Luhan

57 4 1
                                    

Mira mengambil ponsel-nya dari atas nakas, menempelkannya ke telinga setelah menyentuh sejumlah nomor pada layar ponsel-nya yang sudah dihafalnya di luar kepala dengan cepat.

Dug

Dug

Dug

Jantungnya seolah menggedor dadanya dari dalam.

"Mira?"

"Gue dikuntit, Han!"

"Hah? Apa?"

"Gue dikuntit!"

"Hahahaha ... Dikuntit? Hahahaha ... Siapa yang mau nguntit lo? Lo, kan-"

"Gue serius!"

"Lo, kan, jelek, dandanan lusuh, gak ada potongan anak orang kaya, siapa yang mau nguntit lo? Hahahaha."

"Gue serius, Han.."

"Udah ya, gue sibuk!"

Tut ... Tut ...

Mira melempar ponsel-nya ke sembarang arah, lalu memeluk lututnya yang ia tekuk. Ia menggigit bibirnya sendiri. Menghela nafas berkali-kali dengan gelisah.

Ternyata percuma menelpon kakaknya itu, dia sama sekali tidak membantu.

***

Di tempat lain

Seorang pemuda tergesa-gesa memasuki sebuah ruangan. Ruangan itu bertuliskan 'Direktur Utama'.

"Pa, aku izin 3 hari, ya," kata pemuda itu.

"Mau kemana kamu, Luhan?" tanya ayah si pemuda.

"Seoul, Pa. Mira dalam bahaya."

"Bahaya?"

Luhan mengangguk. "Katanya dia dikuntit orang."

"Dikuntit?" ulang ayahnya. "Kalo gitu Papa akan kirim orang untuk menjaganya!"

"Gak perlu, Pa, aku bisa jaga dia sendiri, asal Papa kasih aku waktu 3 hari buat beresin penguntit itu," kata Luhan sambil menatap mata ayahnya untuk meyakinkannya bahwa Luhan bisa menjaga adiknya.

Jun (PS: pinjem nama wkwk) melihat anaknya, sempat ragu, namun ia mencoba percaya.

"Papa kasih kamu waktu seminggu."

Luhan melihat ayahnya tak percaya, ia lalu mengangguk dengan cepat sebelum ayahnya berubah pikiran. "Makasih, Pa."

"Pakai jet kita, kamu akan sampai di sana malam ini juga."

Luhan membungkukkan setengah badannya, kali ini ia melihat ayahnya sebagai Bos-nya. "Baik, Pak."

Luhan pergi ke arah pintu. Namun sebelum tangan Luhan memutar kenop pintu, Jun berkata,

"Jaga Mira."

***

Rumah Mira

"Gue takut di rumah sendirian, Chan, apalagi ini udah malem, lo temenin gue, dong." Mira terus saja meminta teman dekatnya itu untuk menemaninya di rumah.

"Harus sampe jam berapa gue ngomong ke elo si kalo gue lagi ngerjain tugas di rumah temen gue!"

"JADI TUGAS LEBIH PENTING DARI GUE YANG LAGI KETAKUTAN SENDIRIAN DI SINI?!"

Di seberang telpon, Chanyeol sedang mengusap-usap telinganya yang pengang akibat teriakan gadis itu.

"Bukan gitu, ini tugas harus dikumpulin besok pagi-pagi soalnya."

"Terserah! Gue sendirian aja di rumah!"

"Hedeh, iya entar gue ke s-"

Tut ... Tut ...

Mira melempar asal ponsel-nya setelah memutuskan sambungan telpon antara dirinya dan Chanyeol.

Tidak ada yang benar-benar ada saat ia benar-benar membutuhkan. Ia ingin mengadu pada ayahnya tapi pasti nanti Mira tidak akan diizinkan kemana-mana sendirian, atau lebih parahnya lagi ayahnya itu akan menyewa bodyguard.

Mira melihat ke arah jendela kamarnya, tadi penguntit itu di sana, duduk diam di atas motornya sambil menatap rumah Mira dan beberapa kali berganti posisi, dan itu berlangsung sampai jam 4 sore hingga penguntit itu pergi, setengah jam ia diam depan rumah Mira.

Mira bangkit dari tempat tidur, memeriksa setiap jendela yang ada di rumahnya. Untung semua jendela terkunci, berarti ia tidak lupa menguncinya tadi.

Mira ingat bagaimana ia memacu motornya tadi saat pulang sekolah ketika ia tahu ada yang menguntitnya. Mira tahu dengan sangat jelas bahwa orang itu mengikutinya sejak di SMA itu, SMA tempat ia latihan dance.

Ting nong...

Tiba-tiba suara bel masuk ke gendang telinga Mira.

Jangan-jangan penguntit itu mulai berani dan sekarang ia berniat masuk...

Ting nong...

Mira bergegas menuju dapur untuk mengambil apapun untuk dijadikan senjata.

Ting nong...

Ia memilih pisau dapur berukuran sedang.

DUGH! DUGH! DUGH!

Orang itu mulai tidak sabar.

"WOY BUKA!"

DEG!

Mira mengeratkan pegangannya pada gagang pisau sambil berjalan ke arah pintu.

Cklek

"Lu-"

Orang di balik pintu yang ternyata Luhan itu merentangkan tangannya lebar-lebar.

Sambil tersenyum ia berkata, "Peluk gue, Dek!"

Mira menatapnya datar.

"Iew najis."

YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang