***
Hari-hari Raffa hanya berdiam diri di Rumah. Dia terpaksa tidak bekerja dan keluar rumah dahulu, sebab jika dia tetap ingin bekerja maka habislah dirinya menjadi perbincangan tetangga. Untungnya Raffa sudah menghubungi seketarisnya bahwa seminggu ini dia tidak akan masuk kerja dengan alasan sakit.
Dia juga menghubungi sang Mama namun Mamanya mengatakan dia tidak dianggap sebagai anak lagi. Kejam. Dikarenakan Mamanya masih kecewa dengan anaknya itu.
"Pak, kenapa babynya belum dibawa keluar dulu. Pagi-pagi seperti ini bayi harus dibawa berjemur sebentar." Ucap Dara yang baru datang membawa sebotol susu.
Dara meilihat bayi tanpa nama itu dibaringkan di karpet oleh Raffa. Sedangkan, si empunya rumah tengah asik menukar-nukar channel TV. Bahkan Raffa tak menggubris perkatannya.
"Sayang, sayang diminum dulu susunya..."
Dara segera menggendong bayi itu dan memberikannya dodot susunya. Baby ini sangat lahap meneguk susunya. Mulut mungilnya tidak mau lepas sedikit pun dari botol susunya meskipun isinya telah habis.
"Pak, nama babynya siapa? Bapak tidak memberitahu saya sebelumnya."
Nama...
Oh ya, bahkan Raffa tidak kepikiran untuk memberi nama.
"Namanya Triono." Ucap Raffa asal.
"Triono, Pak?" Tanya Dara tidak percaya.
"Untuk bayi nakal tidak perlu nama yang modern."
"Kalau saya panggil dia, Rega, boleh Pak?" usul Dara
"Terserah kamu saja. Saya tidak ambil pusing soal itu."
Dara menganggukkan kepalanya. Dia merasa kasihan pada bayi itu. Tak sedikit pun Ayahnya peduli pada anaknya. Hingga Dara mengusulkan nama Rega yang secara asal dia pikirkan. Namun, nama Rega cukup untuk bayi yang tampan dan gembul seperti ini.
***Raffa merasa lega ketika bayi nakal ini akhirnya tidur pulas. Dengan susah payah Dara mengajarinya untuk menenangkan Baby Rega untuk diam dan segera tidur. Untungnya cara itu berhasil dan Baby Rega tertidur pulas diatas tubuh Raffa. Tumben sekali mereka kompak.
Ya, diatas tubuh Raffa. Tadi Dara yang mengusulkan. Katanya supaya ada ikatan antara Ayah dan Anak.
"Papa sama Mama gak anggap kamu anak lagi ya sebelum kamu menikahi perempuan yang kamu hamili!"
"Ma, aku tidak menghamili siapa pun. Anakmu ini masih perjaka,Ma!"
"Mama enggak percaya, kamu ini kan akal bulusnya banyak banget. Mama gak mau ya cucu Mama dididik yang gak bener sama kamu. Pacar kamu itu pasti kasihan benar dihamili sama anak tidak bertanggung jawab seperti kamu! Mama tidak pernah ngajarin kamu jadi anak yang gak bertanggung jawab!"
Tut.. tut...
Sambungan telefon Raffa dan sang Mama terputus. Raffa meruntuk kesal. Mamanya belum mau mendengarkannya. Padahal di situasi seperti ini dia membutuhkan bantuannya.
"Pak, persediaan susu Baby Rega sudah habis." Lapor Dara pada Tuannya itu.
Dalam jangka waktu seminggu Baby Rega sudah menghabiskan dua kotak susu. Anak siapa ini sebenarnya? Minum susunya overdosis.
"Kamu saja yang beli nanti saya beri uangnya. Sekalian periksa apa saja kebutuhan si Triono yang sudah habis."
"Iya Pak." Sahut Dara
Sedang enak-enaknya Raffa ingin memejamkan matanya, sesuatu yang hangat mengganggunya. Dia membuka matanya kembali. Seperti ada yang tidak beres.
"Ya tuhan! Triono, memang kamu nakal sekali ya sudah berani pipisin saya!!" Pekik Raffa menjauhkan Baby Rega a.k.a Triono darinya.
"Lho, bapak tidak pakaikan pampers yang saya kasih tadi?" tanya Dara cepat-cepat mengambil alih Baby Rega.
Terlihat baju yang Raffa kenakan tercetak basah bekas ompol dari Baby Rega aka Triono. Raffa segera melempar bajunya itu. Terlalu berlebihan untuk pria sepertinya.
"Pampers yang mana?" Tanya Raffa dengan menggebu-gebu.
"Yang saya taruh diatas nakas Bapak."
"Saya buang. Saya kira itu pampers bekas." Jawab Raffa.
Dia dengan segera mengganti bajunya setelah Baby Rega berhasil pipis padanya. Dara pun segera mengganti pakaian Baby Rega dan memakaikan pampers. Lalu, Dara segera menidurkan baby itu kembali selagi Raffa yang terus mengoceh tidak senang.
"Sebaiknya dari awal saya antar dia ke panti asuhan. Agar tidak menyusahkan seperti ini. Bagaimana bisa orang tuanya menaruhnya di depan rumah saya." Ucap Raffa menemui Dara yang tengah menidurkan baby itu.
"Bapak tidak boleh seperti itu. Jika dia bisa minta, dia tidak akan mau ditinggalkan seperti itu." Sela Dara.
"Kamu itu bukan saya. Kamu mana mengerti menjadi saya. Beban apa yang saya rasakan." Ucap Raffa lagi.
Dara menggelengkan kepalanya. Dilihatnya, Baby itu telah tidur. Perlahan Dara pun pergi.
"Saya juga belum pernah memiliki anak, Pak. Tapi saya sudah merawat beberapa anak. Tidak pernah sekali pun saya mengeluh." Gumam Dara pada Raffa.
"Ya itu kamu. Bukan saya." Balas Raffa.
Dara tidak habis pikir. Dara memilih mengalah dari perbincangan yang tidak ada habisnya ini.
***
Hei!! Hei!!! Gimme your vomments ya. Salam kecup dari Baby Trionooooo!!!

KAMU SEDANG MEMBACA
Need Babysitter!
Novela JuvenilRaffa (25 th), seorang pria muda yang terkejut ketika mendapat seorang bayi laki-laki di depan rumahnya. Dan ini masalah! Sudah dirilis di google play, pembelian silahkan klik bio ya :) Copyright © 2018 by mbades, All Rights Reserved.