Aku terpaku di tepi jendela memandang langit malam yang terasa sangat kelam. Tak seidah malam itu. Malam dimana aku bersamamu.
"Do... apa lo sekarang lagi chat sama Mila? Pasti seru banget ya? Apa lo lupa sama gue? Biasanya tiap malem lo nelfon gue. Nanya-nanya gak jelas. Tapi sekarang?" Aku menekuk lututku dengan rapat-rapat dan mulai memeluknya merasakan angin malam yang sunyi.
Kalau boleh aku meminta pada tuhan. Mengapa cinta ini harus datang di tengah-tenga persahabatan kita? Kalau saja tuhan tidak membiarkan aku Aldo, mungkin saat ini aku sedang tertidur indah tak harus memikirkannya.
Aku menghupas air mataku yang mulai mengalir derah melalui kedua pipiku yang putih dan sedikit chabi. Tunggu tadi aku bilang apa? Chabi? Jadi teringat akan Aldo. Ahhhhh tidak!!! mengapa sih hidupku harus Aldo! Aldo! Dan Aldo.... gak ada yang lain apa? Aku frustasi. Gimana aku gak frustasi coba? Secara first love gitu? Dan first broken heart juga.
Aku melangkahkan kakiku perlahan dan menarik kursi belajarku. Lalu menambil buku dimana dia ng selalu mengisi hari-hariku.
Ketika Cinta Tak Terbalaskan
LylyAku masih ingat akan tawa yang kamu beri
Mengukirkan garis kebahagian bukan?
Bahkan samapi detik ini aku masih bisa merasaknnya
Walaupun aku tahu kini senyum tulusmu itu tengah kau bagi untuknyaMungkin memang aku mencintaimu
Aku memang salah mencintamu
Aku sadar bahwa aku adalah sekedar sahabat
Aku tahu resiko mencintai sahabat
Pasti sakitKini aku berada di dalam lautan kesedihan
Menonton pertunjukan romantis antara kau dan dia
Menyaksikan paduan kasih sayang yang dulu ku impikan
Aku memandangmu dari kejauhan
Bahagia sekali...
Bahkan ukiran kebahagianmu itu baru pertama kali aku melihatnya
Walau tak bersamakuaku terduduk lesu
Memandang mu dengan kebahagianmu
Apakah mencintaimu harus sesakit ini?
Untuk pertama kalinya aku mencintai
Dan untuk pertama kalinya
Aku sadar
Ketika cinta tak terbalaskan....Tak terasa air mataku kini tengah membanjiri dan menodai goresan luka di hati. aku menutup buku ku dan memandang langit kembali. Menatap bintang yang sendiri dengan lampu yang sangat terang. "Hahaha mungkin aku sepertinya. Aku mampu aku harus bangkit dan melupakan cinta ini" fikirku. Namun aku kembali tertawa diikuti tangisku " Tapi aku tak mampu...."
Kini aku biarkan air mataku mengalir dengan sendirinya. Dan aku terlelap tidur.
05:00
Aku terbangun dari mimpi burukku. Dengan tubuh yang sangat amat lelah aku memkasakan diriku untuk berangkat kesekolah. Setelah mandi dan berpakain seperri boasa aku memandang wajahku sendiri di cermin dan "Aaaa" aku sedikit terkejut melihat muka ku yang sangat pucat dan membuat garis hitam seperti panda boneka ku. "Menangis semalam membuatku sangat kacau hari ini, dan sangat menguras tenaga" fikirku. Aku menuruni anak tangga satu persatu dengan berpegangan erat penyanggahnya. "Pagi Bunda" sapaku pada bunda. "Pagi say.... ahh muka mu pucat sekali? Apakah kamu baik-baik saja? Mendingan kamu tidak usah sekolah dulu deh. Nanti kita ke dokter dan binda kirim surat dokter untukmu" ujar bunda. Bundaku memang sangat berlebihan. "Tidak bunda. Aku semalam abis menonton film sedih dan membuat aku menangis dan mungkin ngisanku menguras tenagaku. Aku tidak apa-apa kok bun" ujarku berbohon. Tiba-tiba mata bunda menyorotkan kejailan yang amat sangat menyebalkan. " apa? " tanyaku risih. "Tidak apa? Bunda juga pernuh muda sayang? Bunda jadi teringat ayahmu yang suka banget buat bunda nangis" ujar bunda. "Bundamu bohong" ujar ayah tiba-tibaembuat kami menoleh bersamaan. "Apa?" Tanya ayah dengan santainya. " kamu memang dulu hoby bangetkan buat aku nangis? Sampai-sampai kamu pacaran sama cewek modia di jaman kita dulu? Padahal kan aku suka sama kamu eh malah kamu malah milih orang lain" ujar bunda. Aku tertawa tapi tunggu apa? Bunda tadi bilang apa? Ah ini semua salah bunda pasti ini turunan bunda huaaaaaa!!!! Aku menekuk mukuku kembali dengan kesedihan yang menjadi sampul pagi hari ini. Ah mungkin nnti disekolah aku sudah kehilangan primadona ku se antreo SMA Tunas Permata. "Sudah ah. Ayah bunda silahkan bernostalgia saja. Putrimu ingin berangkat sekolah. Asallamualaikum..." "waalaikumsalam" jawqb mereka serempak.
Ketika aku mencapai teras rumah aku melihat Melati adik kesayanganku tengah memakai sepatu. Tiba-tiba kejailanku terpancar keotak. Melihatnya tengah menguap seperti itu mengarahkan mataku memandang roti di tananku ini dan... "hoammm...." "upssss" ujarku dan matanya kini tengah terbelabak lebar melihatku. "Kak Lyly!!!! Bunda ayah kak Lyly nih!!!" Teriaknya. Aku hanya tertawa dan berkata " Mangkanya jangan suka tidur malam Melati. Masih ngantukkan. Oh ya teriak saja sesukamu bunda ayah gak akan mendengarmu soalnya mereka sedang bernostalgia. Hahaha bye bye. Belajar yang bener. Dan abisin tuh roti hahaha" ujar kataku dan meninggalkanku yang tampak kesal.
(***)
![](https://img.wattpad.com/cover/46188061-288-k396695.jpg)
YOU ARE READING
THIS IS MY LIFE
Randomhidup itu sederhana, dengan bersyukur pada Tuhan atas apapun yang terjadi, pasti sangat mudah kita jalani cinta itu memang indah tapi cinta bukan hal yang mudah untuk kita dapatkan dalam penyakit Kangker Otak yang menggerogoti tubuhnya Lyly tetap be...