***
Raffa terlihat sangat kebingungan menggendong bayi tanpa nama ini. Mamanya tidak mau -membantunya, jangankan membantu dirinya malah dituduh yang tidak-tidak. Sanking bingung tidak tahu mau buat apa, Raffa memutuskan untuk menghubungi sebuah penyedia jasa baby sitter agar membantunya.
"Diam lah! Aku bingung harus bagaimana lagi mendiamkanmu!" Sentak Raffa kearah bayi yang ada digendongannya.
Bayi itu malah semakin histeris menangis.
"Aku tidak punya susu! Bagaimana lagi mendiamkanmu—"
Ting Tung!
Suara bell berbunyi.
Raffa segera membuka pintu dan mendapati seorang perempuan berpakaian selayaknya Babysitter. Ya, sangat cepat bukan?
"Permisi... Saya Dara, Pak. Saya utusan dari agency penyedia Babysitter Harapan Ayah dan Ibu. Apa benar ini dengan Bapak Raffa Arnanda?" Tanya babysitter itu dengan sopan.
Raffa tidak suka berbelit. Diserahkannya bayi itu pada babysitter. Lalu, Raffa melenggang masuk tanpa beban. Rasanya lega karena sudah ada yang menangani bayi rewel itu.
Babysitter bernama Dara itu segera saja masuk meskipun tanpa disuruh terlebih dahulu. Dara memandangi bayi itu sebentar.
"Istri Bapak dimana? Sepertinya anak Bapak lapar? Apa dikulkas sudah ada stok asi, Pak?" Tanya sang Babysitter mengayun-ayun bayi itu di dalam gendongannya.
"Istri? Lha wong belum nikah kok. Ini juga anak dapat. " Balas Raffa cuek.
Dara menggelengkan kepalanya mendengar jawaban dari Bapak-bapak muda ini. Dilihatnya kembali bayi ini. Badannya memerah seperti baru dilahirkan. Ya, dia baru dilahirkan.
"Pak, saya boleh minta tolong sediakan air hangat untuk bayi Bapak? Sepertinya saya harus memandikannya dahulu?" tanya Dara.
"Kamu saja. Kamu disini ya untuk mengurus dia!"
"Baiklah. Bapak gendong sebentar agar saya sediakan."
"Tidak mau!" tolak Raffa.
Wah-wah, apa maunya Bapak-bapak muda ini?
"Baik! Baik! Akan aku ambilkan!" ralat Raffa segera beranjak dari tempat duduknya.
Raffa pun datang membawa air hangat dengan ember seadanya, kini tugas Babysitter itu memandikan bayi tanpa nama. Tangis bayi kecil itu langsung menjadi-jadi ketika air menyentuh kulitnya. Untung saja Babysitter itu sudah telaten mengurus anak.
Oek... oek!
Malam hari pun tiba. Tangis bayi kecil tanpa nama ini mengganggu tidur Raffa. Dengan mata mengantuk, Raffa bergerak di tengah malam untuk menggendong bayi nakal itu dari sebelahnya.
"Belum sampai seminggu kamu sudah menyusahkanku! Oh bayi nakal!" pekik Raffa ketika menggendong si bayi.
Bayi itu menangis-nangis ketika digendong oleh Raffa.
"Bisakah kamu tidak menangis! Lihat jam berapa ini bayi nakal! Kamu membangunkan aku!" sentak Raffa membuat bayi itu terdiam menatapnya dan mulai sesenggukan.
Sepertinya... Dia ingin menangis lebih kencang... Dan...
Dia menangis kencang dua kali lipat.
"Baiklah, maafkan aku nakal!" ucap Raffa mengelus kepala bayi itu dengan kasar.
Dia kira bayi ini sudah berusia 5 tahun? Bapak-bapak muda ini perlu belajar banyak ternyata.
"Seperti ini lebih baik?" tanya Raffa seolah-olah bayi itu mengerti.
Raffa menggendong bayi itu dengan mengayun.
Namun ada sesuatu rasa aneh yang dirasakan oleh Raffa. Sesuatu yang basah dan berlendir.
Begitu Raffa menoleh melihat bayi itu, ternyata tanpa disadarinya bayi nakal menyusu di dada Raffa yang tak mempunyai susu. Dan itu geli.
"Nakal! Aku tidak punya susu! Sudah kukatakan!" Pekik Raffa menjauhkan bayi itu darinya dan meletakkannya kembali ke tempat tidur.
Klek...
Pintu kamar Raffa terbuka. Tampaklah Dara yang masuk dengan tergesa-gesa sembari membawa sebotol susu formula. Semenjak menjadi babysitter untuk bayi tanpa nama itu Dara tinggal disini.
"Bapak, sebaiknya tidak marah-marah terus. Itu akan menjadi contoh tidak baik untuknya. Dia masih terlalu kecil..." Ucap Dara yang menggendong bayi itu kembali dan memberikannya sebotol susu itu.
"Aku bukan Ayahnya, dia anak dapat. Seperti yang kukatakan!"
Dara diam saja. Lelah telinganya mendengar Bapak-bapak muda ini yang marah-marah.
Si bayi kecil itu diam. Dia meminum susu dalam botol dodot bayi itu dengan cepat. Dia kelaparan di tengah malam. Untungnya bayi itu kembali terlelap tidur.
"Mulai besok buat dua botol susu dan masukkan dalam kotak penghangat. Sebelum bayi nakal itu menyusu padaku lagi!" runtuk Raffa kesal menunjukkan kausnya yang sudah basah disekitaran dadanya itu.
"Bayi ini menyusu pada Bapak?" tanya Dara dengan menahan tawa.
"Dia kira aku ini Ibunya yang bisa menghasilkan air susu. Sekarang kembalilah ke kamar, aku ingin tidur lagi."
Dara mengangguk dan pergi keluar.
***
Absurd! Hope you like it! Kasih vomments kalian yaa....

KAMU SEDANG MEMBACA
Need Babysitter!
Genç KurguRaffa (25 th), seorang pria muda yang terkejut ketika mendapat seorang bayi laki-laki di depan rumahnya. Dan ini masalah! Sudah dirilis di google play, pembelian silahkan klik bio ya :) Copyright © 2018 by mbades, All Rights Reserved.