"kamu ngejek aku?" jawab Nadira dengan wajah ketus.
"hehe bercanda, kalo disini ada lomba renang aku bakal ikut Nad." jawab Levi ringan.
"okey terima kasih atas perhatiannya assalamualaikum warahmatullahiwabarakatuh." Thia kembali ke tempat duduknya."yuk pulang bareng." ajak Levi.
"iya Lev." Nadira mengambil tasnya dan cepat-cepat keluar dari kelas.
"oiya Lev, aku hari ini mau dapet kiriman bouquet bunga lagi dari kakak. kamu mau aku kasih beberapa bunga? tapi nunggu bentar dirumahku mau kan?" tawar Nadira.mereka ngobrol dengan santai, didepan kelas ips terlihat dari kejauhan sosok Rifqy yang menunggu Nadira melewati kelasnya.
"Nad, kayak itu disana Rifqy yah." mengangkat lehernya karena sedikit tertutupi adik kelas yang melintasi didepan Levi.
"iya mungkin, coba aja kita lewat sana." saran Nadira.tak lama kemudian Rifqy tak ada ditempat duduknya, melainkan bermain basket bersama teman-temannya. ketika Nadira melintasi Rifqy, Rifqy tetap saja malu-malu untuk memperlihatkan dirinya untuk menyapa.
"eh Rif, ituloh." salah satu temannya Rifqy yang mendukung untuk mengharuskan Rifqy menyapa Nadira.
Rifqy tetap saja malu-malu meskipun sudah dengan paksaan halus, tetap saja malu-malu.
"ciyee.. ketemu nih ye." goda Levi.
"apaan sih." Nadira senyam-senyum gak jelas.
"sapa dong." goda Levi lagi.
"masak iya aku harus nyapa dia? males banget. harusnya dia tuh yang nyapa duluan." jawab Nadira cuek.
"iyah iyah gitu aja sewot." Levi mentertawakan Nadiramereka langsung saja menuju ke tempat parkir dan pulang.
"oiya Nad, tadi belum aku jawab yah. iya aku mau bunganya. sampe sorepun juga gak papa. aku udah biasa ko pulang malem. tapi ya gak malem-malem banget." jelas Levi sambil mengendarai motor.
"yaudah kalo gitu." membalas singkat tanya Levi.sesampai Nadira dan Levi dirumah, bouquet itu tak kunjung datang. Nadira langsung membuka pintu gerbang, untuk mempersilahkan Levi masuk.
"bentar yah tunggu disini, aku bukakan garasinya." Nadira menutup pintu gerbang.
"iyah nad." Levi mematikan mesin motornya.
"grekkkk..." Nadira membukakan garasi yang telah dikunci tadi."gih masukin motornya dulu panas tau." Nadira dengan menyipitkan kedua matanya.
Langsung saja Levi menyalakan mesin motornya, lalu memasukkan motornya ke dalam garasi Nadira.
"Nad, aku tutup yah." mengunci motornya, dan menutup garasinya.Nadira sibuk membuat es sirup. Nadira peka kalau temannya satu ini sangat kehausan dan membutuhkan minum yang dingin. Levi melepas sepatu dan kaos kakinya. Levi memasuki rumah Nadira.
"assalamualaikum." salam Levi.
"walaikumsalam, duduk aja disitu Lev. kamu istirahat di sofa dulu." Nadira sibuk dengan dapurnya.
"Nad, panas. kamu ada minum dingin?" sedikit teriak Levi dari ruang tamu, karena dapur lumayan jauh."iniii sabar yah, aku bikin es sirup. aku bingung mau bikin apa." balas Nadira.
"aduuhh.. ini yang tak tunggu-tunggu, dibantuin gak Nad?" Levi bangun dari tidur-tidurannya.
"gak usah ini udah selesai ko, kamu tunggu situ aja." jawab Nadira dari dapur.
Nadira membawakan termos kecil untuk Levi yang sedang kehausan."permisi." suara dari luar pintu gerbang.
"iyaaa.." Levi lalu keluar dari ruang tamu.
"Nad, ada tamu." teriak Levi.
Lalu Nadira menghampiri Levi.
"siapa?" tanya Nadira kepada Levi."gak tau mungkin orang yang ngirim bouquet bunga." tebak Levi dengan asal.
Nadira menghampiri orang yang sedang memanggil permisi dari tadi.
"iyaa mau cari siapa yah mas?" tanya Nadira.
"apa benar ini rumah mbak Nadira?" tanya mas-mas.
"kepoo yah mas hehe, iya ini saya sendiri." Nadira menjawab dengan tertawa.
"bisa juga yah mbaknya ini kalo goda saya. ini mbak kiriman bouquet bunga dari Diras." mas-mas mengambil dari bagasi mobil."wahh.. besar banget, makasi loh mas. eh siapa juga yang goda mas itu. aku aja cuman biar masnya gak tegang ngomong sama saya." Nadira menerima bunga itu.
"iya iya mbak, santai aja hehe. ini tanda tangan disini. wah dari pacarnya yah mbak?" tanya mas-mas.
"wah saya masih nyaman sendiri kok mas, masih belum ada yang pas."Nadira tidak bermaksud mencurahkan hatinya.
"curhat yah mbak? yasudah makasi mbak." pamit mas-mas.
"oh nggak kok mas hehe. oiya makasi yah mas sudah ngirim pesanan saya." Nadira kembali ke dalam rumah dan menutup pintu gerbang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Biarlah Bintang jatuh, Masih banyak Bintang Bertebaran
Teen FictionLelaki yang ia idamkan, sebut saja Romi. Nadira tidak tau jika Romi sudah mempunyai kekasih. hingga suatu saat, harapan itu pupus. Nadira mencoba berusaha untuk move on. entah mengapa Romi, lelaki yang ia idam-idamkan selalu terlintas didalam pikira...