Bacanya sambil bayangin yg manis2 ya teman biar feel dapet wkwk.
***
"Hai anas!"
"Haa.aahai pak dewa, anda sudah bangun"
"Jangan panggil aku dengan embel2 pak diluar kantor" jelas pak dewa "tanpa bantahan!" Jelasnya lebih jelas (mungkin ia paham anas akan membantah)
"Baiklah, lalu saya harus panggil anda dengan sebutan? Dewa? Rasanya tdk sopan pak. Ehmm dewa"
"Terserah kau asal tidak dengan embel2 pak aplg om. Huhu" dewa cekikikan akibat yang dibicarakan tadi "Lagi pula umurku masih 26 tahun hanya selisih 4 tahun dgn mu bukan?"
"Loh, bagaimana kau tahu umur kita selisih 4 tahun?" Seru anas kaget
"Huft. Aku punya semua biodata karyawan anas, aku punya arsip kalian"
"Oh begitu. Maafkan saya terlalu berbelit. Baiklah silahkan anda mandi hmm kak dewa lalu makanlah masakan saya"
"Lucu ya. Apa tadi? Kak dewa" "sudah kak ya jgn pake saya terlalu kaku dan formal anas!"
"Baiklah, aku akan siapkan makanan. Cepatlah mandi kak" lalu pipinya bersemu merah
"Kau pantas menjadi asisten rumah tangga pribadi ku anas" ledek Dewa
"Kau lihat cermin disana? Lihatlah kau sangat cantik apabila pipimu bersemu seperti itu anas"
Kata-kata dewa membuat anas makin malu senang bahagia bimbang entahlah apa yang dirasa anas. Anas bergegas pergi menuju ruang makan membawa makanan.
***
Sesampainya dimeja makan, hanya ada suara detik-detik jam dan sendok yang berperang dengan piring. Sedangkan anas menyibukan diri dengan i-phone nya.
"Hmm bagaimana masakanku? Maaf mengecewakan" ucap anas membuka pembicaraan. Ya rencana anas memasak ini itu dengan resep dibuku gagal ia memasak tumis kacang tempe toge . dan sayur asam Hihi sehat bukan, entahlah bagaimana rasa masakan anas
"Cukup memuaskan"
Hah? Cukup? Bahkan tidak ada komentar apapun? "Kalau tidak enak, anda. Hmm kakak bisa sarapan roti saja aku buatkan"
"Tidak perlu, ini sudah habis. Mana teh manis ku" balas dewa menatap mata anas
Sontak anas menunduk kaget malu bercampur aduk ia ketahuan sedang memerhatikan Dewa yang hanya dengan kemeja putih dan dasi yang masih menggelantung begitu saja.
"Ini kak" menyodorkan teh hangat
Dengan sengaja disentuhnya tangan anas oleh dewa. "Loh ini teh hangat kenapa tanganmu dingin sekali? Kau sakit?"
Segera anas menarik tanganya "tidak kak, silahkan diminum"
"Anas bisakah kau memasangkan dasi untukku? Aku harus menandatangani surat ini"
Hah? Apa dia bilang? Dasi? Apa tidak salah dengar.
"Anas apa kau tidak mendengarku? Aku segera berangkat cepatlah"."Ya, sini aku bantu"
Tangan anas dengan lihai memakaikan dasi tepat didepan meja rias kamar dewa karna tadi dewa tiba2 memanggil namanya. Tangan kanan dewa memgang pulpen dan tangan kirinya menaruh map diatas meja rias dan Yaa kalian bisa bayangkan tubuh mungilku berada tepat di tengah2 antara tangan dewa lebih tepatnya seperti (berpelukan) Oh tidak.
"Sudah kak. Aaaapa ini sudah rapi menurut kau kak?" Sambil ku arahkan tubuhnya ke cermin
"Sangatlah rapi dan cocok"
"Iya warna dasi dan jasmu sanggat cocok kak"
"Tidak. Bukan itu, kita yang cocok anas. Baiklah aku berangkat ya" seru dewa masih tetap menghadap cermin
****
Tadaa! Puas gapuas baca ajalahyaa hehe
Happy reading
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage With Him
Storie d'amorePertemuan dua insan tanpa sadar meninmbulkan rasa cinta 18+ ya dibagian tertentu. Mohon bijak saat membaca