Chapter 2 : Time Goes On

109 7 6
                                    

Panti Asuhan St. Martha, 2028

Umur Seyla sekarang genap 3 tahun. Seperti biasa, pihak panti asuhan merayakan ulang tahun anak asuhnya. Di usia tiga tahun ini tentu Seyla sudah mampu berjalan dan berbicara namun masih mengandung logat kebayi-bayian. Rambutnya mulai panjang, dan lihatlah! Pirang! Sungguh cantik, gadis 3 tahun ini.

Tidak ada kue tart, tidak ada balon, tidak ada tiup lilin, namun Seyla sangat bersyukur dan menampilkan senyuman yang benar-benar indah. Memang, pihak panti tidak menyediakan kue tart melainkan hanya sebatas syukuran dengan jajanan atau makanan ringan. Dengan demikian, seluruh penghuni panti bisa merasakan syukuran tersebut dengan rata. Kalau saja menyediakan kue tart, pasti ada yang tidak dapat bagian dan kecewa serta menangis. Benar-benar pemikiran bijak.

"Happy birthday Seyla, happy birthday seyla. Happy birthday happy birthday. Happy birthday..... Seylaaa.", nyanyian semua anak asuhan serta diiringi petikan gitar dan tepukan tangan. Sungguh, lihatlah sekali lagi, Seyla senyum betapa manisnya.

"Ada yang spesiall, nenek dan kakek Seyla datangg.", seru pembawa acara ulang tahun itu.

Dengan membawa kado, nenek dan kakek Seyla (alias ayah dan ibu Naresh) memasuki ruang dimana acara tersebut dilangsungkan.

Reader, perlu kalian ketahui, pihak panti sudah mengenalkan Seyla pada nenek dan kakeknya, agar pada saat diadopsi nanti Seyla bisa leluasa dan tidak ada rasa canggung.

"Ini Seyla, nenek sama kakek punya kado buat kamu.",kata nenek seraya memberikan kado pada Seyla. Dengan imutnya, Seyla memajukan tangan bermaksud menerima kado tersebut.

"Pinter cucu kakek.", kata kakek sambil tersenyum bangga. Kemudian Seyla menebarkan senyum lagi dengan menghadap kakek dan neneknya. Bayangkan betapa lucunya wajahnya saat itu.

"Kami berharap Seyla taat pada aturan, pintar pastinya. Membanggakan kakek nenek. Dan menjadi cucu kami yang paling kami sayangi.", ucap nenek dengan tangis haru dan diikuti oleh tepukan tangan.

Tiga tahun sudah meninggalnya Ana, tiga tahun pula umurnya bertambah. Begitupun Seyla. Sungguh apik deretan event dalam kehidupan Seyla.

Hari-hari Seyla lalui dalam kenyamanan ruangan Panti asuhan dan hangatnya kasih sayang yang diberikan oleh suster pembina di panti tersebut. Dia anak yang pendiam, namun banyak pergerakkan. Dia tidak habis akal. Dia pintar, kreatif, dan beride cemerlang. Apa yang ia lakukan selalu membuat para pembina terkagum akan hasil yang ia tunjukkan. Begitupun selanjutnya sampai umurnya mencapai 6 tahun.

***

Tahun 2031

Tahun 2031, tahun ganjil ini memberikan umur genap pada Seyla, 6 tahun. Iya, Seyla sudah bisa diadopsi. Menggembirakan sekali bagi kakek dan neneknya.
Dia tumbuh menjadi gadis yang bertambah cantik setiap tahunnya. Tidak hanya cantik, akhlaq serta kepribadiannya juga cantik nan suci. Rambutnya tetap pirang, panjangnya sampai setengah punggung. Hidungnya mancung, bibirnya berwarna merah dan senyumannya begitu manis, bahkan sangat manis sekali sampai semut lebih berbelok padanya daripada gula. (hiperbole)

Panti Asuhan St. Martha

"Seyla, apa kabar?", tanya nenek bahagia.
"Baik, nek"
"Sudah siap?"
"Sudah, nek. Namun Seyla tidak tega meninggalkan teman-teman disini."
"Tidak apa-apa, Seyla. Sesekali nenek akan bersedia mengantar kamu untuk menjenguk teman-teman disini. Nenek tahu perasaanmu."
"Bener, nek?, tanya Seyla dan nenekpun mengangguk sambil tersenyum kasih.
"ASSSSIIIKKKKKK.",teriak Seyla penuh kebahagian.

P.A.R.A.D.I.S.E.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang