"Pagi kak Vanyaa", sapa Nansa dengan semangatnya, tentu aku juga tidak kalah semangat.
"Pagi Nansa cantik...pagi semuanya", sapaku dengan senyumanku yg paling manis. Yay, setelah kemaren pagi suasana kurang mengenakkan, sorenya aku dibelikan mobil baru, mungkin brother sudah lelah mengantar-jemput diriku HAHAHHA....
"Entar jemput Nansa jangan lupa, main mulu".
"Iyaaaa brother", sahutku..
#########
"Lo ngeselin banget sih", bentakku kepada cowok yang baru saja menabrak mobilku ini."Ya entar gue ganti kerusakannya, Lo anak Cendekia?, bareng gue aja biar mobil lo ntar dibawa ke bengkel sm supir gue-Ayo cepet masuk", jelas cowok itu panjang lebar. Lalu kami pergi ke sekolah naik mobilnya. Ya kita satu sekolah ternyata, cukup membantu.
"Lo kelas berapa?", tanyaku memecah keheningan dalam mobil. "Gue Adit, kelas 11-IPS2" jawabnya dengan datar dan fokus menyetir, mungkin dia tidak ingin kejadian beberapa menit lalu terulang lagi..
"Gue Kelas 10 H, Vanya", aku mengatakannya. Lah bego banget sih, ngapain coba gue grogi gini. Jangan dia Van, dia senior.
Akhirnya sampe juga. "Makasih ya, oh iya mobil gue ada dibengkel mana?". semoga gak jauh-jauh dari sini deh. "Ntar lo ikut gue", Lah seenak jidat. "Gabisa, gue harus jemput ade gue di alpus", well. "Biar ntar jemput ade lo dulu trs gue anter ke bengkel-pokoknya gue tunggu lo disini nanti." egois sekali si Adit. Lebih cocok panggil nama tanpa 'kak', lebih nyaman. Lah Van, mulai gini lagi.
Aku segera bergegas masuk kelas dan disana aku belum melihat Nayla, biasanya dia selalu berangkat pagi.
Baru saja aku duduk, Iphone-ku berbunyi. Ada Line dari Layza.
Via LINE--
Nabilla Layza: Van, Dhimas minta Line lo, boleh ga?
Vanya Cantika: Iya, id:v*******
Nabilla Layza: Jangan-jangan dia suka sama lo. HAHAHA...
Vanya Cantika: dih ogah lah...
Hanya di read... oke gapenting juga.
"Vanyaaaaaaaa...." Teriak Candra memanggilku di ambang pintu. Aku mengerucutkan bibir dan menghampirinya. "Apa?!, santai kali", aku kesal dengannya.
"Dhimas nyari lo nih".
Hah?! boongan?!. Eh serius, lah ada apa? Gue buat salah sama dia emang?. "Ada apa dhim?", tanyaku dengan ekspresi yang bingung campur grogi. Karna ini pertama kalinya, ada anak cowok kelas lain yang menghampiriku dikelas.
"Ini kemaren powerbank lo, Makasih ya."
"Oh-eh.... Emm,,, Iya-ya dhim, sama-sama. Gue kira ada ap-" ucapanku terpotong karna tiba-tiba dia sudah berjalan menjauh dariku. Lah kan gue belom selesai ngomong, pea dah. Aku mendengus kesal dan masuk kekelas dengan wajah yang benar-benar ingin memakan manusia sekarang.
"Lo kenapa Van?, btw tadi Dhimas kan? Sejak kapan lo kenal dia? Apa dia gebetan baru lo?", pertanyaan Shania membuat telingaku makin panas.