Chapter 3 (Republish)

23.5K 1.1K 26
                                    



***

Joana membuka matanya saat ia merasa cahaya kelabu melewati jendela kamarnya. Perasaan enggan dan malas untuk turun ranjang membuatnya lebih memilih menarik selimut dan menutup seluruh tubuhnya di balik selimut dan mencoba untuk kembali tidur. Namun suara berisik dari dapurnya dan alarm berdering nyaring dari ponselnya, seolah begitu serempak dan kompak untuk mengusik Joana yang baru bisa tertidur dua jam yang lalu.

"Brengsek!" tubuh di balik selimutnya kian meringkuk layaknya ulat lingkar dan memejamkan matanya dengan keras, ia benar-benar akan mengabaikan suara berisik yang ia yakini akan meredam dengan sendirinya.

Saat ia kembali membuka mata, Joana tak lebih merasa tubuhnya hanya makin lemas dan sakit. Ia melirik jam kayu unik yang berada di atas laci samping ranjangnya, waktu sudah menunjukkan hampir lewat tengah hari, dan Joana belum berniat untuk beranjak dari ranjangnya.

Tak lebih dari sepuluh menit berguling dan menggeliat mengencangkan otot tubuhnya, Joana akhirnya beranjak dan menuju kamar mandi yang ada di dalam kamarnya. Ia mematri dirinya di depan cermin tembok beberapa saat, sebelum akhirnya memutuskan untuk langsung mandi air dingin.

Joana sedikit termenung kala air mancur mengguyur tubuh kecilnya. Ia berada dalam tub shower yang terlihat mewah sekarang, dan entah mengapa itu tak pernah membuatnya merasa lebih baik walau dia ingin dan telah melakukannya. Ini sangat berbeda dari apa yang ia miliki dulu, saat ia masih tinggal bersama Micky. Joana mengusap wajahnya yang letih dengan kedua tangannya yang gemetar. Rasanya benar-benar seperti bukan dirinya, Joana sendiri tak sadar sejak kapan ia merubah seluruh pola hidupnya. Tengah kota metropolitan seperti New York City, sangat merubahnya menjadi sesuatu yang berbeda dari dirinya yang tinggal di tengah kota Buffalo. 

Hampir tiga tahun sejak ia pindah dari Buffalo, dan hampir tiga tahun pula ia memutuskan segala sesuatu yang ia miliki dan simpan di Buffalo. Cerita, kabar, hubungan.., Joana benar-benar ingin melepas kehidupan dan bayangan hidupnya di Buffalo. Bahkan dengan Micky. Lelaki yang telah suka rela untuk menampung dan merawatnya sejak sepeninggalan orang tua Joana, dan menganggapnya seperti keluarga dan adik sendiri walau umur mereka tak kurang dari sepuluh tahun perbedaannya. Luka dan kekecewaan yang tak sengaja tergores membuat Joana memilih untuk menjauh dan menghilang, memilih untuk membuat kehidupan yang baru dan berbeda.

"Baby J, apa yang kau lakukan di dalam sana?! Kau melewatkan sarapan dan makan siangmu. Apa kau mati kelaparan di dalam?!" suara teriakan Gia membuyarkan lamunan Joana.

"aku sedang mandi! Aku akan keluar sepuluh menit lagi" Joana mematikan shower dan membalas berteriak.

Tak ada sahutan lagi dari Gia, dan Joana keluar dari tub showernya. Ia mengambil handuk dan mengeringkan tubuhnya, kembali mematri diri di depan cermin dan kembali termenung. kedua matanya menatap sayu kebiruan dan memar merah yang masih baru atau lama. Tangannya yang tak pernah berhenti gemetar, menyentuhnya dengan sangat pelan dan hati-hati.

Tak ada yang harus disesalkan. Tak ada hal yang harus dimarahkan. Joana telah memilih jalannya sendiri dan seperti inilah sekarang. Mengabaikan dan mengambil sikat gigi, Joana menyikat giginya dengan cepat dan memakai bajunya.

"Baby, aku tak habis pikir kau bisa menghabiskan waktu selama sebelas jam dalam kamarmu itu!" suara Gia yang melengking hanya di balas sebuah senyuman paksa Joana dan mengabaikannya.

"ada apa? Tidak bisa tidur lagi?" Gia tahu jika Joana tak pernah bisa tidur nyenyak beberapa bulan terakhir, dan sesuatu telah sangat mengganggu Joana. Gia sangat ingin mendengar dan membantu keluh kesah dan hambatan Joana, namun tak pernah sekalipun Joana mencoba untuk mengatakan sesuatu tetang pikiran terselubungnya.

Earned It (COMPLETE/RE-PUBLISH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang