(Louis' POV)
Aku adalah Louis Tomlinson. Aku adalah seorang pria yang berusia 20 tahun, tinggal sendirian di London, lajang, dan aku adalah seorang gay. Aku adalah seorang fotografer profesional. Vogue, Bazaar, Fabulous, Rolling Stones, aku bekerja untuk mereka semua. Aku cukup profesional. Well, setidaknya aku pernah tidur dengan Luke Hemmings sebelum ia menikah dengan Calum sekitar 5 bulan yang lalu. Well, kau tahu kan kalau Luke itu seorang crossdresser dan aku sedang memotretnya.
(flashback)
Ketika itu aku sedang memotret Luke untuk sampul Vogue. Dia adalah seorang artis dan... crossdresser.
"Luke, aku ingin kau memakai high heels hitam Versace. Apa kau bisa? Karena kau lebih sering memakai flatshoes.." ucapku pada Luke.
"Tidak masalah, Louis. Tentu saja aku bisa memakai heels. Aku adalah crossdresser. Dan profesional." jawabnya.
"Baiklah Luke. Oh dan aku ingin kau memakai dress warna merah dengan belahan dada yang besar." ucapku dan dia mengangguk. Veronica, asistenku, membantu Luke mengganti kostumnya. Veronica cukup cerdik untuk membuat payudara itu terlihat nyata tanpa perlu memakai fake boobs.
20 menit kemudian, Luke kembali dan berdiri di set. Aku memotretnya...
'Ya Ampun... Dia sangat menawan. Aku akan membawanya ke ranjangku.' Pikirku kotor tanpa memikirkan bahwa dia adalah pacar sahabatku, Calum.
"Semua hasil potretmu bagus semua, Luke." ujarku. "Oh tentu saja. Terima kasih. Kalau kau tidak mengarahkanku, hasilnya tidak akan bagus, Louis." ucapnya dan dia mendekat padaku. Dia mengalungkan lengannya dileherku dan muka kami hanya sejarak sekitar 10 cm. "You're a hot guy, Louis. Everybody wants around you. Including me." ucapnya.
Aku merasa kalau aku harus memanfaatkan momen ini untuk membawanya menuju ranjang tidurku. Maksudku, ayolah.. Luke cukup menggoda bagiku.
Tapi lama kelamaan, dia makin dekat menuju wajahku dan dia menyium bibirku. Dan aku menyiumnya balik. Kakinya bergelayutan di pinggangku, aku menahan kakinya dengan menggendong pahanya. Dia mulai memegang pipiku.
Dan kau pasti tahu apa yang terjadi.
Aku berhasil membawanya ke ranjangku.
(flashback off)
Aku akan kembali memotret Luke setelah 5 bulan tidak memotretnya. Tapi kali ini, ia bersama Calum. Ini akan berbeda. Dia akan menjadi sampul depan majalah Bazaar dan membahas pernikahannya. Para awak media mencari berita, paparazzi disewa, netizen heboh, dan mereka tampak bahagia.
Luke sedang berdandan dan itu akan memakan waktu 1 1/2 jam. Dan Calum sudah selesai. Dia duduk disampingku dan juga ikut menikmati secangkir Espresso hangat yang ada didepan meja. Aku pun menikmati segelas Vanilla Latte yang dingin dan ada Croissant. Kami berbincang-bincang. Dan tertawa.
"Omong-omong, Louis. Kau cukup lama melajang, kawan. Kau perlu mencari pacar Louis. Kamu pasti tidak akan betah lama sendiri. Harus ada yang akan membuatkanmu sarapan, kau peluk diranjang, seseorang yang-" ucap Calum yang kujeda.
"Benar juga apa katamu Calum. Tapi bisakah kamu berhenti berbicara banyak?" ucapku kesal.
"Maaf Louis. Tapi sebagai sahabat, aku hanya bisa memberi saran. Dan hanya kamu saja yang menyutujuinya atau tidak."
"Benar juga apa katamu, Calum. Aku tidak bisa terus lajang."
"Kau memotret banyak gadis cantik. Why you don't go for it?"
"Aku gay, Calum. Aku tidak tertarik dengan wanita. Semenarik apapun mereka hanya cantik menurutku. Tidak lebih."
"Omong-omong, Harry Styles si Popstar itu... Dia adalah sahabat Luke. Dia beralih menjadi model. Dan kau direkrut banyak majalah terkenal dan orang-orang kaya akan menyewamu. Coba saja kau dekati. Lagipula kau akan memotretnya esok lusa."
Harry Styles? Hmm... Kurasa dia boleh kudekati. Kita lihat saja apakah dia akan menjadi milikku.
(A/N):
Maafin, Hazel cuma ngasih prolog yang pendeeeeekkk banget buat awal cerita ini. Dan Hazel cuma punya hari Sabtu sama Minggu buat milikin PC. Jadi setiap weekend, aku bakalan kasih update. Btw Hazel punya question nih.
Do you ship Larry?
Happy, Larry, Peace. Hazel xx
KAMU SEDANG MEMBACA
Photograph l.s. (Larry Stylinson AU) (SLOW UPDATE)
Teen FictionCinta itu buta. Tidak mengenal waktu, tidak mengenal tempat, tidak mengenal situasi, tetap saja cinta akan membawamu untuk jatuh cinta. LARRY, CAKE, ZIAM AU