Part 2

113 7 4
                                    


"Woii tunggu dong" aku terus melangkahkan kakiku menuju kelas. Tapi dengan gerakan cepat David dapat mensejajarkan langkah kita. Tiba-tiba tangan kekar nyamelingkar di pundak aku.


"Jangan marah lagi yaaa" rayunya sambil mencolek daguku.


"Hmmmm"jawabku seadanya.


"Eh kalian tumben baru dateng?" Tanya Ryan yang datang bersama Nio. Kebiasaan buruk Nio, dia selalu membawa makanan banyak ditangannya, benar-benar cowok rakus.


"Tuh gara-gara temen lu" jawabku yang sambil menarik chiki yang sedari tadi dimakan oleh Nio. Aku langsung melangkahkan kakiku kekelas.


"Woiii itu makanan guaaaa" teriak Nio sepertinya sambil mengejarku karena makananya yang aku ambil. Aku berlari juga sambil tertawa kecil akibat tingkah konyol Nio.


*Authorprof*


Waktu berjalan cepat kini sudah waktunya pulang sekolah. Ara dan teman-temannya masih asik ngobrol disaat yang lainnya sudah sibuk ingin cepat-cepat pulang kerumah.


"Gua gamau balik" celoteh Ara. Jujur memang Ara paling males kalo udah denger kata pulang. Sejujurnya dia males buat pulang kerumah, bahkan gamau kalo bisa.


"Terus lu mau kemana?" Tanya Nio, dan yang lain jadi menatap Ara dengan tatapan tanya.


"Main basket yuk" ajak Ara pada teman-temannya. Ryan dan Nio terlihat sedang menimbang-nimbang ajakan Ara.


"Yaudah"jawab Ryan. Ara langsung terlihat sangat gembira, tapi tidak dengan David, dia menatap tajam Ryan. Ryan yang ditatapnya merasa bingung dengan David.


"Engga,bentar lagi hujan" sarkas David. Mendengar pernyataanya, Ara langsung murung.David memang ngeselin, batinnya.


"Bodo"tiba-tiba saja Ara menarik tangan Ryan untuk keluar dengan refleks Ryan langsung mengambil tasnya dan berjalan keluar dengan Ara. David hanya menggelengkan kepalanya karena sifat keras kepala Ara. Ara memang tipe orang yang susah untuk dibantah kemauannya. Akhirnya David dan Nio menyusul Ara anRyan ke parkiran.

Akhirnya meraka berempat pergi ketempat biasa meraka kumpul dan main bersama. Tempat yang sudah menjadi rumah kedua bagi mereka. Ya mereka memiliki tempat tersendiri yang hanya mereka berempat yang tau. Tempat yang indah yang mereka bangun bersama. Tempat yang memiliki banyak kenagan. "DRAN PLACE" itulah namatempat mereka. Tempat yang terdapat danau kecil dan terdapat rumah pohon yang indah. Tempat mereka menghabiskan waktu mereka bersama.

Setelah sampai Ara langsung lari dan menaiki rumah pohon tersebut. Ara langsung bergegas mengganti pakaiannya. Dia benar-benar tidak sabaran. Setelah mengganti pakaiannya dia langsung turun membawa bola basket.


"Hati-hatiboteng" teriak David. Ara hanya memperlihatkan tatapan muka senganya.


Setelah menaruh tasnya, Ryan dan Nio langsung menyusul Ara yang sedang bermain basket.David hanya duduk dibawah pohon sambil memandangi teman-temannya yang sedang bermain basket. Sesekali dia tertawa akibat kelakuan konyol Nio dan Ara. Ara senang sekali menjahili Nio yang memang dia itu cowok terbaik mungkin diantara Ryan dan David.


"Araawasssss!" teriak David spontan.


"Awww"ringis Ara kesakitan, sontak Ryan dan Nio langsung menghampiri Ara. Muka mereka berdua panik tapi entah harus berbuat apa, hingga David datang.


"Lo gapapa?" Tanya David sambil memegang pergelangan kaki Ara. Ara baru saja terpleset.


"Aduhh sakitt" lirih Ara sambil menangis. Sepertinya kaki Ara terkilir akibat terpeleset tadi. Dengan gerakan cepat dan hati-hati David langsung berusaha memijat kaki Ara.


"Tahan bentar ya" ucap David. Ara hanya menanggapi omongan David dalam diam. Ara mencoba menahan rasa sakitnya.


"Kalian berdua ngapain diem aja? Ambil P3K cepeatan!" teriak David. Ryan dan Nio yang merasa terpanggil mereka jadi tatap tatapan.


"Lu sana ambil" perintah Nio


"Lu ajalah yang ngambil"


"Elu"


"Elu"mendengar adu bicara antara Nio dan Ryan membuat David geram.


"Cepetannn!"teriak David. Mereka berdua tanpa aba-aba langsung berlari ke rumah pohon untuk mengambil P3K dengan gerakan cepat mereka memberikannya kepada David. Dengan cekatan David mengobati kaki Ara, dia memberi salep untuk meredakan rasa sakit di kakiAra.


"Udah mendingan? Atau mau kerumah sakit?" Tanya David pada Ara. Ara menggelengkan kepalanya. Ia merasa lebih baikan. Kakinya sudah tidak terlalu sakit.


David langsung mengangkat Ara ala bridal style. Ara yang merasa tubuhnya terangkat menjadi terperanga. Bukan hanya Ara, Nio dan Ryan pun kaget dengan sikap spontan yang ditunjukan David. David menggendong Ara sampai kemotor mereka. David menurunkannya tepat disamping motornya.


"Lo bisa naiknya? Gua anterin lu balik ya" Tanya David. Ara hanya bisa mengangguk,dia heran kenapa David sekarang jadi lebih baik dan sifat kepedeannya tuh sedikit hilang.Tapi dia senang.

Setelah David naik kemotornya, Ara pun menaiki motor David dengan perlahan.


"Kalian ambil tas gua sama Ara, gua duluan nanti kalian nyusul aja kerumah Ara" Nio dan Ryan yang mendapatkan perintah hanya mengangguk dan bergegas dengan cepat mengambil tas mereka.


Seperti tadi pagi, dengan tiba-tiba David menarik tangan Ara agar memeluknya. Dengan keadaan seperti ini, Ara merasa sangat nyaman. Dia merasa benar-benar ada malaikat pelingdung didekatnya. Malaikat yang selalu membuat nya tertawa, menolongnya, dan yang pasti selalu ada didekatnya.




HURTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang