"Yumiko!" ucap salah seorang yang baru saja berpapasan dengan Yumiko,
Yumiko menoleh sedikit ke belakang.Namun, ia malah meneruskan langkahnya
"Yumiko, tunggu!" panggil orang itu 'lagi. Tapi, Yumiko sama sekali tidak menggubris panggilan kedua itu.
"Yumiko, kenapa kamu selalu menghindar ketika bertemu dengan ku? apa salahku?" ucap orang itu yang ternyata adalah Hikaru.
Kini Yumiko benar-benar menghentikan langkahnya. Namun, ia tidak sedikitpun menengok ke belakang. Sebenarnya, hati Yumiko terasa begitu sakit, karena harus menjauhi Hikaru. Tapi apa daya, ia betul-betul bingung harus berbuat apa untuk mengembalikan hubungannya dengan Nami seperti dulu lagi. Dan ketika Yumiko mencoba untuk menengok ke belakang, sosok Hikaru telah lenyap seketika menghilang dari pandangannya.
Di lain waktu, Nami yang telah merasa dikhianati oleh sahabatnya sendiri itu pun semakin mendekati hikaru. Nami selalu mencari perhatian dari hikaru dengan apapun caranya. Lama kelamaan, karena semangat yang telah tumbuh membara di hati Nami, ia pun memberanikan diri untuk menyatakan cintanyanya pada Hikaru pada jam pulang sekolah di taman belakang sekolah. Ia sengaja memilih tempat itu, karena ia tahu pasti pada jam pulang sekolah Yumiko berada di tempat itu. Ia ingin membuktikan pada Yumiko bahwa sekarang ia telah mampu menyatakan cintanya pada Hikaru.
"Hikaru, temani aku ke taman belakang sekolah yuk!" ajak Nami sambil menggandeng tangan Hikaru.
Tapi Hikaru langsung melepas genggaman tangan nami, "Untuk apa Nami? Kamu 'kan bisa kesana sendiri."
"Tapi aku ingin kakak ikut!"
"Baiklah!"
Dugaan Nami tepat. Yumiko sedang berada di tempat itu sambil membaca sebuah komik yang ia genggam erat.
"Hikaru, aku menyukaimu. Daisuki desu yo!" ucap Nami yang sengaja berbicara agak kencang. Mungkin supaya Yumiko mendengar itu.
"Emm.. Maaf Nami. Aku gak bisa. Dalam hatiku telah ada orang lain, dan itu bukan kamu. Gomen." Balas Hikaru sambil melirik sedikit ke arah yumiko lalu meninggalkan Nami yang masih terpaku.
Entah kenapa perasaan Yumiko saat itu sedikit lega. Seperti satu beban telah melayang jauh dari hidupnya.
Ya mungkin karena Yumiko dapat memastikan bahwa Hikaru tidak menyukai Nami. Dan mungkin masih ada kesempatan bagi Yumiko untuk mendapatkan hati Hikaru.
Detik waktu terus bergulir seirama dangan bumi yang masih setia mengitari sang surya. Kini musim gugur telah datang menerpa seluruh wilayah Tokyo. Bunga sakura yang indah mulai berjatuhan memenuhi sisi jalan ibu kota. Tapi, gemuruh angin yang kencang belum juga mampu membawa pergi kalut di hati Yumiko.
Ya! Sampai sekarang hati Yumiko masih di landa kalut yang tak kunjung usai. Kebahagiaan di Tokyo tampaknya mulai pergi menjauhi hidup Yumiko. Tak ada lagi pelangi. Tak ada lagi mimpi.
Yumiko mengetuk kuat kamar ibunya, ia langsung berlari menghampiri dan memeluk erat ibunya yang mulai renta itu. butiran bening pun mulai menghujani pipinya lagi.
"Ibu, Yumiko ingin kembali ke Fukuoka!" ucap Yumiko dengan nafas yang tak berturan akibat isakannya.
"Lho, kenapa sayang?" tanya ibu sambil menyibakkan rambut yang menutupi wajah anaknya itu.
"Aku udah gak mau tinggal di Tokyo bu. Pelangi telah menjauhi hidupku.
Lembaran kertas kosongku sudah menjadi kelabu. Aku ingin kembali ke Fukuoka." Yumiko semakin keras dalam isakannya.
"Sudah jangan menangis lagi nak, ayo cerita sama ibu."
Akhirnya Yumiko bercerita panjang lebar mengenai masalahnya terhadap ibunya, ditemani tetesan air mata yang hampir menyapu seluruh wajahnya. Ibu Yumiko pun hanya menggangguk pelan menandakan ia mengerti betul masalah yang sedang dihaddapi putrinya yang tengah beranjak dewasa itu.
-
Angin malam yang begitu dingin menerpa tubuh Yumiko yang sedang duduk terpaku menatap kosong ke arah jendelanya yang ia biarkan terbuka."Mengapa jalan takdir harus begini? Mengapa takdir tidak membiarkanku untuk bahagia? dan mengapa orang yang aku sukai harus disukai juga sama sahabatku sendiri? Ya Tuhan.. Aku benar-benar tidak mengerti atas jalan takdir yang telah kau
tetapkan ini. Mengapa harus begini? Apa ini pertanda, aku tak dizinkan bahagia disini, dan aku harus kembali ke Fukuoka, menjemput kebahagiaan yang mungkin masih tersisa disana."Tak terasa musim semi sudah datang kembali menyapa benih-benih sakura yang akan membuka katup-katup kelopaknya dan berbunga dengan indah.
Ujian untuk kenaikan kelas pun telah dilalui siswa di SMA Nakamura, tak terkecuali dengan Yumiko. Dengan persiapan yang maksimal, Yumiko akhirnya meraih nilai tertinggi dikelasnya.
Hati Yumiko memang bahagian, tapi tidak sepenuhnya. Karena ia telah memutuskan untuk pindah ke Fukuoka tinggal bersama neneknya.
Ya, seharusnya ia bahagia atas keputusannya. Tapi entah mengapa ada perasaan sedih di hati Yumiko karena harus meninggalkan kota Tokyo ini.
***
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Tokyo IN Love
Roman d'amourAku mencintamu - Nami Tapi aku tidak mencintai Nami, tapi aku mencintai... Yumiko - Hikaru Aku lebih baik menjauh untuk kebahagiaan Nami - Yumiko