02

103 9 1
                                    


"Tadaima!" ucap Yumiko seraya masuk ke dalam rumahnya.

"Okaerinasai, Yumiko cepat kemari. Ibu sudah buatkan makanan kesukaan kamu nih"

"Aa.. Okonomiyaki!" Yumiko langsung duduk di meja makan dan menyantap lahap Okonomiyaki yang dibuat ibunya. "Wah.. Oishii. Enak banget bu."

"Iya dong! kan ibu Master Chef di rumah ini.

"Ah ibu bisa aja. Hehe.."
Ibu yumiko membelai lembut rambut anaknya itu. Kasih sayang yang tulus, tidak dapat tersembunyikan dari belaiannya. "Yumiko, sabtu nanti ibu, ayah dan fume akan ke Fukuoka untuk ber-hanami bersama nenek. Kamu mau ikut nggak?" ajak ibu

"Mau, mau bu!" balas Yumiko yang masih asik mengunyah okonomiyaki nya. Wajahnya terlihat begitu bahagia, seakan kepedihan takut untuk mendekatinya.

Hari demi hari berlalu, Yumiko dan Nami semakin mantap untuk menjalin persahabatan di antara mereka. Yumiko pun semakin yakin bahwa Hikaru adalah lelaki yang telah memikat hatinya di Fukuoka.

Sempurna dan Bahagia. 2 kata yang mungkin menggambarkan hati Yumiko saat ini. Ia merasa telah mendapat kebahagiaannya di Tokyo. Fukuoka yang damai mungkin takkan Ia rindukan lagi. Karena ternyata di Tokyo, kedamaian ini lebih ia rasakan.

"Yumiko cepat sayang, sebentar lagi keretanya akan berangkat." Ucap ayah Yumiko pada gadis kesayangannya.

"iya sebentar lagi ayah." Balas yumiko yang sedang sibuk merapikan barang-barangnya.

Yap! Keluarga Yumiko akan berangkat ke Stasiun Shinagawa untuk menuju ke kampung halamannya. Tepat. Fukuoka.

Ayah yumiko memang sengaja memilih kereta Shinkansen untuk pejalanannya kali ini.

Sebagai salah satu kereta tercepat di dunia, Shinkansen dapat membawa keluarga Yumiko ke Fukuoka dalam waktu 5 jam saja. Infrastruktur dalam Shinkansen pun sangat bagus dan terkesan mewah. Tak ayal bagi Yumiko dan Fume bergembira menikmati perjalanannya.

"Ooh.. Fukuoka. I'm come back!" teriak Yumiko setelah sampainya di Fukuoka

"Sobo, Sofu aku kangen banget sama kalian." Ucap Fume yang langsung memeluk kakek dan neneknya, pelukannya seperti sudah 1000 tahun tidak bertemu, begitu erat. Ibu Yumiko hanya menggeleng pelan melihat tingkah laku anak-anaknya itu.

Maizuru Park. Sebuah taman yang dipenuhi pohon Sakura yang sedang bermekaran dengan indahnya. Ini adalah salah satu taman yang digemari warga Fukuoka untuk ber-hanami. Ini pula taman yang dipilih keluarga yumiko untuk ber-hanami dengan keluarga besarnya. Hanya canda dan gelak tawa yang menemani kebersamaan mereka.

Kebahagiaan penuh cinta damai.
"Sobo, cobain deh. Okonomiyaki nya aku buat sendiri lho." Ucap Yumiko sembari menyerahkan okonomiyaki pada neneknya
"sobo, mending cobain takoyaki punya aku deh. pasti rasanya lebih enak dari punya ka yumiko." Ucap Fume tak mau kalah.

"Ih apasih fume. Takoyaki nya kan yang buat ibu." Balas yumiko

"Tapikan fume bantuin juga ka!" Fume pun merengut kecil, setelah beradu argumen dengan kakaknya itu. ia juga memalingkan wajahnya dari Yumiko.

"Fume, bercanda tau! Hmm.. takoyakinya enak kok. Nanti kalau kamu merengut terus, wajah kamu jadi keriput kaya Spfu lho." Rayu yumiko yang di balas gelak tawa dari Fume

Yumiko pun menyempatkan diri untuk berkeliling di Maizuru Park ini. Walaupun belum lama ia meninggalkan fukuoka, tetapi ia sudah sangat rindu dengan suasana disini. Baginya, tidak ada kota yang mampu menandingi indahnya kota masa kecilnya ini.

"Brugghh!"

"Doumu sumimasen." Ucap seseorang yang makanannya tadi hampir jatuh tapi Yumiko telah lebih dulu menangkap dengan tangkasnya.

"Iie komaimasen yo." jawab Yumiko sambil melempar senyum termanisnnya.

"Yumiko!" - "Ka Hikaru!"
Ucap mereka bersamaan. Clipp! Pandangan mereka bertemu pada satu titik misteri. Apakah itu sebuah titik permulaan? Dimana sekejap pandangan dapat berubah menjadi sebuah anugerah? Cinta? Maybe.

Keduanya pun menatap tajam (tapi gak setajam silet) seperti ada suatu hal yang merasuk ke dalam jiwa mereka. Namun, gemuruh angin yang bertiup cukup kencang mampu membuyarkan pandangan mereka.

"Gomen." Yumiko menunuduk malu

"Iie. Yumiko, ternyata kamu disini juga." Hikau berusaha mengembalikan kondisi seperti sediakala.

"Iya ka. Kakak lagi hanami juga ya? Kebetulan banget kita ketemu disini." balas Yumiko.

"Iya, keluarga kakak tinggal disini. Jadi sekalian ngumpul deh. oh ia, tadi makasih banyak lho. Kalo ngga ada kamu, makanan kakak jadi tumpah."

"Sama-sama ka."

"Emm.. kamu udah makan belum? Kalo belum kita makan bareng di pinggir danau itu yuk.

Tenang, nanti kakak yang traktir."

"Kebetulan belum nih ka. Wah kakak gak nyesel nih traktir aku? Soalnya kan aku makannya banyak."

"Sebanyak apa sih? Nggak sebanyak pesumo kan? Hehe.."

"Ya nggak lah ka. Emang badan aku mirip pesumo ya?"

"Sedikit sih. eh maksudnya lebih sedikit makannya."

Yumiko pun menampakkan senyumnya di tengah rona pipinya yang memerah.

Akhirnya mereka menuju danau itu untuk menyantap makanan yang baru saja mereka beli.

Banyak hal yang mereka perbincangkan disana, dari mulai hobi, cita-cita sampai masalah hati. Salju-salju yang mulai mencair di tambah bunga sakura yang sedang bermekaran nampaknya sangat kontras dengan sepasang manusia yang terlihat begitu bahagia.

'Tadinya aku gak percaya tentang kekuatan cinta. Tapi kini, kekuatan cintalah yang mendorongku bertemu dengannya. Cinta itu benar-benar nyata. Dia duduk dihadapanku. Menatapku dengan senyumnya. Seakan memberikan suatu kepercayaan untuk terus menumbuhkan sebuah rasa. Cintakah?' pikir Yumiko dalam hati.

Inikah cinta?
Tuhan dekatkanlah aku dengannya karena jika aku bersamanya , hidup ini serasa nyaman.

***

Tbc

Tokyo IN LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang