Deburan ombak bergemuruh ketika menghantam karang, menimbulkan bunyi gemerisik yang anehnya menenangkan kalbu. Yah, setidaknya itulah pemikiran seorang gadis yang tengah berdiri menatap pantai yang membentang luas. Matanya terpejam menikmati semilir angin yang menerpanya lembut. Gadis itu merasa dengan melakukan ini, hatinya yang gelisah tak tenang sedikit mereda. Itu memang benar adanya. Setidaknya hatinya sedikit merasakan ketenangan.
Tak lama kemudian, ia membuka matanya. Matanya mengedar menatap bebatuan karang yang diterpa ombak. Lautan yang berwarna biru yang sungguh indah membuatnya sedikit menarik sudut bibirnya. Hingga suatu hal sangat membuatnya tertarik. Di sebuah batu karang yang tertinggi—yang tidak terkena deburan ombak, ia melihat seekor burung. Seekor burung putih yang bertengger dengan tenang seorang diri. Senyumnya semakin melebar. Burung itu seperti dirinya. Sendiri menikmati pemandangan ciptaan Tuhan.
Burung itu cantik. Tetapi, sayang ia seorang diri. Entah mengapa, gadis itu merasakan bahwa burung itu dalam kondisi terpuruk. Gadis itu dapat merasakannya melalui pandangan serta gerak-gerik burung itu. Burung itu menatap kedepan dan bertengger tanpa membuat gerakan apapun. Seolah nyawanya melayang entah kemana dan meninggalkan tubuhnya di bebatuan itu.
Jika ia harus menebak, maka yang ada di pikirannya adalah burung itu ditinggal oleh pasangannya. Entah ditinggal pergi, atau ditinggal mati ....
Ia terus mengamati burung itu dengan mata hazel bersinarnya, hingga ia harus menelan kekecewaan karena burung itu terbang menjauh, meninggalkannya seorang diri. Ia menghela napas berat dan kemudian kembali menatap lurus ke depan. Mata yang tadinya bersinar penuh minat itu perlahan meredup hingga akhirnya padam dan yang tersisa hanyalah kekosongan. Sebuah kenangan yang menusuk batinnya bagikan sembilu kembali menghantamnya. Setetes air matapun akhirnya jatuh dari mata yang menatap kosong kedepan itu.
_~Flashback~_
"Kyuhyun! Tunggu aku!" Gadis itu berlari sembari tertawa riang. Wajahnya sangat dipenuhi dengan binar kebahagiaan. Ia berlari, mengejar seorang pria yang ia sebut Kyuhyun itu dengan semangat yang kuat. Tentu saja ia akan melakukan apapun untuk berada didekat pria itu. Pria itu adalah segalanya. Pria itu adalah hidupnya. Namun, yang terpenting adalah ..., pria itu adalah cintanya.
Pria yang dipanggil Kyuhyun itu terus berlari menghindari kejaran gadis itu. Wajahnya pun juga dipenuhi oleh binar kebahagiaan. Angin pantai yang membawa sedikit pasir pun tak membuatnya berhenti berlari. Kyuhyun sangat menikmati saat ini. Saat dimana dirinya dapat dengan mudah mengalahkan gadis itu.
"Coba saja tangkap aku, Jinnie!" Kyuhyun memekik riang. Mereka berlari di sepanjang garis pantai dengan gema tawa yang mengiringi.
Kyuhyun terus berlari hingga sebuah pemikiran melintas di kepalanya. Ia menyeringai. Ide ini mungkin akan berjalan sangat lancar, pikirnya. Kyuhyun berhenti berlari dan kemudian berbalik. Ia tersenyum lebar dan membentangkan tangannya. Gadis yang dipanggil Jinnie itu terkejut hingga tidak sempat menghentikan larinya. Yang terjadi selanjutnya adalah ia memekik dan merasakan tubuhnya menabrak Kyuhyun dengan keras. Namun, anehnya sedetik kemudian ia merasakan tangan Kyuhyun melingkupinya. Lalu di detik berikutnya, ia bisa mendengar kekehan merdu dari Kyuhyun.
Jinnie membuka matanya yang ia tutup secara refleks tadi dan kemudian mendongak, dengan bibir yang mengerucut lucu, "kau licik, Kyu!" Jinnie mendecak kesal. Namun, Kyuhyun justru kembali tertawa. Ia sangat gemas dengan gadis yang berada di hadapannya ini. Mata hitam Kyuhyun sedikit turun untuk menatap gadis itu. "Kau menantangku untuk menangkapmu, tapi kau justru menyerahkan dirimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Leave Me (Cho Kyuhyun)
FanfictionSemua karena kebodohanku, membiarkannya menangis dan kesakitan sendirian akibat kesalahanku. Kini, setelah ia pergi aku kehilangan setengah hatiku. Peganganku yang akan menopangku ketika aku hampir terjatuh telah pergi akibat kebodohanku. Aku menco...