GADIS & POHON BERNYANYI

4K 69 12
                                    

Di suatu pagi, di pinggir kota, terlihat suasana masih belum begitu ramai. Karena selain masih pagi saat ini juga sekolah sedang musim liburan, jadi tak banyak orang lalu-lalang di jalanan, terutama anak sekolah.

Saat itu juga suasana di sebuah perkampungan yang terletak di pinggiran kota. Udaranya segar di antara rimbunan pohon-pohon yang menghiasi sekitar pemukiman tersebut.

Cerah dan segarnya udara pagi ini, tak dilewatkan begitu saja oleh Adi dan Kakaknya.

Pagi itu mereka mengisi liburannya dengan memancing di sungai pinggir hutan. Akan tetapi baru beberapa saat saja Adi sudah terlihat suntuk karena tidak mendapat ikan.

"Kek, aku mulai ngantuk nih."

"Sabar... Di..."

Melihat gelagap itu Kakek segera menghibur Adi agar bersabar, dan sebagai pengusir rasa suntuknya Kakek bercerita, tentang kisah Gadis dan Pohon Bernyanyi.

Beginilah ceritanya. Di sebuah desa, tinggallah seorang perempuan bernama Gadis. Ia sudah yatim piatu, orang tuanya sudah lama meninggal. Ia tinggal bersama Tantenya.

Namun malang nasib Gadis. Tantenya sangat bengis terhadapnya. Ia sering diperlakukan tidak adil, hampir semua pekerjaan rumah ia harus tanggung sendiri.

Gadis sangat sedih, ia teringat kepada kedua orang tuanya, yang telah lama meninggal. Tapi, ia mencoba untuk tabah dan tegar.

"Aku harus kuat dan tabah..."

Begitulah Gadis menjalani kehidupannya. Hanya ketabahan dan ketegaran hatinya yan membuat ia tetap kuat menghadapi semua perintah jahat Tantenya.

Setiap hari ia harus mengambil air dari sumur, yang jaraknya sangat jauh dari rumah.

Namun tetap saja ia selalu dimarahi oleh tantenya. Walaupun ia sudah seharian bekerja.

"Jangan pulang, kalau belum selesai!"

Gadis sangat sedih. Seperti hari-hari sebelumnya, ia pergi ke pinggiran hutan, menemui sahabatnya, sebuah pohon tua.

"Pohon aku datang, hanya kamulah sahabatku, yang mau mendengarkan semua keluh kesahku, tentang jahatnya Tanteku."

Demikian Gadis selalu mencurahkan isi hatinya kepada si pohon tua.

Si pohon tua selalu bernyanyi untuk menghibur Gadis. Gadis sering tertidur dalam buaian nyanyian si pohon tua.

Suatu hari Gadis disuruh oleh tantennya untuk pergi ke pasar untuk membeli berbagai macam keperluan dapur. Dan saat itu juga seorang pengawal dari kerajaan membacakan sebuah pengumuman yang berisi: "Raja memerintahkan untuk menebang semua pohon-pohon tua yang ada di hutan untuk dijadikan kapal pesiar."

"Waaah gawaat." ucap Gadis.

Pengumuman itu sangat sangat mengjutkan dan membuat Gadis sangat sedih, karena dia pasti akan kehilangan sahabatnya.

Akhirnya pohon-pohon tua ditebang. Begitu juga dengan pohon tua sahabat Gadis, ikut ditebang juga. Karena pembuatan kapal itu membutuhkan sangat banyak kayu.

Dan selesailah kapal itu. Namun diluar dugaan, kapal itu tidak mau berlayar, bahkan tidak bergerak sedikit pun meski sudah didorong.

Raja sedih dan kecewa, melihat kepal tersebut tidak mau berlayar. Dia tidak tahu harus berbuat apa.

Rakyat pun ikut kecewa. Gadis mendengar kabar tersebut dan ingat akan sahabatnya yang telah menjadi bagian dari kapal tersebut.

Gadis berbicara dengan lembut kepada sahabatnya, si pohon tua, yang sudah menjadi kapal. Gadis membujuknya untuk mau bergerak. Akhirnya berkat pertolongan Gadis yang bersahabat dengan pohon tua itu, maka kapal pun berlayar.

Raja pun senang, melihat kapalnya bisa berlayar. Sebagai tanda terima kasih, Gadis pun diajak berlayar, bahkan akhirnya Gadis diangkat menjadi anak dan tinggal di istana.

"Terima kasih Baginda Raja."

Berkat persahabatannya dengan pohon tua tersebut, akhirnya penderitaan Gadis berakhir, kini ia hidup bahagia.

Begitulah ceritanya Di... Kakek mengakhiri ceritanya. Bila kita sabar dalam menhadapi segala hal sambil kita ulet/ tabah menjalaninya, maka hasilnya pun akan memuaskan.

Tali pancing Adi bergerak. Akhirnya Adi mendapatkan ikan juga, ia senang sekali.

"Kekek... lihat!!! Aku dapat ikan juga, ikannya besaaar...! waaah...'

Matahari mulai meninggi, tanda hari semakin siang dan mulai beranjak sore. Kakek dan Adi pun segera bersiap- siap untuk pulang.

"Ayo kita pulang, sudah nggak tahan nih ingin makan ikan goreng."

"Ayoo, kalo begitu kita balapan, siapa yang paling cepat sampai di rumah bakal makan banyak ikan ha ha..."

Matahari mulai terbenam, malam akan segera tiba. Tapi untunglah Kakek dan Adi telah tiba di rumah.



Dongeng untuk Aku dan KauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang