Chapter 2

25 2 0
                                    

Di sekolah ....

"Eh, Selvi lo semalam sama Angga kemana ?" Tanya Fidah dengan sewot begitu Selvi meletakkan tasnya di kelas.

Dengan keheranan Selvi menjawab pertanyaan Fidah "Ngantering Angga jalan-jalan soalnya kemaren gue ..."

Belum sempat Selvi menyelesaikan kata-katanya sudah dipotong oleh Fidah,

"Gue gak nyangka ya Sel ternyata lo kayak gitu, lo kan tau gue suka sama Angga tapi masih aja lo gaet" ujar Fidah tiba-tiba. "Kelewatan lo Sel. Gue peringatin ya sama lo jangan lagi lo deket-deket sama Angga. Ngerti lo ?" Lanjut Fidah berapi-api sambil menunjuk muka Selvi. Setelah puas menumpahkan unek-uneknya Fidah meniggalkan Selvi yang masih terdiam di tempatnya berdiri.

Selvi yang dari tadi diam saja sekarang matanya berkaca-kaca, ia tak menyangka Fidah akan berbuat seperti itu kepadanya. Tiba-tiba.

"Hey, kok nangis sih ?"

Suara itu membuatnya menoleh ke sumber suara. Angga.

"Eh... Enggak kok, Cuma kelilipan aja tadi..." ujarnya berbohong.

"Oh, mau nemenin gue jalan lagi gak ?"

Tak sengaja mata Selvi bertemu pandang dengan mata Fidah di ujung koridor, demi melihat sorot mata Fidah Selvi bingung mau menjawab apa ke Angga.

"Loh, ditanyain kok bengong. Mau gak ?"

"Ehmmm... Kayaknya gak bisa deh jadwal gue full banget nih..."

"Ya udah deh..."

Semenjak kejadian hari itu hubungan antara Angga dan Selvi semakin renggang saja. Angga nelfon gak pernah diangkat, SMS gak dibalas dan di sekolah susah banget nemuinnya. Hingga suatu hari pintu rumah Selvi di ketuk orang.

"Assalamualaikum..."

"Walaikumsalam ..." Jawab Selvi karna memang di rumah sedang tidak ada orang.

Betapa terkejutnya Selvi ketika melihat Angga berdiri di depan pintu rumahnya sekarang, perasaannya campur aduk antara senang karna ia memang sudah rindu dengan Angga atau sedih karena hal ini akan menyakiti hati Fidah.

Ternyata adegan sesaat itu di lihat oleh sepasang mata sinis di ujung kompleks. Setelah sepasang mata itu pergi...

"Sel, lo kenapa sih ? Kok kayak jauhin gue gitu ?"

"Gue gak kenapa-kenapa kok. Mending lo pulang apa kata orang entar kita berdua disini. Mana ortu
gue lagi keluar pula." Kata Selvi sambil menutup pintu tanpa bisa di cegah oleh Angga. Selvi hanya bisa menangis dibalik pintu menahan sesak di dadanya.

"Sorry Ngga. Gue gak mau persahabatan gue ama Fidah hancur gara-gara ini..." bisiknya lirih.

Sedangkan di luar rumah Angga hanya mampu menatap pintu di depannya dengan tatapan nanar tak lama kemudian ia memutuskan untuk beranjak dari sana namun tiba-tiba ia berbalik dan berteriak,

"Selvi, asal lo tau gue suka ama lo sejak pertama kita ketemu"

Setelah mendengar suara Angga tak lama terdengar pula suara deru mobil yang dipacu dengan kecepatan tinggi. Semakin pilu lah hati Selvi hingga ia menangis tersedu-sedu.

Satu jam kemudian pintu rumah Selvi kembali diketuk orang. Belum lagi kurang sedih di hati Selvi sudah ditambah dengan ocehan Fidah. Yaps yang datang adalah Fidah.

"Selvi kan gue udah ngasi tau jangan pernah lo deketin Angga lagi. Gak ngerti-ngerti ya lo ?"

"Fid dia tuh datang sendiri. Gue gak ..." lagi-lagi Fidah memotong ucapan Selvi. "Sel kalo lo bikin masalah sekali lagi sama gue, mending kita udahin aja persahabatan ini"

Karena KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang