ini lelucon, sudah bukan waktunya lagi untuk bermain-main, kita sudah masuk dalam pertempuran, Danish sudah datang, dan aku yakin saat ini dia sedang mencari gadis itu. apapun yang terjadi kita harus lebih dulu menemukannya " ucap damian .

 "kayak mau perang dunia ke 3 aja " sambung exel dengan tampang lugunya

Damian dan William spontan melihat ke arah Exel dengan tatapan tajam.

"apa? ada yang salah?" excel menatap bingung ke arah damian dan william. namun dengan satu tangan mereka membopong exel keluar.

"hey, turunkan aku, aku bisa jalan sendiri" teriak exel meronta, namun tidak di gubris oleh mereka berdua.

 *****

 Fella berjalan dengan langkah tenang, tak pernah terbayangkan olehnya dia akan bangun lebih awal hari ini. bagaimana tidak, hampir setiap hari dia selalu bangun terlambat.  entah ini hanya perasaannya atau tidak tapi ada sesuatu yang aneh pada dirinya.  fella melirik  arloji coklatnya dan mengendus lega, dia tidak akan terlambat hari ini, gerbang sekolah akan ditutup setengah jam lagi.akhirnya fella sampai di persimpangan jalan yang sunyi, tiba-tiba muncul rasa penasaran dalam benaknya tentang laki-laki yang kemarin memberinya mawar putih.

Fella melirik jalan yang ada di sebelah kiri. sebuah jalan yang sangat sunyi dan bahkan hampir tidak pernah dilewati oleh siapapun. jalan itu juga merupakan jalan potongan agar cepat sampai ke sekolahnya selain jalan utama tentunya.  sempat timbul keraguan dalam benak fella  untuk melewati jalan itu, tapi entah dorongan dari mana dia melangkahkan kakinya memasuki jalan itu.

Dengan sedikit rasa takut, fella memperhatikan jalan tersebut. semak dan pepohonan berjajar di kanan dan kiri jalan membuat bulu kuduk fella merinding. langkah kakinya pun akhirnya tiba di tempat itu. tempat dimana dia melihat pria itu, pria dengan rambut keemasannya bak malaikat yang terjatuh dari surga.

Fella berjalan mendekati pohon itu dan memperhatikan sekitarnya tapi pandangannya tidak menemukan sosok malaikat itu.

"huhhh, dia tidak ada" ucap fella dengan perasaan kecewa, namun ketika dia berbalik, tiba-tiba tubuhnya menabrak sesuatu.

"oh ya ampun"  fella memekik kaget.

"kau mencariku?" tanya pria itu sambil tersenyum manis padanya. hampir saja jantungnya copot gara-gara pria ini. dan sekarang di tambah lagi senyuman manisnya membuat fella seakan ingin meleleh.

"ah, ti-tidak. a-ku hanya kebetulan lewat sini" jawab fella gugup sambil menggaruk lehernya yang tidak gatal. tanpa sengaja pria itu memandang leher dan sekitar pundak fella yang terbuka akibat garukan fella tadi.

Fella yang menyadari pria itu sedang melihat pundaknya dengan segera membenarkan seragamnya.

"oh ya aku harus pergi, kalau tidak aku bisa terlambat lagi" kata fella sambil tersenyum kaku kemudian dengan langkah cepat dia segera berjalan pergi meninggalkan pria itu.

"Fella" suara pria itu membuat fella menghentikan langkahnya, entah kenapa tiba-tiba jantungnya berdetak kencang,  dengan ragu dia berbalik kebelakang. ternyata pria itu sudah berada tepat di belakangnya dan begitu dekat.

"ini untukmu" pria itu memberikan setangkai mawar putih pada fella. fella mengambil mawar itu dengan bingung dan tidak mengerti . "terima kasih" jawab fella kemudian berbalik dan melangkahkan kakinya pergi.

"tunggu dulu, tadi kalau tidak salah dia memanggil namaku kan? da-dari mana dia tau namaku" pikir fella kemudian dia membalikan badannya lagi ingin menanyakan hal itu pada pria itu, tapi pria itu tidak ada dan  telah menghilang tanpa jejak.

"uhm, kemana dia? kenapa  cepat sekali pergi?"

*****

"apa kita bisa mulai sekarang?" tanya william dengan  antusias. dia tidak sabar ingin menjelajahi seluruh pundak para siswi di sma tersebut.

" eh caden, apa kau tidak bisa sekali saja berpikir tidak mesum. cepat-cepatlah kau bertobat wahai vampire setengah jadi " ceramah exel disertai dengan ledekannya. sontak william langsung menatapnya garang dan mengerikan. warna matanya yang tadi keperakan kini berubah menjadi  merah semerah darah seakan ingin membakar exel hidup-hidup dengan tatapannya

 "aku tidak takut dengan tatapanmu itu caden" kata exel sambil menjilati ice cream coklatnya dengan nikmat.

william mengambil ancang-ancanng untuk segera menyerang exel, namun tiba-tiba damian muncul ke dalam ruangan itu.

"apa kalian tidak bisa diam sebentar saja" teriak damian dengan suara penuh emosi. wajah tampannya kini mulai berubah mengerikan, rahangnya mulai mengeras karna emosi. kedua tangannya sudah mengepal seakan ingin memporak porandakan ruangan sekolah tersebut.

"maafkan kami pangeran" ucap william sambil membungkuk hormat diikuti oleh exel. mereka tau saat ini keadaan mereka dalam keadaan terancam. apabila mereka tidak bisa melayani pangeran dengan baik, maka nasib mereka akan berakhir mengenaskan.

"sekarang pergilah, periksa seluruh bahu wanita di sekolah ini, dan temukan gadis itu secepatnya" suruh damian dengan suara rendah. hal itu menandakan emosinya sudah mereda. kemudian kedua pengawal itu pun berjalan keluar untuk menyelesaikan misi mereka.

"aku bisa merasakan gadis itu sudah begitu dekat, secepatnya dia harus segera kutemukan"'

To Be Continued

 *****

Helo Guys

sudah menanti cerita saya yang ini, maaf  ya kalau kurang memuaskan untuk part ini, tapi saya akan mencoba mengingat cerita ini yang hampir lupa sepenuhnya, hahaha . cuman inget akhirnya aja.

 oke selamat membaca all.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 21, 2013 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

mysterious prince (search the love of a vampire)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang