FOUR

16.7K 768 4
                                    

Author P.O.V
"IVA!!"
Mendengar namanya dipanggil, Iva langsung berdiri dan membalik menghadap ke belakang dan di hadapannya berdiri perempuan-sok-cantik yang beresedekap angkuh

Plak!!!

Iva memegangi pipinya yg terasa panas karena tampara yang cukup kuat dari Clarissa, perempuan itu.
"Lo denger ya Va, lo tu jadi cewek nggak usah sok cantik deh, deket-deket sama Evan, lo pikir lo pantes sama Evan, lo tu cuma cewek aneh yang nggak ada cantik-cantiknya sama sekali, mending lo jauhin Evan atau gue bakalan nyakitin lo lebih dari tamparan gue tadi"
Iva terdiam menatap punggung Rissa yang semakin menjauh sambil tetap memegang pipinya yang kini terasa perih. "Iva, lo nggak kenapa-kenapa kan?" Tanya Evan yang kini berdiri di hadapan Iva sambil menatapnya khawatir, Iva hanya menggeleng dan meninggalkan Evan yang kebingungan melihatnya pergi begitu saja.

****
Iva P.O.V
"Aku pulang"
Aku membuka pintu rumahku yang terlihat sepi. Seperti biasa, jam segini ayah dan ibu belum pulang kerja. Aku melangkahkan kakiku menuju kamar dan merebahkan diriku ke kasur. Pikiranku melayang ke kejadian tadi saat istirahat di sekolah. Entah kenapa aku merasa gugup saat Evan menyapaku tadi
Kau menyukainya...
Ugh.. pikiran macam apa itu? Aku nggak mungkin suka sama Evan, dia anak baru yang beruntung bisa langsung terkenal di hari pertamanya sekolah. Lagipula Rissa akan melakukan apapun untuk menyiksaku kalau dia tahu aku suka sama Evan.
Sudahlah, memikirkannya saja membuatku pusing, lebih baik aku tidur.

Author P.O.V
Baru beberapa menit tertidur, Iva terbangun karena deringan ponselnya yang menandakan ada panggilan masuk, dengan malas Iva mengangkatnya,
"Halo?"
"Hi Iva" jawab seseorang di seberang sana. Seketika mata Iva yang tadinya sangat berat untuk dibuka kini melebar sempurna mendengar suara si penelpon,

"E-Evan?"
"Hehehe, ternyata lo hapal suara gue ya?"
"Dari mana kamu dapet no hp aku?"
"Ada deh, rahasia"
"Iva, lo ada acara gak hari ini? Kita jalan-jalan yuk"
"Aku mau belajar besok ulangan matematika"
"Kebetulan ni, besok gue juga ada ulangan matematika, gimana kalau nanti gue ke rumah lo terus lo ajarin gue, lo kan pinter, ya, mau ya, please"
"Terserah"
"Yeay... makasi Iva, see you, alamat rumah lo sms-in ke gue aja ya"

****
Iva terlihat sibuk menjelaskan materi matematika yang-katanya-tidak dimengerti oleh Evan, sedangkan Evan hanya terdiam memperhatikan Iva yang masih menjelaskan tanpa memperhatikan penjelasan dari Iva. "Kamu ke sini untuk belajar, bukan untuk ngelihatin aku" ucap Iva yang mengetahui kalau Evan sama sekali tidak memperhatikan penjelasannya.
"Ternyata kalau di rumah sama di sekolah lo beda ya, lo nggak se-ansos yang gue kira" Iva hanya melirik Evan sekilas, lalu kembali menatap bukunya.
"Aku nggak ansos"
"Tapi lo pendiam"
"Pendiam nggak berarti ansos"
"Tapi---"
"Diam dan lanjutin belajar" ucap Iva memotong kaliamat yang akan diucapkan oleh Evan yang akhirnya menyerah dan mulai memperhatikan penjelasan dari Iva yang sebenarnya sudah dipahaminya.

****
"Gue pulang dulu ya Va, bye!"
Evan melambaikan tangannya pada Iva yng masih berdiri di depan gerbang rumahnya. Iva hanya tersenyum sekilas pada Evan yang mulai menjauh dengan motor sport merahnya.
Iva merebahkan dirinya di sofa ruang tamu rumahnya, ia tidak menyangka bisa sedekat itu dengan Evan.
Iva terdiam menatap langit-langit ruang keluarga di rumahnya, sampai dirinya dikuasai oleh rasa ngantuk yang tidak dapat ditahannya lagi dan mulai tertidur dan masuk ke alam mimpi yang selalu indah baginya.

TBC....

HI!!!
Long chapter... yeay
Mumpung jamkos update dulu. Sebenarnya part ini pendek cma 250 kata.. tapi karena permintaan reader, 2 part aku gabung jadi satu.
Selamat membaca ya,,,,
Maaf kalau makin lama makin gk jelas...

AdindaS

NERDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang