Promise (2)

2.4K 148 15
                                    

Sehun's dream (2)

Sehun membuka matanya perlahan. Tidurnya terusik karena cahaya matahari. Tangannya meraba sesuatu yang kasar. Dia masih belum sadar, namun pikirannya tertuju pada apa yang ia raba.

1 detik...

2 detik...

3 detik...

Nyawa Sehun sudah terkumpul...

Sehun sadar...

Apa yang ia raba bukan sofa dengan tekstur lembut...

Apa ini???

Sebatang rumput?

Bukankah aku tadi di sofa??
.
.
.
.
*Promise*
.
.
.
.
Namja itu sudah sadar sepenuhnya. Yang ia pikirkan, kenapa ia berada disini?

Tempat apa ini?

Asing?

Ya.

Bagi Oh Sehun, tempat ini asing. Ia mengedarkan pandangan matanya ke sekelilingnya. Gerak matanya terhenti ketika ia melihat seorang...yeoja?

Buram. Itu yang ia lihat, karena yeoja itu jaraknya jauh. Itu pemikiran Sehun. Yeoja itu berjalan ke arah Sehun.

1 langkah...

2 langkah...

3 langkah...

Yeoja itu makin mendekat ke arahnya.

Jarak Sehun dengan yeoja itu sekarang hanya sekitar setengah meter. Ia membelalakan matanya. Sehun bermimpi? Apa yang dilihat nyata? Ya, nyata. Tapi, perlu kalian ingat, ini mimpi Sehun.
.
.
.
.
*Promise*
.
.
.
.
"Oppa, kenapa diam? Apa masih tak percaya kalau ini aku?" ujar seorang yeoja kepada namja.

Namja itu Sehun. Sedangkan dia? Hanya bisa terpaku melihat wajah yeoja cantik dihadapannya ini.

Ini mimpi? Ya, ini mimpimu, Oh Sehun. Itu batinnya yang berbicara. Kalau ya, ia tidak mau mencubit dirinya sendiri, takut mimpi indahnya selesai begitu saja. Harus ada happy ending bukan?

"Oppa! Yak! Kau masih menghiraukanku, kalau begitu, aku pergi saja!"

GREB

Sehun memeluk yeoja itu, "Kumohon Luhan, jangan pergi lagi. Kemana saja kau pergi? Kenapa kau meninggalkanku?" tanya Sehun dengan nada sedih. Sehun bisa saja menangis, menangis bahagai karena yeoja yang ia cintai tidak meninggalkannya. Tapi ia namja, ia bisa menyembunyikan perasaan sedih sekaligus kacau itu.

"Aku disini oppa, aku janji aku tidak akan kemana - mana lagi." yeoja bernama Luhan itu membalikkan badannya setelah menyuruh Sehun melepas pelukannya.

Chu~

Sehun terkejut. Sangat terkejut. Pipi kanannya dicium. Hatinya, ani, jantungnya berdetak hebat. Ia menciumku? Walau hanya dipipi, itu membuat seorang Oh Sehun yang terkenal poker face bisa mengembangkan senyum manisnya. Hanya Luhan seorang yang bisa membuat dan melihat senyum seorang Oh Sehun.

Luhan menarik tangan Sehun, mengikuti jejaknya. Seperti Luhan sudah mengenal tempat ini lama, dan Sehun hanya bergerak mengikuti arah Luhan pergi. Sehun tidak mau kehilangan Luhan untuk kedua kalinya. Walau ini ia anggap sebuah mimpi, tapi ia tidak mau bangun. Sehun masih beranggapan ini nyata, Luhannya masih ada, artinya masih ada kesempatan Sehun untuk menyatakan cintanya.

Setelah mereka -Sehun dan Luhan berlari seperti mengejar sesuatu, lelah. Namun, kelelahan mereka terbayar dengan pemandangan di depannya.

"Bagaimana oppa? Indah bukan? Aku sering datang kesini. Pernah aku berdoa disini, aku mengharapkan seseorang yang aku sayang dan aku cinta datang kesini, memandangi pemandangan indah di depanku." Luhan menggantungkan kalimatnya. Sehun yang mendengarnya hanya bisa tersenyum senang, apa yang ia maksud itu aku? Tapi itu hanya kata hatinya. Ia tidak mau menanyakan langsung, takut ge-er. Ada - ada saja.

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang