Chapter 3

6.1K 609 9
                                    

Haiii aku balik.. Maaf yh baru dilanjut. Oiya sebelum nya makasih lhoo yg udh komen dan ngasih votenya buat cerita yg gk seberapa ini. Ini saya dedikasikan buat semua readers yg ghoib maupun nyata haha

Oke cukup curcolnya. Selamat membaca.

******
Author

Matahari sudah menunjukkan waktu fajar, namun gadis cantik dengan mata hazelnya ini masih terjaga di depan api unggun yang menerangi kegelapan di tengah hutan itu.

"Zahra?... Uhh maaf maksudku Sisi. Ya, sekarang terbiasalah kau dipanggil Sisi!" tegur seorang laki-laki dengan paras tampannya. Abigail.

"Ah ya ka, ada apa?" tanya si pemilik mata Hazel yang dipanggil Zahra tadi. Ralat, Sisi.

"Tidak sholat? Marilah kita sholat. Menghadap kepada-Nya. Aku tau kau masih memikirkan Fathan." Ajak Abigail.

"Baiklah ka."

*********

"Ya Allah, jika aku harus mati dalam keadaan menjadi seorang tahanan Kerajaan Albertus, aku mohon, jagalah Abigail dan Zahra juga Ayah. Dan jika memang aku harus pergi dari duniamu, pertemukan aku dengan Ibunda di surga abadimu. Aamiin."

Do'a Lelaki yang sekarang dirantai dengan banyak luka memar di wajahnya, serta beberapa darah yang mengalir dilengan kirinya yang kekar dan berotot itu, Fathan Daud. Adik dari Abigail dan Kakak dari Sisi.

*******

"Si.. Perlukah aku mengantarmu ke perbatasan?" tanya Abigail kepada sang adik.

"Tidak perlu ka, bukankah kau bilang disana berbahaya?...." sahut Sisi

"Ya, maka dari itu aku tidak ingin kau terluka Adik kecil.."

"Aku bukan adik kecil ka Abi!!.. Kau malah akan membuatku terluka jika kau ikut. Karena aku yakin para pendekar atau penjaga perbatasan mengenalimu sebagai anak dari Ibrahim, Raja Yaman. Tapi aku? mereka tidak akan mengenaliku. Kakak tertuaaa!" jelasnya.

"Baiklah. Hati2 kalau begitu. Ingat pesan Ayah!"

"Akan ku ingat. Aku pergi. Assalammu'alaikum".

"Wa'alaikummussalam"

**********

"SILVIA SISILIA GULVA" gumam Sisi di tengah perjalanan.

Sekarang ia, Putri Sisilia Zahra Arbiah siap menjalankan tugas. Dan disinilah Sisi, "Desa Ulnurd". Desa yang dikatakan oleh Pangeran Abigail. Misi pertama yaitu, mencari perempuan bernama Elizabeth.

"Menurut ciri-ciri yang dikatakan ka Abigail perempuan itu berpenampilan tomboy dan selalu membawa pedang dipunggungnya. Rambutnya berwarna hitam pekat. Dengan mata yang agak sipit." Sisi mengingat dan terus berbicara sambil memacu kuda tunggangnya pelan, mencari gadis yang sesuai dengan gambaran Abigail.

Ah dapat!! Aku yakin itu orangnya.

Dengan gerak cepat Sisi menghampiri seorang gadis dengan ciri-ciri yang dikatakan Abigail. Dengan taktik, Sisi sengaja menabrak gadis itu.

"Tuhan.. Ya ampun maafkan aku, sungguh aku tidak sengaja" ucap Sisi dengan cepat, kemudian turun dari kudanya dan membantu gadis yang sengaja ia tabrak tadi.

"Ah ya, tak apa.. Hmm kurasa kau orang baru? Benar?" tanya gadis itu sambil memperhatikan wajah Sisi.

"Ah iya, hmm perkenalkan aku Silvia Sisilia Gulva, aku berasal dari Yerrussalem, aku sedang berkelana. Kau?" Jelasku berbohong.

Cinta Segitiga (Aku, Kamu, dan Tuhan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang