Special Part

237 11 0
                                    

For @KimTaejin_V

*YooRimPOV*

Aku nggak nyangka. Ternyata Soo Ah dan eommanya adalah keluargaku.

--flashback--

"Sooyoung-a.. imeo senang bisa bertemu denganmu lagi. Jadi imeo bisa menyampaikan ini dan menceritakan semua yang terjadi padamu."

Yoo Rim atau yang nama aslinya Sooyoung, dia menelan berat-berat ludahnya. Karna sebentar lagi dia akan mengetahui bagaimana saat ibunya hidup tanpa dirinya.

"Sooyoung-a.. Sooyoung-a."

"Jin Ri-ya.. kamu sudah sadar?"

"Eonni.. eonni dimana Sooyoung?"

"Daritadi aku tidak melihatnya. Bahkan waktu aku datang kesini, pihak rumah sakit tidak ada yang tahu anakmu itu. Karna waktu kamu kesini.. kamu hanya bersama suamimu."

"Suamiku mana eonnie?"

"Suamimu.. suamimu.. meninggal Jin Ri-yaa.."

Hikks. Hikks. Air mata pun jatuh dari pelupuk mata seorang wanita paruh baya tersebut yang masih saja terbaring di ranjang rumah sakit setelah melakukan operasi.

"Sudahlah Jin Ri-yaa.  Lebih baik kamu istirahat dulu. Aku akan keluar sebentar.". pamit kakak dari wanita paruh baya tersebut. "Soo Ah.. kamu jaga imeo kamu yaa.. eomma mau keluar sebentar." perintah wanita tersebut dengan lembut kepada anaknya yang sedari tadi digandeng.

"Ne eomma." jawab yeoja mungil tersebut. Yeoja itu pun beranjak naik ke kasur dan mulai memeluk bibinya yang terbaring sakit dan yang masih saja menangis. "Imeo.. imeo jangan nangis.. kan masih ada Soo Ah.." ucapnya tulus sambil memeluk imeonya. Wanita paruh baya itupun tersenyum dan menghentikan tangisannya. Kemudian beliau terlelap dalam pelukan tangan mungil tadi.

Setahun,

Dua tahun,

Sampai pada akhirnya belasan tahun,..

Wanita tersebut tak kunjung juga bertemu dengan anak kandungnya. Yang saat dia ingat, dia menitipkan anaknya itu kepada seorang wanita yang mungkin juga seumuran dengannya pada saat itu.

Tapi.. kesedihan itu tidak datang lama-lama. Selalu ada Soo Ah yang menghiburnya.

"Aku pulang!!" seru Soo Ah yang telah remaja. "Imeo kok di teras? Nggak dingin? Nanti imeo sakit."

"Gwaenchanha Soo Ah.. imeo nggak apa-apa. Sini duduk sebelah imeo.. imeo ingin bercerita." perintah wanita tersebut lembut sambil menepuk-nepuk kursi yang berada disebelah beliau sebagai tempat Soo Ah duduk. Soo Ah menurut dengan ajakan beliau.

"Kau tau Soo Ah-yaa.. mungkin saudaramu, Sooyoung sudah sebesarmu sekarang. Imeo ingin sekali memluknya, memasakkan makanan untuknya, dan lain-lain seperti semua ibu yang melakukan segala hal untuk anaknya."

"Imeo.. aku yakin imeo akan ketemu Sooyoung lagi."

"Kalau aku masih diberi kesempatan, aku ingin bertemu dengannya. Tapi sekarang ini hidupku sudah rawan menginjak kematian Soo Ah-yaa.. dengan umur ini.. serta penyakit yang aku derita sejak bertambahnya umur. Jika itu terjadi.. bisakah kamu menyampaikan pesanku ini Soo Ah-ya.."

"Imeo kok bilang begitu?"

Soo Ah menatap iba imeonya tersebut. Karna hari sudah gelap, Soo Ah pun mengajak eomma kandung Sooyoung untuk masuk ke dalam rumah.

1 minggi kemudian..

Apa yang dikatakan oleh imeonya benar. Kini, eomma Sooyoung sudah tidur tenang dimana ia berjalan menuju pintu surga. Saat itu pula, Soo Ah berjanji menepati janjinya untuk menyampaikan pesan imeonya saat ia bertemu Sooyoung nanti.

--FlashbackEnd--

Sekarang, Soo Ah menatapku dengan tajam. Tapi kemudian, tatapannya berubah sendu..

"Gwaenchanha?. Mianhae. Saranghae." katanya tiba-tiba.

"Itulah yang ingin disampaikan imeo kepadamu Sooyoung-a.."

Kini lepas sudah rasa keingintahuanku. Terbungkamlah bibirku. Keluarlah air mata yang sedari tadi menahan diri untuk tidak jatuh.

Aku sudah tidak bisa berkata apa-apa. Eomma.. mianhae.. aku tak ada disampingmu, bahkan sampai di akhir hayatmu.

I Want You To Be MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang