05

24 2 0
                                    


Hari ini Yumiko masih ke SMA Nakamura untuk mengecek barang-barangnya yang mungkin masih tertinggal disana.

"Yumiko, chotto!" ucap seseorang sambil menggenggam tangan Yumiko.

Orang itu pun berhasil menghentikan langkah Yumiko, tanpa ragu Yumiko menoleh ke belakang untuk mengetahui siapa yang telah menggenggam tangannya itu.

"Ka Hikaru!" ucap Yumiko serentak dengan matanya yang menatap tajam lelaki yang ada dihadapannya.

"Yumiko, kamu mau kemana?" ucap Hikaru sambil melepas genggaman tangannya yang melekat pada Yumiko.

"Emm.. Aku.. Aku mau kembali ke Fukuoka, ka." Yumiko berkata gugup bercampur sedih, karena mungkin ini pertemuan terakhirnya dengan Hikaru.

"Mengapa kamu harus pindah?" tanya Hikaru

Yumiko tak berkutik sedikit pun. Ia tak mungkin menceritakan alasan sebenarnya pada Hikaru karena semua ini menyangkut tentang Hikaru. Ia pun sebenarnya ingin cepat-cepat pergi. Tapi sayang, Hikaru lebih dulu menggenggam tangannya kuat.

"Yumiko, kenapa kamu tidak jawab?" Hikaru terus menekan Yumiko supaya memberi jawaban padanya.

Tapi Yumiko tetap diam. Seakan tidak peduli akan pertanyaan Hikaru yang sudah berkali-kali terucap dar mulut Hikaru.

"Memangnya kenapa kalau aku pindah? Apa kakak ada masalah dengan ku?" Yumiko akhirnya angkat bicara.

Kini berganti, Hikaru yang bungkam. Pandangannya seakan menyiratkan bahwa ada kalut yang menyerang lubuk hatinya.
"Tidak Yumiko. Kakak hanya ingin kau tetap disana. Menemani kakak. Karena sungguh, kakak menyukaimu. Daisuki." Hikaru berucap tanpa ada keraguan.

Yumiko tersentak kaget. Ia benar-benar tak percaya bahwa ternyata Hikaru juga menyukainya. Seketika matanya berbinar. Benar! Mimpinya menjadi nyata.

"Aku juga menyukai kakak. Ta.. Tapi aku gak bisa." Yumiko langsung melangkahkan kaki beranjak meninggalkan Hikaru.

Ya! Ia tak mungkin menyakiti perasaan Nami jika ia menerima cinta Hikaru yang dicintai juga oleh sahabatnya itu.

"Tapi kenapa Yumiko?" Hikaru bersuara lebih keras hingga mampu menggema di seluruh ruang perpustakaan yang kebetulan hanya berisi beberapa orang saja.

Yumiko yang belum sampai pintu keluar itu pun menghentikan langkahnya mencoba untuk menenangkan hatinya yang sedang bergejolak.

"Apa ini semua karena Nami?" tanya Hikaru yang seakan mengetahui isi sebenarnya di lubuk hati Yumiko.

"kakak tau, aku gak bisa memilih antara Nami ataupun kakak. Aku sayang sama kalian berdua. Aku nggak mau menyakiti hati siapapun. Jikalau memang harus ada yang tersakiti, biarlah aku yang menanggung. Biarlah aku yang tersakiti demi kalian!" ucap Yumiko ditemani air mata yang mulai menghujani pipinya lagi.

Ia pun langsung mengusap air matanya da berlari keluar meninggalkan Hikaru yang masih berdiri mematung.

Yumiko kembali terduduk di sebuah kursi taman belakang sekolah, sambil terus menghapus air mata yang belum juga berhenti mengalir dari pelipis matanya. Ia ingin berada disini dulu untuk lebih lama, sebelum akhirnya ia benar-benar pergi ke Fukuoka.

"Yumiko!" ucap seseorang yang langsung duduk di samping Yumiko.

"Jangan menangis lagi ya." ucap orang itu sambil menghapus air mata diwajah Yumiko

"Nami!" ucap Yumiko yang langsung memeluk erat Nami.

"Maafin aku ya Nami. Aku banyak salah sama kamu." Lanjut Yumiko.

"Nggak Yumiko. Aku yang banyak salah sama kamu. Aku yang nggak pernah ngertiin perasaan kamu. Aku memang egois Yumiko. Maafin aku." Ucap Nami yang mengeluarkan air matanya juga. "Aku yang nggak pernah sadar kalau ka Hikaru hanya suka sama kamu. Tapi sekarang, mata hati aku telah terbuka. Kamu dan ka Hikaru memang ditakdirkan untuk bersama." lanjut Nami.

"Nami.." Yumiko berusaha berucap, tapi Nami lebih dulu memotongnya.

"Syuut. Sudah Yumiko, jangan bersedih lagi ya. Ka Hikaru itu untuk kamu. Lagian juga, aku udah punya pacar baru lho!"

"Hah? Siapa Nami? Kamu kok ga pernah cerita-cerita sama aku."

"Abisnya kamu sibuk belajar mulu sih. hehe"

Senyum yang telah lama menghilang di wajah Yumiko, kini pun terpampang lagi.

Mungkin karena pelangi yang selama ini terhalang awan kelabu telah bersinar kembali
____

Malam yang tak begitu dingin. Ditemani bunga sakura yang selalu terlihat indah di siang maupun malam hari. Lampu yang bersinar kelap-kelip pun menambah indahnya suasana romantis pada sepasang manusia yang terlihat begitu bahagia.
Ya! Disana, Yumiko dan Hikaru sedang duduk di sebuah kursi panjang menatap kearah langit yang dipenuhi bintang-bintang.

"Yumiko, biarlah cinta kita tumbuh di kota Tokyo ini. Dan biarkan bunga sakura yang indah itu menjadi perwakilan dari cinta kita yang abadi. Karena jika setiap bunga sakura itu gugur, akan tumbuh bunga baru yang lebih indah lagi."

***

The End

Tokyo IN LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang