[Author's POV]
"Bagaimana ini, Harry? Apa bayi itu tidak apa-apa?"seru Charlotte khawatir sambil melihat dari jendela bayi mungil berjenis kelamin laki-laki yang ditemukan di taman tadi sedang diperiksa di IGD oleh dokter. Beruntung ia dan Harry segera membawanya ke rumah sakit karena disaat ditemukan suhu tubuh bayi itu sangat dingin serta menangis terus selama dalam perjalanan ke rumah sakit.
"Tenanglah, semua sudah ditangani dokter" balas Harry di sebelahnya sambil mengusap-usap lembut kedua bahu Charlotte agar tenang.
"Aku takut sekali dan tidak tega melihat bayi mungil itu kesakitan, lebih baik aku yang merasakan kesakitannya daripada bayi sekecil itu"
"Bayi itu akan baik-baik saja. Percaya padaku, kamu tak perlu setakut itu–" Harry menatap jauh ke dalam mata Charlotte sangat tergambar jelas bagaimana rasanya dulu ia sangat ketakutan ketika Darcy dan Daniel dalam kondisi kritis. Harry ikut merasakannya juga..
Tak lama kemudian sembari menunggu bayi itu selesai diperiksa dokter, Harry dan Charlotte dimintai keterangan oleh polisi mengenai kronologi penemuan bayi itu dan keterangan-keterangan yang dapat mengungkap identitas siapa orang tua kandung bayi itu. Selama dalam proses penyelidikan lebih lanjut untuk semetara waktu bayi itu akan dirawat oleh Harry dan Charlotte. Tentunya mereka tidak keberatan akan hal itu.
Sekitar dua hari diopname di rumah sakit, akhirnya bayi itu sudah bisa pulang ke rumah dan agar mempermudah dalam mengurus data untuk administrasinya Harry dan Charlotte sepakat memberi nama bayi itu 'Aiden'. Charlotte sangat bersyukur mengetahui dari dokter bahwa Aiden hanya menderita demam biasa saja yang diakibatkan terlalu lama di udara dingin serta perlu diberi vitamin dan susu untuk meningkatkan sistem imunnya. Setelah pulang dari rumah sakit mereka memutuskan mampir ke supermarket sebentar untuk membeli susu formula, popok dan perlengkapan bayi lainnya untuk Aiden. Mereka tampang senang sekali dengan kehadiran Aiden di rumah nanti.
Dua pekan kemudian...
Malam menjelang, Charlotte datang dari dapur sambil membawa segelas teh hangat untuk Harry. Karena melihat Harry sedang menggendong Aiden, ia pun menaruh gelasnya di meja lalu ikut duduk disampingnya.
"Harry, ini minumlah"
"Usst– Aiden sedang tidur" bisik Harry.
"Ups, maaf. Ia sangat pulas tidurnya setelah minum susu. Aku senang ia tampak lebih sehat daripada di rumah sakit waktu itu"ucap Charlotte dengan suara yang lebih pelan dan Harry mengangguk sependapat dengannya.
"Sini, giliranku menggendong Aiden. Aku sudah buatkan teh untukmu, jadi minumlah selagi masih hangat berhubung malam ini udaranya dingin sekali"dengan perlahan dan hati-hati Harry memindahkan gendongannya kepada Charlotte agar Aiden tidak terbangun dari tidurnya. Rasa pegal langsung terasa di lengannya membuat Harry harus merenggangkan sejenak otot-otot di lengannya. Setelah itu ia meminum perlahan teh hangat yang sudah dibuatkan Charlotte.
"Harry, polisi belum mengabari siapa identitas orangtua Aiden?"
"Belum, kita tunggu saja nanti. Jika sudah sekian lama polisi tidak mengabari kita, aku akan senang hati merawatnya sampai besar nanti. Bagaimana pendapatmu?"
"Yeah, aku setuju. Sebenarnya aku berharap polisi tidak menemukan orangtua kandungnya jadi aku bisa merawatnya seperti anakku sendiri sampai besar nanti. Aku sudah terlanjur sayang dengannya, jahat sekali ya pikiranku"tutur Charlotte sambil sesekali melihat wajah Aiden yang tampak damai dalam tidurnya.
"Ku rasa pikiranku juga sama jahatnya dengan pikiranmu"tuturnya lalu dibarengi mereka tertawa bersama.
"Kamu sudah minum obat?"

YOU ARE READING
The Our Life
FanfictionBUKU KETIGA DARI "THE TRUE LOVE" Kebahagiaan kembali mengisi dalam kehidupan Harry dan Charlotte setelah kembali bersama dan mereka berpikir semua masalah telah berakhir. Namun tanpa mereka sadari terdapat suatu fakta yang tersembunyi datang membu...