Part 14

1.2K 14 1
                                    

To : cowo stalker
Haikal, emm.. Kamu bisa temenin aku cari kanvas hari ini?

Semenjak kejadian itu. Hubunganku dengan Haikal menjadi lebih baik dari sebelumnya. Meskipun belum ada kepastian mengenai hubungan kami. Tapi aku berusaha untuk menerima Haikal seperti dulu.

Dan Haikal pun selalu suport aku. Kita berdua sama-sama saling menguatkan. Aku sadar, jika dijalani bersama masalah menjadi sangat ringan. Meskipun Chaca masih teror aku sampai sekarang.

Drrtt.. Drrt..
1 New Messege
From : cowo stalker
Bisa kok, aku tunggu ditaman waktu itu ya. Jam 19:00 kita ketemuan disana. See you Oliv.

Sekarang aku masih dikamar dan udah jam 18:00.

Aku harus siap-siap nih biar Haikal engga kelamaan nunggu aku. 1 jam cukuplah buat aku ganti pakaian dan siap-siap. Aku langsung memilah dress yang aku punya. Aku bingung. Harus pakai yang mana. Entah kenapa, aku ingin Haikal bangga dengan penampilanku nanti malam. Tapi sungguh, aku bahkan masih bingung untuk menentukan pilihan dress mana yang harus aku pakai.

Dan akhirnya pilihanku jatuh pada dress berwarna biru laut. Yap, aku langsung siap-siap ganti pakaian. Menorehkan sedikit makeup di sekitar wajahku. Rambutku aku biarkan tidak diikat. Tidak lupa juga aku menggunakan tas kecil dan flatshoes berwarna senada.

Semoga Haikal engga kecewa dengan penampilanku malam ini batinku.

****

"Hai". Sapaku dengan agak canggung.

Ya, aku sudah berada ditaman bersama Haikal. Dia terlihat sangat dewasa dan tampan. Emm.. Kenapa suasananya jadi aneh gini. Dan kenapa juga Haikal malah diem natap aku kayak gitu?

Apa ada yang salah dengan penampilanku? Seingatku semuanya sudah perfect.

"Emm.. Haikal kamu kenapa dari tadi natap aku kaya gitu? Apa ada yang aneh?" tanyaku dengan penasaran.

"Oh.. Eh.. Engga kok engga ada yang aneh. Oliv aku boleh ngomong sesuatu sama kamu?"

"Ngomong apa?" aku mengatakannya sambil menunduk. Aku tidak berani untuk menatapnya.

"Kamu cantik banget malam ini". Dia mengatakannya sambil tersenyum dan mengelus puncak kepalaku.

Seketika pipiku memanas. Aku memberanikan diri untuk menatap matanya. Mencoba mencari kejujuran didalam mata itu. Dan tidak ada kebohongan didalamnya. Haikal berkata jujur. Entah mengapa aku senang sekali karena perjuanganku tidak sia-sia.

"Cie kamu blushing tuh Liv. Udah yuk berangkat nanti keburu kemaleman. Udah siap kan?".

Dan aku hanya mengangguk menjawab pertanyaan Haikal.

Dia lagi makein aku helm dan jaket milik dia. Haikal sweet banget yaampun. Jantung aku kok deg-degan banget ya. Semoga aja Haikal engga denger sama suara deg-degan jantung aku. Aku terus menunduk. Aku engga mau Haikal tau kalau aku blushing banget sama perlakuan Haikal.

"Nah, udah siap. Gadis cantik engga boleh kedinginan". Dia mengetakannya sambil menggenggam tanganku..

Reflek aku langsung menatap Haikal.

"Udah yuk kita berangkat, nanti keburu kemaleman". kataku sambil melepas genggaman itu.

"Siap Tuan Putri kita berangkat hehe".

Dan sampai lah kita ditempat tujuan. Aku langsung mencari benda yang aku butuhkan. Sekitar 1 jam kita mencari dan berkeliling di toko itu. Tetap saja kanvas yang aku inginkan tidak ketemu.

"Oliv sini! Barang yang kamu cari udah ketemu. Ini kan barangnya?" sambil menunjukkan kanvas yang sekarang sudah ada ditangan dia.

"Yaampun, kok aku cari engga ada ya tadi".

"Yaudah yang penting sekarang udah ketemu kan? Yuk pulang". Dia merangkul pundak aku. Yaampun (merangkul). Tapi hatiku menghangat diperlakukan seperti itu.

Jika ini semua adalah kesalahan tolong hentikan kami. Tapi jika ini semua adalah takdir yang sudah ditentukan, aku mohon Tuhan jangan ada kesedihan lagi didalamnya. Biarin aku sama Haikal ngerasain apa itu bahagia meskipun dengan cara seperti ini.

"Eh.. Emang udah dibayar kanvasnya?"

"Udah sayang". Dia tetap merangkulku walaupun sekarang kita sudah berada diluar toko itu.

"Apa tadi kamu bilang apa?" tanyaku dengan perasaan yang bahkan aku sendiri tidak tau.

"Ssstt.." dia meletakkan jarinya tepat dibibirku dan sekarang jarak kami sudah sangat dekat. Bahkan aku bisa merasakan deru nafas Haikal diwajahku. Reflek aku menutup mataku dan..

"Aku pengen ajak kamu ke suatu tempat Liv. Apa kamu masih mau nutup mata kamu hmm?"

Jreng. Jrenggg. Jrenggg
Ayo tebak Haikal ngajak Oliv mau ngapain ya? Aku kasih pilihan..
- nembak oliv
- cerita tentang kehidupan dia
- atau jelasin soal chaca
Maaf ya aku gantungin dulu soalnya buat di part selanjutnya hehe..
Jangan lupaaa vote sama komentnyaaa!!! Biar aku makin semangat lanjutinnyaaa. Maaf kalo gajelas atau typo dsb, karena aku masih amatiran dan belajar. Salam peluk untuk kalian:*

Sopianis





Sedih Tak BerujungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang