Hal Yang Tidak Wajar

27 1 0
                                    

Josh, bukankah kau sudah berjanji untuk menemani ku?" Clary melipatkan kedua tangan didepan dadanya. Ia memandangi wajah Josh yang sedang sibuk membenahi perlengkapan nya selama militer.

Josh akan mengikuti pelatihan militer Angkatan Laut yang padahal sebelumnya Josh sudah berjanji untuk menemani Clary.

Sebenarnya Josh tidak tinggal di Manhattan bersama orang tua dan adiknya. Ia sudah memiliki apartment di Boston.

"Josh!" Teriak Clary pelan.

Josh hanya mendongak dengan ekspresi wajah yang menggambarkan aku sedang tidak ingin berdebat. Tapi ia langsung menyambar , "Tidak ada guna nya, Clary, kau bahkan tidak mencintai ku, untuk apa aku disini? Melihat mu membawa laki-laki lain?" Ucap Josh tanpa memandang mata adik yang ia cintai.

"Tapi hubungan kita tidak wajar, kau kakak ku, dan kita memiliki ikatan darah" Clary menghampiri Josh.

Wajah Josh seketika muram.

"Sudahlah, aku berjanji akan melupakan mu selama aku pelatihan militer, aku sudah mengirim pesan singkat ke Ayah dan Ibu.." Josh mengecup pipi Clary dengan singkat dan langsung beranjak pergi.

Dari balik pintu ganda punggung pun Josh menghilang. Clary melipatkan kedua kaki nya lalu membenamkan wajah nya diantara kedua kaki nya.

Ia masih teringat hal-hal yang pernah ia lakukan bersama Josh.

Bagaimana Josh mengasihi nya.

Tapi ia langsung menggelengkan kepala nya.

"Ini tidak wajar,Clary.

Kau harus meingkhlaskan nya" ucap Clary terhadap dirinya sendiri.

                

                        *****************

Jalan-jalan sore dengan Sugar membuat suasana hati Clary lebih baik sesudah ditinggal Josh pergi.

Mereka menyusuri jalanan yang sedikit bersalju menuju taman kota.

Dengan riang nya Sugar berlari-larian menembus salju yang berjatuhan diantara bulu-bulu nya yang tebal.

Clary memandangi danau yang hampir beku di depannya.

"Dunia terasa begitu sempit,ya" seseorang menepuk pundak Clary.

Nave? Wajah Clary langsung tersenyum.

"Hey, apa yang kau lakukan disini?" Ucap Clary sambil menyelipkan beberapa helai dari rambut nya ke belakang telinga.

"Tadi aku ingin membeli secangkir kopi di kedai seberang sana, dan aku melihat mu, omong-omong kau mau minum kopi bersama ku?" Dengan ramah nya Nave menawarkan hal itu kepada Clary. Walaupun Clary tidak terlalu suka kopi, ia mungkin akan minum espresso saja.

"Tentu, tapi aku harus mencari anjing ku terlebih dulu" Clary melayangkan kedua tangan nya seperti anak kecil. Oh sugar,ku mohon jangan pergi jauh-jauh atau aku akan kehabisan waktu bersama Nave. Ucap Clary dalam hati nya.

Mereka berdua mendatangi Sugar yang bermain salju dibalik pohon besar.

"Sugar! Kesini nak!" panggil Clary seolah Sugar adalah anak kecil.

Sugar berlari kencang ke arah Clary dan langsung menerjang badan Clary yang membuat nya terjatuh di atas tumpukan salju.

Anjing lucu itu menjilati majikan nya yang sedang tertawa akibat kegelian.

Nave yang menyaksikan pemandangan lucu itupun ikut tertawa sambil membantu Clary berdiri. Topi kupluk Clary terlepas dan membuat rambut coklat kemerah-merahan Clary terkena salju. "Anjing mu mempunyai selera humor yang tinggi" Ucap Nave sambil terkekeh dan memasangkan topi kupluk ke kepala Clary.

Clary terdiam sesaat.

"Baiklah, aku sudah tidak sabar untuk menghangatkan perut ku dengan kopi di kedai sana" Ucap Nave menarik tangan Clary yang tertutupi sarung tangan.

                 ******************

"Jadi, kau seorang kutu buku?" Ucap Clary sambil tertawa. Dan Nave mengangguk sambil tersenyum meyakinkan.

"Tapi, oh ayolah, kau tidak terlihat seperti seorang kutu buku, mana kaca mata mu, mana kaos mu yang panjang, mana buku-buku mu yang bertumpuk?" Clary terkekeh sambil menyeruput espresso yang dipesannya.

"Sungguh, aku sangat menyukai buku" Ucap Nave ikut terkekeh.

"Tapi.. Lihatlah penampilanmu, jaket kulit, serba hitam, kau lebih terlihat seperti karakter di buku City Of Bones" Dengan yakinnya Clary menyamakan Nave dengan karakter Jace—pemburu bayangan di buku City Of Bones—. "Sepertinya ia terinspirasi oleh ku" Ucap Nave yang membuat Clary tertawa.

"Apa pekerjaan mu,Clary?" ucap Nave sambil menyeruput kopi panas ditangannya.

"Aku baru saja memasuki semester pertama kuliah sastra" ucap Clary terkekeh seolah-olah ada sesuatu yang lucu.

"Bagaimana dengan mu?" sambung Clary dengan antusias.

"Aku? aku hanya membantu Ayahku" Nave memandangi wajah Clary.

Clary melihat arloji kecil yang bergantung di pergelangan tangan nya. "Nave, aku harus pulang, ini sudah melewati waktu makan malam nya Sugar" Clary langsung berdiri dan Nave merespon "Biar ku antar" "Oh tidak usah, rumah ku hanya beberapa blok dari sini" Clary menyelipkan beberapa helai rambutnya. "Baiklah" ucap Nave tersenyum kecil.

"Clary?" panggil Nave saat Clary hampir keluar dari pintu kedai kopi tua ini. Clary memalingkan badannya dan mengangkat kedua alisnya. "Ya?" "Apa kau mau pergi dengan ku Jum'at malam?" Nave menggigit bibir bawah nya.

"Tentu" senyum kecil muncul dari bibir ranum Clary.

"Baiklah, dimana aku harus menjemputmu?" Nave mendekat.

"44087 G, St.Josephine, jemput aku pukul 17, aku benar-benar harus pergi sekarang, sampai jumpa Jum'at malam" Ucap Clary terburu-buru karena Sugar yang sudah mulai menggonggong kelaparan. Nave menganggukan kepala nya dan terkekeh karena Clary yang kewalahan mengejar Sugar.
44087 G St.Josephine Ucap Nave dalam hati.

InsaneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang