Hai Minna... Gimana kabarnya hari ini?? Semoga baik-baik saja(Amiiin!). Nah seperti yang sudah Kimi katakan cerita ini akan selesai jadi Kimi berterima kasih pada semuanya yang udah baca ama vote+comment.
\^.^.^.^.^.^.^.^.^.^.^.^.^/
Reader POV
Baiklah! Setelah sekian lama, aku akan menyatakan perasaanku. Aku sudah tidak tahan lagi.
Tapi, apa kalian tahu? Banyak hal yang terjadi beberapa tahun ini di SMP Teiko. Salah satunya adalah, ternyata Akashi-san memiliki 2 kepribadian. Aku tahu dari temanku yang merupakan manager tim basket putra, Momoi Satsuki. Jujur, aku takut dengan Akashi-san yang sekarang, bahkan menatap matanya saja sudah membuatku merinding. Ya, mata hecteromnya itu membuatku sadar, Akashi-san yang kukenal baik, lembut(What?!), walaupun agak dingin sudah berubah menjadi Akashi yang mutlak dan absolut.
Tapi, aku tetap akan menyatakan perasaanku kepada Akashi-san, walaupun menurutku kemungkinan besar dia akan menolakku, kenapa? Karena menurutku sekarang yang Akashi-san perlukan adalah kemenangan bukan cinta. Hah, memikirkan saja sudah membuatku pusing.
Sekarang aku berada di Gym. Menunggu Akashi-san yang katanya sedang ada urusan dengan pelatih mereka. Ya, aku akan menyatakan perasaanku sekarang. Untung saja disini sudah sepi jadi kalau aku ditolak, aku tidak terlalu merasa malu.
TAP TAP TAP
Ah, kudengar suara tapak kaki, sepertinya itu Akashi-san. Baiklah! Tarik nafas, hembuskan. Tarik lagi, hembuskan. Yosh! aku siap.
"[Last Name]?" panggil Akashi-san.
"A-aah Akashi-san. Hmm, ada sesuatu yang ingin kubicarakan denganmu." Ucapku dengan kepala menunduk.
"Kalau kau ingin bicara, kau harus menatap lawan bicaramu. Kalau kau menunduk begitu, itu tidak sopan." U-uh dingin sekali.
"Gomen. A-ano aku.." aduh, aku takut ditolak.
"Hmm?" cepatlah [Name], jangan membuat Akashi-san menunggu.
"A-ano.. etto.. Aku menyukaimu!" seruku dengan lantang. Ah, aku tidak berani menatapnya.
Hening beberapa saat...
"Ka-kalau kau menolakku tidak apa-apa. Aku bisa mengerti. Permisi."
Aku langsung lari keluar dari Gym. Aku tidak sanggup menerima penolakan darinya. Ternyata begini ya rasanya patah hati. Sakit sekali ketika orang yang kita cintai menolak kita.
Normal POV
[Name] terus berlari tanpa arah tujuan hingga ia sampai di sebuah taman yang cukup sepi. Ia mendudukkan dirinya disebuah bangku sambil memandang ke arah langit. Hah, jika dpikirkan, [Name] rasa ia tidak pantas untuk Akashi. Keluarga Akashi itu setara dengan bangsawan, sedangkan ia sendiri walaupun cukup kaya tapi belum sederajat dengan Akashi.
"Hah, lebih baik aku pulang saja."
"Dan meninggalkanku sendiri?"
"Eh?!"
[Name] terdiam seperti patung. Ia tidak menyangka, ada sesosok dengan surai merah duduk disampingnya. Ia benar-benar terkejut. Ia tidak menyadari ketika Akashi datang dan duduk disampingnya.
"A-Akashi-san? Sejak kapan kau.."
"Aku sudah disini dari tadi. Kau yang terlalu asik melamun."
Hening.. suasana benar-benar awkward. [Name] merasa tidak nyaman sekarang.
"Soal pernyataanmu tadi a-"
"Tidak usah dipikirkan Akashi-san, anggap saja itu candaan. Hehe." Potong [Name] cepat. Tawanya terdengar seperti tawa paksaan.
"Tch. Jangan potong pembicaraan orang lain. Dan juga, bagaimana bisa aku menganggap pernyataan cinta dari orang yang kusukai itu sebuah candaan?" ujar Akashi.
"E-eh?" Oke, [Name] terlihat seperti orang yang baru habis melihat hantu(Kimi : bukan hantu, tapi raja Iblis*tiba-tiba terjadi badai gunting di kamar Kimi* benar-benar kutukan raja iblis.)
CUP
Tiba-tiba, [Name] merasakan benda yang lembab dan lembut menyentuh bibirnya. A-astaga?! Akashi menciumnya?! [Name] hanya bisa terdiam membeku. Ia merasa semua ini adalah mimpi. Mimpi indah yang membuatnya enggan untuk bangun. Tanpa sadar air mata sudah mengalir dari mata [Eye Colour] indahnya.
"Sshhh, kenapa kau menangis? Apa aku menyakitimu?" tanya Akashi lembut setelah melepaskan ciumannya sambil menghapus air mata [Name] dan dibalas dengan gelengan dari [Name].
"Jadi [Name], sekarang kau adalah pacarku! Aku tidak menerima penolakan karena perintahku mutlak." Perintah Akashi mutlak.
"Baiklah Akashi-san." balas [Name] senang bercampur malu. Ia benar-benar bahagia hari ini. Ia pikir Akashi akan menolaknya tapi ternyata tidak.
"Panggil aku Seijurou." Ucap Akashi.
"Ha'i, Seijurou-kun."
-------------------------
Yak, akhirnya seles juga. Jujur nih, ternyata jadi Author itu tidak gampang ya, Kimi aja tadi stress saat buat chap terakhir ini, karena otak Kimi tiba-tiba blank. Cerita yang Kimi udah persiapkan kemaren dengan matang di otak, tiba-tiba tersapu oleh ombak ketiduran(?) maksudnya ide ceritanya hilang karena Kimi ketiduran. Jadinya Kimi buat cerita baru, jadi gomen kalau rada-rada gimana gituu.
Oh ya, Kimi bingung mau nulis cerita apa selanjutnya. Jadi kalau reader mempunyai ide cerita, bilang aja ke Kimi, nanti Kimi usahain membuatnya, Ok? soal fic ini, kayaknya Kimi akan buat sequelnya deh, karena menurut Kimi endingnya masih kurang gimana gitu. jadi nanti Kimi akan buat sequelnya tunggu aja ya reader semua...
Oh ya, jangan lupa baca omakenya ya, Arigatou buat reader yang membaca dan vote+comment, Kimi seneng banget dengan respon kalian^.^
Omake
Ketika [Name] berlari keluar Gym, ia tak sengaja berpapasan dengan Midorima dan Kise, tapi [Name] tidak peduli dan melanjutkan pelariannya(?). Midorima dan Kise yang melihat itu pun terheran. Tak berapa lama kemudian setelah [Name] pergi, Akashi muncul dan bertanya.
"Apa kalian melihat [Last Name]?"
"Eh, iya-ssu, aku dan Midorima-cchi melihat [Name]-cchi berlari menuju ke arah sana." Jawab Kise sambil menunjuk arah dibelakang mereka.
"Oh baiklah." Sebelum Akashi pergi mengejar [Name], Midorma bertanya.
"Memang ada apa nanodayo? Bu-bukannya aku ingin tahu, hanya saja aku heran dengan [Name]." Pfft, dasar pangeran Tsundere.
"Ah, tidak apa-apa. Dia hanya sedang senang karena aku sudah berpacaran dengannya." Jawab Akashi tenang sambil melanjutkan mengejar [Name].
Dengan kekuatan Medusa dari Akashi, Kise dan Midorima berubah menjadi patung.
"Tu-tunggu! Akashi-cchi yang merupakan titisan raja iblis sudah berpacaran-ssu?" oh Kise, jika Akashi mendengarkan perkataanmu, mungkin kau hanya tinggal nama.
"Hah, sepertinya iya nanodayo." Balas Midorima setelah sadar dari keterkejutannya.
"Aku tidak terima-ssu! Masa Akashi-cchi yang kejam begitu bisa memiliki pacar. Sedangkan aku yang ganteng ini tidak."
"Mungkin karena kau terlalu 4L4Y Kise."
Yap, seperti jawaban Midorima, kau terlalu 4LAY Kise.
"Hidoi-ssu." Dan Kise sudah menjadi butiran debu.
&&&&&&&&&&&&&&&
Gimana Omakenya? Hehehe.. gomen kalau ngga bagus.
Kise : kenapa aku digituin-ssu?
Kimi : hehehe.. kamu emang cocok kok kalau digituin. Kamu ama Aomine itu emang harus wajib jadi korban bully.
Aomine : OI!
Kimi : Hahahihihuhuhehehoho(?) *ketawa nista
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and My Emperor [Akashi Seijūrō]
Fanfiction[Akashi x Reader] ⁺ ˚ . * ✦ . ⁺ .⁺ ˚ . * ✦ . ⁺ . . ⁺ ⁺ [Under Editing] ❝ Perjalananmu dimulai ketika Akashi masuk ke dalam kehidupanmu ❞