Aku menatap kosong api yang memakan habis kayu-kayu didepan. Mataku perih akibat abu yang tersapu angin. Dinginnya hujan malam tidak membuatku ingin bergelung di selimut dalam kamar, malah beralih duduk didepan perapian untuk menghangatkan diri. Hujan masih saja menginjakki tanah, semakin lebat hingga petir menyambar.Pikiranku mengabur, melayang kesana-kemari tak berarah tanpa tujuan, hanya melamun ditemani oleh segelas susu coklat yang sudah mendingin. Terkadang disaat seperti ini, aku sering berpikir untuk apa aku hidup hanya menyusahkan orang lain, lebih baik aku mati saja. Itu yang terbaik daripada hujatan yang menghantuiku tiap detiknya, toh setiap manusia berakhir dihadapkan oleh Tuhan juga, bukan?
Maka dari itu aku membuat tembok pertahanan, menghalau orang-orang masuk kedalam kehidupanku, supaya takkan ada yang tersakiti lagi setelahnya. Dunia ini terlalu fana dengan segala kebahagiaan semu belaka. Dari awal aku sudah mengetahuinya.
Dobrakan pintu terdengar namun tidak membuatku menoleh ke asal suara, derasnya hujan terdengar, hawa dingin masuk sampai ke tulang membuatku bergetar merinding. Tidak tahu pasti siapa yang datang, bisa jadi penjahat—aku tak pernah peduli. Tapi setelah orang itu mekakaikanku leather jaketnya, membuatku menghempaskan pikiran itu semua. Pemuda yang lebih jangkung itu memelukku erat, membenamkan keningnya pada lekukan leherku.
"Ayo kita pergi," Tak pernah mengerti dengan semua yang ia ucapkan. Kenapa harus pergi sedangkan aku sudah nyaman berada disini?
Dia memanduku untuk berdiri, lututku kebas, "Setelah ini, kalau sesuatu telah terjadi, gue yang bakal setia disisi lo,"
Kami berlari, menembus hujan yang menghantam seolah menentang alam. Hidungku memerah, badanku basah kuyup tetapi hatiku menghangat, karna tahu.
Kami menapaki jalan yang sama.
•••
colab with nu-tellaxx
KAMU SEDANG MEMBACA
Tweè Rebelious
Teen FictionAdam Ghiffari Putra sudah berpegang janji teguh kepada dirinya sendiri untuk menjaga dari siapapun-apapun--yang akan membuat adiknya terluka setelah insiden lima tahun yang lampau. Awalnya semua baik-baik saja, Adam bisa mengatasi semuanya dengan te...