Chapter 9

6.1K 609 27
                                    

-DIGO-

Sudah 3 hari Istana kalang kabut karena Fathan Daud-tahanan Utama- kabur dari penjara. Akibat itu, penjagaan di Istana Albertus semakin di perketat. Ada 4 pertahanan yang harus dilalui jika ingin masuk atau keluar wilayah Istana pertama Pertahanan "Bettis", yaitu pertahanan yang di jaga oleh Panglima Ergolve. Bettis adalah salah satu kosa kata Kamus Istana Albertus yang berarti Sulit, Darah, dan Kuat maksudnya adalah saat melewati pertahanan ini Sulit, dan akan penuh oleh Darah akibat pertempuran, kuat dalam hal ini dimaksudkan dengan pengertian Tangguh, tak terkalahkan. Pertahanan kedua yaitu Pertahanan "Derliss", pertahanan ini di Jaga oleh panglima Golvure. Derliss adalah kosa kata dari Kamus Istana yang berati Hati-hati, Waspada, dan Rumit maksudnya adalah saat melewati pertahanan ini Logika haruslah terpakai, karena pertahanan ini rumit, akan banyak jebakan yang terpasang, meskipun pasukan atau prajurit tidak berjaga, namun pertahanan ini lebih berbahaya dari Bettis. Pertahanan Ketiga yaitu Pertahanan Yorixt, pertahan ini di jaga oleh Panglima Zuritd. Yorixt artinya Tumpah, Kejam, Bahaya. Pertahanan ini di bentengi oleh tenaga dalam dari berbagai penjuru-barat,utara,timur,selatan- sangat sulit melewatinya. Dan yang terakhir Pertahanan Hadgustius. Pertahanan ini di jaga oleh Panglima Elgurd-panglima perang terkuat di kerajaan Albertus, dengan pedang bergerigi yang selalu ia pakai untuk melumpuhkan lawannya- . Hadgustius artinya Teramat Berbahaya, Rumit, Sulit dan Banyak Darah. Di pertahanan ini sudah di bentengi oleh ilmu tenaga dalan yang sangat kuat dari segala penjuru, di pertahanan ini juga sangat akan banyak darah yang tumpah ketika kita ingin melewatinya, karena hanya dengam melangkah melewati benteng perlahan anggota tubuh kita akan lenyap terganti Darah anyir yang kental. Sudah 3 hari juga aku selalu menjaga belhan jiwaku. Sisi.
Ntah kenapa aku merasa ada yang berbeda darinya, dia seperti orang ketakutan semenjak 3 hari yang lalu tepatnya saat Fathan Daud di ketahui melarikan diri.

Berbagai fikiran buruk berkecamuk di otakku, namun segera ku tepis.

Sisi. Nama itu selalu menjadi Candu yang membuatku hilang akal. Ingin rasanya ku membawanya ke altar Suci, menyuruh pendeta istana meresmikan kami. Yakkk!! Digo kau Gila sekarang!!

Hubunganku dengan Sisi kini semakin dekat. Tak ada kecanggungan diantara kami lagi, diapun sekarang sering bertingkah konyol di depanku. Menggemaskan sekali hazel cantikku.

"Kak!!! Ayah memanggilmu.!"
Evelyn -adikku- datang dan langsung berteriak.
Hfft--"

Aku berjalan menuju Singgasana Ayahanda.
Sesampainya disana aku menunduk hormat.

"Fernando Digo Albertus, Penerus Tahta Albertus. Aku memanggil mu ingin membicarakan beberapa hal." seru Baginda Raja Albertus.

Aku diam tanpa minat memotong bicaranya.

"Fathan Daud sudah melarikan diri, dan aku yakin sebentar lagi kerajaan Yaman akan menyerang kerajaan kita, karena sudah menahan Pangeran tangguh Yaman. Tak bisa di pubgkiri, kerajaan Yaman kerajaan yang kuat, tangguh, dan mempunyai pasukan yang terlatih. Aku mau kau menyiapkan Pasukan, dan aku mau jika sewaktu-waktu Kerajaan kita diserang kita siap, satu lagi, aku menginginkan kau Putra Mahkota, yang memimpin Perang nanti. Kita tunggu surat dari kerajaan Yaman." kata Baginda Raja Albertus panjang lebar.

"Saya sebagai Putra mahkota akan menyiapkan pasukan khusus yang terlatih dan tangguh, saya juga akan berlatih sekeras mungkin, Yang Mulia Baginda Albertus." aku menatap Baginda Raja -Ayahku- dengan tatapan yakin, kulihat beliau menatapku dengan tatapan bangga. Beliau tersenyum.

"Bagus, Pangeran Digo, kau boleh pergi sekarang. Jangan mengecewakanku."

Aku mengangguk, berjalan mundur 3 langkah dan kemudian berbalik meninggalkan Singgasana Raja.

Aku berjalan menuju kamarku. Ketika aku memasuki kamarku, kulihat si Pelayan Cantikku sedang membersihkan setiap sudut kamar. Sepertinya dia tidak menyadari jika aku masuk. Aku tersenyum miring, kemudian berjalan kearahnya yang sedang memunggungi ku.

Hup!
Dapat!! Aku memeluknya dari belakang. Kurasakan ia tersentak dan menghentikan pekerjaannya.

Dia langsung membalikkan tubuhnya, alhasil kini kami saling berhadapan. Lenganku masih setia di pinggang mungilnya.

"Eh, em Digo?.." ucapnya berusaha melepaskan lenganku yang membekap pinggangnya.

"Aku harus menyiapkan air hangat untukmu, tdi aku belum sempat. Maaf." kulihat Pipi chubby nya yang memerah, Sisi berusaha keras melepaskan diri dariku. Aku geli melihat tingkahnya yang menggemaskan. Akupun menyerah dan melepaskan lilitan lenganku. Saat terlepas dari ku Sisi mundur 2 langkah. Aku menatapnya sambil terkikik, kuraih jemari mungilnya dan membawanya keluar kamar dan menuju ruangan biasa ku berlatih Pedang.

"Kenapa malah menarikku ke sini? Kau tidak ingin membersihkan badanmu dulu, Digo?"

Hish cerewet sekali Pelayan Hazelku ini.
Aku menghentikan langkahku dan menatapnya dengan tatapan lembut. Aku tahu bahwa Sisi takut jika aku menatapnya seperti elang yang sedang mengincar mangsanya.

"Hey, Sisi, pelayan pribadiku yang cantik dan menggemaskan, bisa kah kau menutup bibir seksi mu itu, hmm.? Karena sekali saja kau mengeluarkan alunan kata yang merdu dari bibir mu itu, kau tau akibatnya." kulihat Sisi dengan sigap menutup mulutnya dengan tangan kirinya yang tidak ku genggam. Aku terkikik diselingin seringaianku yang membuatnya menatapku horror.
-------

-AUTHOR-

"Si, kau temani aku berlatih yah, karena sebentar lagi Kerajaanku akan berperang dengan kerajaan Yaman." Kata Digo yang sedang menyiapkan alat2 panahannya, tanpa melihat Sisi yang tiba-tiba menegang mendengarkan penuturan kalimatnya.

Berperang? Kerajaan Yaman?. Ya Allah, pasti Ayah, kak Abi, dan kak Fathan berencana mengambilku dari sini. Ya Allah, hatiku tidak tenang aku sangat khawatir. Ntah apa yang aku khawatirkan, fikiranku kalut mendengar penuturan Digo.

"Hey si? ... Kau kenapa? Kenapa tiba-tiba wajahmu pucat? Kau sakit? Baiklah tidak usah menemaniku. Ayo ku antar kekamarmu. Kau harus istirahat." Digo berkata dengan satu nafas. Tanpa menunggu jawaban Sisi ia menggandeng tangan Sisi, menuju kamarnya.

-Dikamar Sisi-

"Sudah sampai. Kau istirahat yah, jangan beraktivitas dulu. Aku ingin berlatih sebentar." Digo kemudian mencium kening Sisi.

Sisi terduduk di Ranjangnya. Ia melihat ke arah jendela, terlihat langin sudh mulai berubah menjadi oranye, Sisi berlalu ke kamar mandi mengambil air wudhu. Sisi melaksanakan Sholat Magrib. Ia berharap sesudah melaksanakan Sholat ia akan tenang.

-----

-SISI-

"Kerajaan ku akan berperang dengan Kerajaan Yaman"
Kata-kata Digo terus saja menghantui ku. Aku takut. Ntah karena apa.

Tanpa aku sadari kedekatanku dengan Digo semakin menjadi dan itu menumbuhkan rasa asing di dalam hatiku. Aku bingung knp aku bisa merasakan takut. Ini bukan takut akan peperangan nanti tapi perasaan takut ini menuju ke Digo.

'Tok,tok,tok. Si, kau didalam?'

Ku dengar ada suara Paman Gerald di luar. Segera aku membuka pintu. Dan benar saja ternyata itu beliau, ku persilahkan beliau masuk. Kulihat ada raut cemas di wajahnya.

"Si.. Hmmm tadi siang Elizabeth bertemu dengan Abigail, Abigail menceritakan bahwa Kerajaan Yaman akan menyerbu Kerajaan ini-Albertus- pada Ahad nanti."

"Ahad paman? Itu berarti 3 hari lagi? Ya Allah..."
Aku terduduk lemah.

"Tenang lah,nak. Semua akan baik2 saja." kata Paman Gerald berusaha menenangkanku.

"Iya semua akan baik-baik saja. In sha Allah."

######*****
Typo(s)?

Huaaaa Sisi tuh cinta gk sih sebenernya ama Digo. Nah loh? 3 hari lagi Digo Sisi bakalan pisah gk yah?,....

Ps : Hmmm kayaknya aku bakalan lanjut hari minggu deh, soalnya aku mau fokus belajar buat kompetisi dulu. Do'a in aku menang yahh

-Drmbie(Ami)-


Cinta Segitiga (Aku, Kamu, dan Tuhan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang