" Aku kembali hanya untuk mu Ryu"
-I-
-Memendam Rasa-
Aku menyipitkan mata saat sinar matahari mulai menggelitik kelopak ku. Lantas menggeliat sebentar di atas tempat tidur. Gaun biru ini membuatku sedikit tak nyaman, namun aku tetap tidur dengan pakaian lengkap.
"Bangun, Ryu!" ucap Mama yang datang membawakan sarapan pagi untukku.
"Kau tidur nyenyak hari ini. Jangan lupa minum obatmu" wanita itu mengecup pelan dahiku. Lantas kembali menutup pintu kamar. Mama selalu memberiku obat anti depresi ketika ia mengetahui aku menangis semalaman.
Aku duduk di pinggiran tempat tidurku. Menyeruput setengah gelas susu putih. Lantas mengambil sebuah sandwich yang berada di atas piring putih kecil. Dan aku melihat sebuah kertas yang berada di bawahnya. Jemariku meletakan kembali sarapan pagi ku tersebut,lalu membuka kertas tersebut.
"Sebuah tempat dengan kenangan paling indah " ucapku saat membaca tulisan di kertas tersebut. Aku tak mempunyai kenangan berkesan, kecuali jika aku pernah mengatakannya dengan seseorang. Lantas terbesit sebuah ingatan dimana seorang bocah lelaki mengenggam jemariku, menyalurkan rasa hangat yang membuatku tenang. Kami duduk disebuah ayunan tua disalah satu taman yang berada di komplek rumahku. Bale mendorong tali ayunan agar aku dapat merasakaan derpaan angin kencang. Tawa renyahku terdengar sangat tulus. Dan kami menghabiskan waktu hingga tengah malam. Ia bercerita mengenai keluarganya, sahabatnya dan perempuan yang dicintai dan aku mengatakan dimana hal tersebut merupakan kenangan terindah. Hingga esoknya, dia pergi meninggalkanku dan berkata dia akan kembali untukku.
Aku berlari tanpa mengganti pakaianku. Membiarkan rambutku berantakan dengan riasan wajah yang ah, sudahlah. Aku tak peduli. Aku harus bertemu dengannya dan aku harus mengatakan bahwa aku telah mengetahui semuanya. Ya, semuanya.
"Bale!" teriakku. Tak ada Iqbal. Hanya beberapa anak kecil dengan pengasuh mereka. Aku bahkan menjadi badut tanpa bayaran di taman tersebut.
"Aku tau kau disini, Bal" gumamku pelan. Lantas seorang anak perempuan dengan rambut ikal mendatangiku, menarik ujung gaun yang kukenakan, dan memberikanku setangkai bunga mawar.
"Terima kasih" ucapku, lalu ia pergi bersama pengasuhnya dengan senyum yang ia ulaskan sebelumnya. Beberapa anak yang tengah bermain pun mendekatiku dan melakukan hal serupa dengan anak perempuan tadi. Hingga yang berada di taman tersebut hanya diriku, dan 15 tangkai bunga mawar merah.
"Ryu" aku menoleh cepat. Lelaki dengan kemeja hitam tersebut berdiri di dekat ayunan. Ia mengenggam sebuah bunga mawar, lantas melangkah mendekatiku.
"Bal aku juga sudah mengetahui semuanya. Kau bilang kau menyukai perempuan yang setiap hari selalu membeli Ice Cream cokelat, berkumpul dengan sahabatnya di sebuah jembatan yang menghubungkan dua gedung di sekolah, dan sangat mencintai warna biru. Kau juga bilang perempuan itu memiliki zodiac dimana karakteristiknya merupakan penyayang." Ucapku panjang lebar. Ia tetap memperlihatkan wajah datarnya, namun aku sadar ujung bibirnya yang ingin terangkat dan tersenyum.
"Aku lah orang dari semua ciri ciri tersebut, aku seorang Cancer, dan kau mencintaiku. " jelasku. Ia akhirnya tersenyum.
"Kau butuh waktu lama untuk menyadari itu, Ryu" ucapnya sambil mengelus rambutku pelan.
"Jadi, apakah kau mau menjadi kekasihku?" tangannya memperlihatkan bunga tersebut. Menyodorkan bunga tersebut ke hadapanku. Aku lantas menerimanya. Melengkapi bunga mawar yang berada digenggamanku hingga berjumlah 16. Tepat akhirnya "Aku mencintaimu" ucapku. Lantas ia memelukku. Mengusap pelan rambutku, dan aku dapat mendengar ia mengatakan,
"Aku juga mencintaimu." balasnya bersamaan dengan kecupan hangat yang mendarat di dahiku. "Inikah yang kau harapkan selama ini?" tanyanya.
Aku mengangguk pelan, "Ini lebih dari yang kuharapkan."
" Iqbal apakah kau selama ini adalah Bale kecil ku yang pernah meninggalkanku?" tanyaku sedih.
" Aku kembali Ryu. Untuk kamu dan kamu telat untuk menyadari bahwa aku adalah bale kecil mu." Jawabnya sambil tersenyum manis
" Aku sayang pada mu Ryu. Selamanya aku mencintai mu" katanya sambil memeluk ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memendam Rasa
Teen Fiction{Edited} Memendam Perasaan ini terlalu lama. Itulah yang dirasakan oleh 2 insan manusia yang saling mencintai. Cerita tentang Iqbal Zegrawirdana dan Ryu Reisha L. Perjalanan Cinta mereka memang melalui banyak rintangan. Tapi, Apakah kekuatan cinta m...