Pagi yang lumayan cerah, seirama dengan suasana hati Yumiko saat ini.Ya! Sejak pertemuannya dengan Hikaru di Fukuoka, perlahan namun pasti benih-benih cinta mulai tumbuh dan bersemayam di hati Yumiko. Ia pun jadi semakin dekat dengan Hikaru dan lebih sering bertemu dengannya bahkan tanpa sepengetahuan Nami.
Hari ini yumiko memilih berangkat sekolah dengan menggunakan mini bus. Karena sepeda kesayangannya sedang mengalami perbaikan di bengkel. Selama di bis, ia menhabiskan waktunya untuk membaca novel yang telah lama ia beli bersama Nami.
Clerrk! Ia membuka sleting tasnya. Lagi-lagi suatu kecerobohan yang tampaknya telah mengakar dalam diri Yumiko. Muka Yumiko seketika berubah menjadi merah merona.
Uups! Bukan karena ia sedang bertemu lelaki tampan. Tapi karena, “5 MENIT LAGI BEL AKAN BERBUNYI?” tenng! teeng!
“Yumiko, ini surat peringatan kamu yang pertama. Kamu janji tidak akan telat lagi?” tanya bu Yamada sambil menyerahkan sebuah surat untuk yumiko. Ucapannya yang terkesan datar tapi dingin membuat suasana ruangan yang menyelimuti Yumiko semakin tampak angker. Karena Yumiko yakin, bahwa setiap siswa yang baru saja keluar dari ruangan ini pasti akan tersenyum mistis.Really?
Yumiko pun hanya mengangguk pelan, “Ya,bu!” jawabnya gugup.—
“Kenapa? Telat lagi?” tanya Nami yang langsung duduk di sebelah Yumiko.
“Iya! Bête nih aku. Padahal aku selalu bangun pagi, tapi akhirnya telat-telat juga. Huuh.” Yumiko mendengus kesal.
“Hahaa.. Ya uda lah gak usah dipikirin lagi. Nih, mending minum dulu.” Nami memberikan segelas jus pada Yumiko, “eh tapi ngomong-ngomong sifat kamu beda banget sama ka Hikaru. Dia tuh selalu datang paling awal di sekolah ini.”
“Hah? Masa sih? Emm.. gitu ya. Oiya, waktu aku hanami di Fukuoka kemarin, aku ketemu ka Hikaru lho.”
“Iya? Hmm.. Yumiko gitu ya, gak cerita-cerita.”
“ini aku mau cerita. Eh tunggu, waktu itu kamu kan janji mau cerita juga tentang ka Hikaru. Kamu lupa ya?”
“Oh iya hehe.” Balas Nami sambil garuk-garuk kepala, “Jadi siapa yang mau cerita duluan?”
“Ya udah, kamu aja dulu deh!” Yumiko menggangguk.
Nami pun mulai bercerita tentang Hikaru. Senyum dan tawa berhasil menyelinap di antara kebersamaan mereka, menyatu dalam ruang rindu kebahagiaan.
“Dan akhirnya aku menyadari bahwa aku menyukai ka Hikaru. Tapi aku belum mampu untuk mengungkapkannya.” ucap Nami mengakhiri cerita panjang lebarnya.
Jleeb! Kata-kata itu seakan menjadi panah yang di balut dengan kain emas dan dengan mudahnya menusuk dalam melewati rongga-rongga kebahagiaan di lubuk hati yumiko. Wajahnya yang sejak tadi sarat akan kebahagiaan, kini mulai berubah seiring dengan senyumnya yang perlahan menghilang.
“Yumiko, kamu kenapa?” tanya Nami khawatir sambil memperhatikan wajah Yumiko yang seketika berubah menjadi putih pucat.
“Kamu sakit?”
“Emm.. aku gak kenapa-kenapa kok. Aku Cuma lagi gak enak badan aja. Ya udah, aku pulang duluan ya?”
Yumiko pun meninggalkan Nami yang masih terpaku di tempat duduknya.
Ia mempercepat langkahnya untuk keluar dari kelas yang mulai sepi akan kerumunan manusia. Matanya jelas sekali mengisyaratkan bahwa ia benar-benar terluka. Butir demi butir air mata pun mulai berjatuhan seirama dengan derap langkah kakinya. Wajahnya terlihat begitu sembab, seakan menjelaskan pilu yang tak berujung.
‘Kenapa? Kenapa disaat aku baru saja merasakan kebahagiaan memiliki seorang sahabat dan orang yang aku suka, kini kegelisahan telah bersiap menghadang. Dan kenapa aku harus mengetahui ini sekarang?
Di saat cintaku telah tumbuh untuk ka Hikaru.’ Keluh Yumiko dalam hatinya.
Lukisan senyum dan tawa kini perlahan menjauhi Yumiko. Justru sebaliknya, wajah muram yang sarat akan kepedihan mulai menghiasi wajah cantiknya. Hubungan Nami dan Yumiko pun tampak menjauh.
Apalagi saat Nami tau, bahwa Yumiko ternyata menyukai ka Hikaru juga.
Hari-hari Yumiko tampak tak bewarna. Pelangi yang dulu selalu menghiasi kini mulai memudar.
Rasanya cukup sulit bagi Yumiko untuk memilih antara Hikaru, orang yang ia suka ataupun Nami, sahabatnya sendiri.
_____Tbc

KAMU SEDANG MEMBACA
Tokyo IN Love
RomanceAku mencintamu - Nami Tapi aku tidak mencintai Nami, tapi aku mencintai... Yumiko - Hikaru Aku lebih baik menjauh untuk kebahagiaan Nami - Yumiko