Chapter 3 : Heavenly Heart

82 6 17
                                    

Sesampainya di rumah, nenek memarkirkan mobil di teras seperti biasa secara apik dan rapih. Seyla dengan penuh semangat turun dari mobil dan berniat untuk segera mungkin menceritakan kepada kakeknya tentang hari pertama di sekolah dasar.

Seyla berlari menyusuri teras dan ruang tamu menuju ke ruang keluarga tempat kakek biasa menonton televisi.

Saat di ruang keluarga, Seyla heran mengapa kakek tidak ada di ruang keluarga? Seyla tidak habis pikir dan tidak putus asa. Segera dia berlarian ke setiap sudut rumah. Dan....
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Ternyata kakek sedang menikmati sepiring pancake dengan siraman nutella di taman belakang rumahnya. Seylapun datang menghampiri kakek yang tengah hening menikmati pancake sambil melihat indahnya taman belakang.

"Hai, kek.", sapa Seyla

"Eh cucu kakek sudah pulang dari sekolah baru. Bagaimana harimu?",tanya kakek dengan bahagia.

"Seru, kek. Bu Mary baik sama Seyla. Tadi cuma disuruh memperkenalkan diri. Seyla juga senang karena nenek membelikan jajan tadi.",jawab Seyla. Kakek yang sebenarnya tidak tahu siapa itu Bu Mary, mencoba menerka-nerka dan meyakini bahwa Bu Mary adalah wali kelas Seyla yang baru.

"Hehe, jajan apa?",tanya kakek mengisi kekosongan.

"Hanya ciki dan minum teh, kek."jawab Seyla

"Oala, jangan banyak-banyak ciki, sayang. Nanti batuk lho."ucap kakek sambil tersenyum

"Iya kek. Cuma sedikit kok.", ucap Seyla dengan tersenyum juga.

Di tengah perbincangan, nenek berlari tergesa-gesa seakan ada yang mengejar. Aku dan kakek memandang nenek penuh isyarat bertanya 'ada apa?'

"Seyla, kakek, rumah, kita, kemalingan.",jelas nenek dengan menekankan setiap kata memberi petunjuk.

***

Seyla yang cantik dan berhati suci sangat beruntung mendapatkan kehidupan yang layak. Demikian pula kakek dan neneknya juga beruntung mendapat seorang cucu yang cantik dan berhati suci.

***

Seyla menikmati kehidupannya yang sekarang karena memang dialah seorang milik kedua orang'tua'nya.

Kakek dan neneknya sangat memanjakan Seyla. Menuruti apa saya yang Seyla mau, karena Seyla juga memberikan timbal balik ke mereka. Seyla dangat berbakti kepada mereka berdua di sisa umurnya.

Seyla sangat mensyukuri keberadaannya sekarang. Dengan asuhan kedua orang'tua'nya, dia dapat berkembang dengan baik.

***

3 tahun (kurang) kemudian

~~

Seyla sudah kelas 3 SD dan sebentar dia akan naik ke kelas 4. Dibalik semua itu kita tahu bahwa Seyla semakin dewasa, tidak lupa pula kakek neneknya yang semakin tua pula.

Di usia emasnya, nenek kakeknya sudah mulai merasakan penyakit-penyakit mulai hilir-mudik daripada tubuhnya.

***
PIIIIAAARRRRRRRRR....

Terdengar jelas suara barang pecah belah yang jatuh, tepatnya berasal dari dapur. Seyla yang sedari tadi mengerjakan tugas di dalam kamarnya, secepat mungkin berlari ke sumber suara dengan mengerahkan segenap kekuatan. Dia sudah sangat cermat dan hafal pasti...

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.....itu kakeknya.

Sudah seminggu ini sejak dokter mendiagnosa bahwa kakek Seyla terkena stroke ringan. Penyakit ini tidak tergolong berat. Jadi, saraf kakek ini bisa saja tiba-tiba malfungsi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 07, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

P.A.R.A.D.I.S.E.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang