"Shit, aku tidak peduli! Aku ingin semua paparazzi di bandara tadi dituntut!"
Begitu mataku terbuka, kepalaku berdenyut menyakitkan seperti ditusuk-tusuk.
"Ugh.."erangku, melihat sekeliling ruangan dan mendapati Harry yang berada tak jauh dariku berteriak kepada salah satu anak buah manajemen. Disana juga ada Liam, Zayn dan Niall disisi Harry untuk menenangkannya. Apa yang terjadi? Yang kuingat adalah ketika sampai di bandara banyak paparazzi yang mengikutiku lalu aku jatuh pingsan! Oh god!
"Hey, She's awake!"seru Niall sebelum berlari ke arahku. Ia memelukku sebentar,"Charlotte you okay?"
"I'm okay, Niall!" setelah itu Harry muncul dihadapanku, mata kami bertemu dan ia langsung membawa dirinya kepadaku. Ia mendekapku erat.
"Hey, kamu baik-baik saja?" tangannya yang hangat menyingkirkan rambut yang menutupi wajahku.
Aku mengangguk,"Di mana ini? Apa yang kamu teriakkan pada orang manajemen tadi?"tanyaku penasaran.
"Di rumah sakit dan tadi itu bukan apa-apa. Aku akan menuntut paparazzi yang menyebabkanmu seperti ini"kurasakan tangannya mengepal kuat hingga membuat buku-buku jarinya memutih. Aku menggenggamnya lalu menggelengkan kepalaku,"Tak perlu kamu lakukan hal itu, Harry! Aku baik-baik saja"ucapku sambil tersenyum berusaha meyakinkannya.
Ia melihatku heran,"Tapi kan–"
"Ku mohon, jangan membuat masalah ini menjadi panjang, Harry. Aku baik-baik saja, percaya padaku"selaku.
Ia mendengus pasrah menuruti kemauanku,"Baiklah tapi sekali lagi mereka membuatmu seperti ini akan ku selesaikan dengan caraku sendiri"aku mengangguk tersenyum padanya.
"Harry, Niall! Kita harus segera ke hotel lalu soundcheck untuk besok"seru Liam tiba-tiba dan disusul Louis dan Zayn di belakangnya. Liam memberiku senyuman permintaan maaf.
Aku bangkit mengubah posisiku menjadi duduk,"Aku sudah baikan, kita bisa ke hotel sekarang"kataku. Harry kembali menatapku ragu,"Kamu yakin?"
Aku mengangguk kemudian seorang suster datang sambil membawa kursi roda untuk membawaku ke mobil. Setelah sampai di hotel aku langsung beristirahat di kamar sambil ditemani Harry. Tak banyak yang bisa aku lakukan karena kepalaku masih sedikit sakit.
*****
"Ayo buka mulutmu, babe"
"Aku tidak mau, Harry. Aku sudah kenyang"jawabku sambil menepis sendok yang berisi bubur ke arahku. Ku kesampingkan wajahku agar Harry tidak memaksaku terus. Lalu terdengar ia mendesah putus asa dan suara mangkok diletakkan di atas meja.
"Ayolah, ini sudah malam kalau kamu tidak makan rasa sakit tidak akan hilang, Charlotte. Aku sudah bersusah payah membuatkan bubur ini untukmu"
"Harry..." aku menatapnya yang memandangku penuh keputusasaan, jika sudah begini aku tidak tega dengannya. Sial sekali aku selalu terjebak dengan mimik wajahnya yang memelas padaku.
"Baiklah, Styles! Kamu menang dan tolong jangan tunjukan ekspresi wajahmu seperti itu lagi"ucapku sambil memutarkan kedua mataku. Ia menyeringai puas lalu kembali menyuapkan sendok ke arah mulutku. Aku menganga lebar lalu menelan buburnya dengan pelan karena masih sedikit panas.
"Bagaimana rasanya? Tidak buruk, kan?"
"Tidak, cukup enak kok. Terima kasih" ia mengangguk sambil tersenyum padaku. Setelah menyuap beberapa sendok bubur, Harry membantuku meminum obat yang dokter resepkan tadi.
"Harry, besok kamu soundcheck jam berapa?"tanyaku lalu menaruh gelas air yang sudah kosong di atas meja. Aku membenarkan posisi dudukku, Harry pun yang tadinya duduk pinggir tempat tidur berpindah tempat ke sampingku lalu menarik tubuhku lebih dekat dengannya.
YOU ARE READING
The Our Life
FanfictionBUKU KETIGA DARI "THE TRUE LOVE" Kebahagiaan kembali mengisi dalam kehidupan Harry dan Charlotte setelah kembali bersama dan mereka berpikir semua masalah telah berakhir. Namun tanpa mereka sadari terdapat suatu fakta yang tersembunyi datang membu...