Wedding

254 6 0
                                    

Cha Sierra telah siap dengan balutan gaun putih panjang dan Heels putih serta karangan bunga yang dikenakanya dipuncak kepalanya.

Hari ini adalah hari pernikahanya, Tampak dari raut wajahnya yang tak bersahabat hari ini, sepertinya ia tidak menyukai hari pernikahanya.

"Tampilkan senyuman Diwajahmu Sierra" Cha eun ji merapihkan karangan bunga sierra yang sedikit miring.

"Ne, Eomma" Sierra bangkit dari tempat duduknya dan sedikit mengembangkan senyumanya.

"Hari ini hari bahagiamu, Aniyo?" Cha eun menarik tangan putrinya dan berjalan beriringan menuju tempat pernikahanya.

Terlihat dari belakang tampak sesosok lelaki dengan postur tubuh yang tinggi dengan balutan jas berwarna putih dan diperlengkap dengan dasinya yang perwarna hitam. Sosoknya terlihat membelakangi Sierra.

"Itu calon suamimu" Seru Cha eun Ji.

"Mwo?" Cha sierra mengedikan bahunya, Apakah calon suami dirinya harus setinggi itu? Ah atau mungkin dirinyalah yang memang terlalu pendek?

"Mempelai keduanya telah siap?" Ucap sang pendeta sambil memegang al kitabnya.

Lelaki bertubuh tinggi itu dan Cha sierra menganggukan kepalanya dengan keraguan.

"Baiklah, Kita mulai...."

-

-

-

-

Ikrar pernikahan telah diucapkan dari kedua belah mempelai, Kini Cha sierra telah resmi menjadi istri dari lelaki berpostur tinggi yang sialnya bahkan ia tak mengenal siapa suaminya saat ini.

Lelaki berpostur tinggi itu merapatkan tubuhnya ke tubuh sierra dan menarik tengkuk sierra. Chu~

Bibir dari lelaki bertubuh tinggi itu tepat mengenai bibir sierra, Sierra hampir saja akan membentak sang lelaki jika ia tak ingat bahwa yang sedang menciumnya adalah suaminya sendiri

"Apa seperti ini perlakuanmu kepada seorang wanita yang tak kau kenali?" Cha sierra membisik tepat ditelinga lelaki berpostur tinggi saat mereka selesai berciuman.
-

-

-

"Bangunkan aku dalam mimpi ini, Hey! aku tak ingin menjadi istri mu" Ucap Sierra saat mereka telah sampai didalam rumahnya, Ralat--Rumah mereka berdua.

"Kau pikir aku ingin? Aniyo!" Pekik lelaki berpostur tubuh tinggi itu, ia menghempaskan tubuhnya ke sofa berwarna putih.

"Geureyo! Yak! itu bagus." Pekik cha sierra menghempaskan tubuhnya kesofa hitam disamping lelaki berpostur tinggi itu.

"Siapa namaMu?" Cha sierra menatap kedua bola mata suaminya yang ternyata berwarna kecoklatan.

"Park Chanyeol" lelaki berpostur tinggi itu menatap lekat mata istrinya dan mengeluarkan suara beratnya.

"Yak! Mengapa kau menatapku seperti itu?!" Sierra mengedikan bahunya dan membuang jauh-jauh pikiranya tentang bola mata park chanyeol yang indah--Ah sierra benci mengakuinya.

"Lalu mengapa kau membalas menatapku?" Park chanyeol yang tak lain adalah suami sierra sendiri merapatkan tubuhnya ke tubuh sierra.

"Yak! Kau mencoba mempermainkan ku, Ne?" Sierra malangkah berdiri dan bersiap untuk pergi kekamarnya. Ralat--kamar dirinya dan suaminya.

-

-

-

-

100 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang