2

167 10 0
                                    

Happy Reading!

Adira POV

"Kaakak" isak tangisku pecah setelah memeluk tubuh David. Entah isak tangis haru, sedih, ataukah bahagia yang kuluapkan saat ini.

Hatiku begitu perih, ada banyak pengaduan yang ingin kuadukan kepada kakakku. Setelah sekian lama akhirnya aku merasakan kehangatan dari seorang yang sangat menyayangiku.

Setelah beberapa saat, David melepaskan pelukannya dan mengusap-usap rambutku. Ibu Anita yang menyaksikan kami berdua ikut terharu. Beliau adalah guru yang dipercayakan David untuk menjagaku selama aku pindah di sekolah ini.

Aku murid pindahan dari Amerika. Aku diasuh oleh kedua orang tua angkatku yang sebelumnya kupercayai adalah orang tua kandungku. Hingga akhirnya seseorang datang di kehidupanku yang mengaku sebagai ayah kandungku. Bahkan aku pun sekeluarga syok hingga orang itu nekat untuk melakukan tes DNA dan hasilnya pun positif menandakan aku adalah anak kandungnya. Kemudian dia mengurus hak asuh atas diriku dan membawaku ke Indonesia.

Mengenai David, dia adalah anak tertua dari orang tua angkatku dulu. Dia sangat menyayangiku dan menganggapku sebagai adik kandungnya sendiri.

"Dir kita ngobrol di luar saja" ucap David mengajakku keluar dari ruangan itu.

"Bu saya mohon izin dulu untuk keluar" pamitku kepada bu Anita.

David menarik lenganku dan membawaku menuju parkiran. Aku segera masuk ke dalam mobilnya dan melesat pergi bersama David yang entah membawaku kemana.

Setelah beberapa saat, tibalah kami di sebuah cafe yang jaraknya lumayan jauh dari sekolahku. Aku dan David memilih tempat yang berada di pojok agar orang-orang tidak dapat mendengar percakapan kami karena sedari tadi semua orang menatap kami dengan intens, oh tidak bukan kami tapi David yang berada di sampingku. Mengingat tampang wajah David yang bak dewa bulan, siapapun akan enggan melepas pandangannya.

"Hey Dir why are you?" ucapnya sambil mengibas-ibaskan tangannya di depanku dan memecah lamunanku.

"ayo ceritakan kehidupanmu disini Dira, apakah kau bahagia adikku?" Tanyanya dengan wajah manis tapi membuatku bungkam seribu bahasa.

"i-iya kak a-aku sungguh bahagia disini, kau jangan khawatir" ucapku berusaha menyembunyikan perasaanku yang sebenarnya. Aku mengurungkan niatku untuk memberitahu David, aku tidak ingin membuatnya khawatir.

"ayolah daughter kau tidak pandai berbohong kepadaku" ucapnya seakan membaca isi hatiku.

Aku menghela nafas panjang kemudian mulai bercerita kepada kakakku. Kulihat dia menatapku dengan khawatir.

"keluargaku disini sangat berbeda dengan keluarga kita di Amerika kak. Bahkan aku sama sekali tidak mendapatkan kehangatan dan kasih sayang yang sama seperti keluarga kita dulu. Ayahku di sini memang memenuhi setiap kebutuhanku dan mengurusku tapi tak pernah sekalipun kami bercengkrama atau sekedar bercanda tawa, terlebih dia memiliki anak dari istri keduanya yang entah siapa dan dimana dia sekarang" ucapku dengan sedih sambil mengingat setiap hari-hari yang kujalani disini.

"bagaimana dengan anak dari istri kedua ayahmu itu? Apakah dia menerimamu dengan baik?"tanyanya lagi dengan nada yang sangat khawatir.

"Dia bahkan selalu mengcaci makiku setiap pagi" ucapku menunduk pilu mengingat setiap cacian yang selalu dilontarkan oleh Reyna yang tidak pernah aku gubris.

"Baiklah, cukup Dira, kau harus ikut kakak ke Amerika" ucapnya yang mulai memanas mendengar pengaduanku. Kakak mana yang akan tega melihat adiknya diperlakukan seperti itu. Kakak manapun akan melakukan hal yang sama jika adiknya tidak merasa bahagia.

COLD (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang