000

2K 114 11
                                    

"Jam 5 sore?" Gumam Shania pada dirinya sendiri, "Udah jam segini kenapa Beby belum keluar juga, ya? Kebiasaan emang itu anak." Lagi. Shania berbicara pada dirinya sendiri.

Shania Junianatha. Itulah namanya. Gadis berusia 17 tahun ini memiliki paras yang cantik dan bentuk wajah yang bisa dibilang hampir sempurna atau lebih tepatnya wajah yang diinginkan oleh banyak remaja. Jelas saja, Shania memiliki kulit putih bersih, hidung yang indah, dan mata bulat hitam yang setiap kali akan menghilang ketika dia tersenyum. Satu bintik hitam kecil mendiami dagunya membuat gadis jangkung ini semakin terlihat manis ketika tersenyum.

"....Kayanya gue emang harus ke kelas lagi, deh. Mungkin aja Bebby masih ada disana. Dia kan emang kutu buku." Putusnya pada diri sendiri.

Shania memiliki sahabat yang amat dekat dengannya, Beby Chaesara Anandila. Walaupun Shania memiliki tubuh yang lebih besar darinya, namun Beby jauh lebih dewasa. Bahkan, Shania selalu bergantung pada Beby untuk semua hal yang dia lakukan. Entah apa yang terjadi padanya jika Beby tidak ada disampingnya.

Shania mengelilingi sekolahnya. Sepi. Dia tidak melihat satu orang pun. Kegiatan belajar-mengajar di SMA Harapan 48 memang telah usai 1 jam yang lalu.

Shania memasuki ruang kelas yang bertuliskan 2-A. Meja dan kursi berwarna putih pucat tertata rapi, whiteboard bertuliskan "submit your assignment on Harapan48 website. Deadline : tomorrow, 2 PM" masih terlihat jelas. Di bangku paling belakang, Shania dapat melihat Beby sedang fokus dengan laptopnya, suara ketikan dapat terdengar dari telinga Shania. "Kebiasaan," Gumamnya.

"Beby!" Panggil Shania.

Beby menoleh ke arah suara itu berasal—untuk beberapa detik dan kembali menatap monitor laptopnya.

"Beb, lo ngapain masih disini? Udah sore." Shania menghampiri Beby. Berdiri tepat disamping meja dimana sahabatnya duduk.

"Duluan" Jawab Beby singkat.

Satu kata—duluan—membuat Shania mendengus kesal, "Beb, lo ngapain? Jangan bilang lo ngerjain tugas? Yaampun tugas ini kan deadlinenya besok." Shania menghela nafas, "Ntar malem juga masih bisa dilanjutin."

Beby menoleh ke arah Shania dengan tatapan dinginnya, "Waktu adalah uang, nju. Gue gamau nyia-nyiain waktu." Beby kembali pada laptopnya, "Lagian kalo gue udah selese sama tugas ini, detik ini juga, gue ga ada beban lagi." Katanya sembari mengetik.

Shania menarik kursi dan duduk disamping Beby, "Yee Beb, lo aja kali yang lebay. Gue aja belom. Gue yakin anak-anak lain juga belum ngerjain. Yok balik? Udah jam 5 sore. Makin sore busway makin rame, Beb. Lo mau desek-desekan?"

Beby menghela nafas panjang—atau bisa dibilang dia menyetujui apa yang Shania katakan padanya, "Oke." Beby menutup laptopnya dan memasukkannya ke dalam tas hitam dengan corak Mickey Mouse—karakter kartun kesayangannya. Beby berdiri dari tempat duduknya, dan berjalan keluar kelas meninggalkan Shania.

"Njir, gue ditinggal. Beb, Beby tunggu! Aelah gue yang daritadi nungguin lo didepan gerbang udah sejaman, lo malah ninggalin gue gitu aja."

    ♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

Hai!

Ini bisa dibilang cuma perkenalan dari cerita Beby sama Shania. Gue bikin cerita Beby sama Shania yang bukan member JKT48 alias mereka cuma cewe biasa~ tapi gatau deh kedepannya gimana. Bisa aja JKT48 muncul terus mereka daftarin diri ke idol group itu. Tapi gataulah hahah liat aja kedepannya.

Plus, gue bikin karakter Beby jadi cuek disini. Kalo realnya sih Beby orangnya ga cuek-cuek banget, tapi emang cuek(?) gitulah pokoknya. Tapi disisi cueknya itu Beby manis banget sumpah :v wkwk abaikan yang ini.

Kalo responnya bagus, gue bakal lanjutin ceritanya. Vote ya, jadi gue bisa liat responnya bagus apa engga. Vote kalian itu precious banget loh :3 muehehe. Kalo votenya udah lumayan, ntar gue lanjutin ceritanya, as soon as possible sesuai permintaan. 

Mohon bantuannya ya~^^ gue newbie soalnya.


My HippocampusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang